Sebut Wanita Nikmati Pemerkosaan, Penyiar Radio Prancis Picu Kemarahan

Minggu, 14 Januari 2018 - 04:10 WIB
Sebut Wanita Nikmati...
Sebut Wanita Nikmati Pemerkosaan, Penyiar Radio Prancis Picu Kemarahan
A A A
PARIS - Seorang penyiar radio Prancis memicu kemarahan publik setelah menyebut wanita korban pemerkosaan menikmati serangan tersebut. Penyiar yang merupakan mantan aktris porno itu akhirnya meminta maaf.

Brigitte Lahaie, penyiar radio berusia 62 tahun ini membuat komentar kontroversial sambil mengkritik kampanye publik melawan pelecehan dan serangan seksual bertajuak “#MeToo”.

Komentar muncul dalam sebuah diskusi dengan aktivis feminis Caroline De Haas Rabu lalu. Dia mengatakan, beberapa korban pemerkosaan bisa benar-benar menikmati prosesnya.

”Bila Anda telah menjadi korban pemerkosaan, setidaknya Anda kurang menikmati, pada kenyataannya, secara umum,” kata Lahaie, seperti dilansir Silver Times, Minggu (14/1/2018). ”Seseorang bisa menikmati saat pemerkosaan, saya harus memberitahu Anda,” ujarnya.

Setelah mendapat banyak kritik, Lahaie meminta maaf atas kata-katanya saat melakukan talk show pada Jumat malam.

Namun, dia tetap berpegang pada pandangannya bahwa wanita dapat memperoleh kenikmatan saat diperkosa, dan bahkan mengalami orgasme.

”Apa yang ingin saya katakan, karena saya tahu masalah seksualitas dari hati, kadang-kadang tubuh dan pikiran tidak sesuai,” ujarnya.

Lahaie adalah satu dari 100 wanita yang menandatangani sebuah surat terbuka yang diterbitkan oleh Le Monde pada hari Senin. Dalam surat tersebut, para aktivis, termasuk aktris Prancis Catherine Deneuve dan tokoh-tokoh terkemuka lainnya, menentang gelombang ”kebencian terhadap laki-laki” di tengah kampanye #MeToo untuk melawan pelecehan dan serangan seksual.

Gerakan #MeToo telah menyebar ke seluruh dunia sejak skandal asusila produser film Harvey Weinstein terhadap seorang wanita muncul.

Hashtag #MeToo dikampanyekan di Twitter untuk mendorong wanita memublikasikan pengalaman mereka tentang pelecehan seksual dalam upaya untuk menunjukkan prevalensi yang meluas di masyarakat pada saat ini.
(mas)
Berita Terkait
Lyon Jadi Pelabuhan...
Lyon Jadi Pelabuhan Baru Jerome Boateng
8 Bukti Prancis Kehilangan...
8 Bukti Prancis Kehilangan Pengaruh Neokolonialisme di Afrika
Prancis Imbau Warganya...
Prancis Imbau Warganya Segera Tinggalkan Pakistan
Pelaku Penyanderaan...
Pelaku Penyanderaan di Bank Prancis Masuk dalam Daftar Pemantauan
Gerakan Boikot Produk...
Gerakan Boikot Produk Prancis Raih Momentum di Bangladesh
Pogba Bantah Keluar...
Pogba Bantah Keluar dari Timnas Prancis karena Komentar Marcon
Berita Terkini
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
15 menit yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
43 menit yang lalu
Budaya Malu Korupsi...
Budaya Malu Korupsi Terkenal di Jepang, Mengapa Indonesia Tak Bisa Meniru?
58 menit yang lalu
Kondisi Genetik Langka,...
Kondisi Genetik Langka, Gadis Ini Tak Merasakan Sakit Bahkan usai Ditabrak Mobil
1 jam yang lalu
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
1 jam yang lalu
Ciptakan 22 Karyawan...
Ciptakan 22 Karyawan Palsu, Manajer HRD Ini Korupsi Rp36,2 Miliar
3 jam yang lalu
Infografis
3 Alasan Rusia Bisa...
3 Alasan Rusia Bisa Ubah Prancis Menjadi Chernobyl Raksasa
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved