Trump Buka Peluang Kembali Masuk Perjanjian Iklim Paris
Trump Buka Peluang Kembali Masuk Perjanjian Iklim Paris
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Washington dapat "kembali" ke dalam kesepakatan iklim Paris. Trump sebelumnya telah menarik AS keluar dari kesepakatan global tahun lalu.
"Kami mungkin bisa masuk kembali," ujar Trump dalam sebuah konferensi pers dengan Perdana Menteri Erna Solberg dari Norwegia seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (11/1/2018).
Kendati begitu, Trump bersikeras bahwa Perjanjian Paris merupakan kesepakatan yang buruk dan tidak adil bagi AS. Kesepakatan itu ditandatangani masyarakat internasional pada tahun 2015 dengan tujuan untuk memerangi perubahan iklim dengan membatasi kenaikan suhu global di bawah dua derajat Celcius.
"Perjanjian Paris benar-benar akan menghilangkan daya saing kami, dan kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi, saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi," tegasnya.
Kata-kata Trump mungkin berarti bahwa posisinya sebenarnya tidak berubah dari tahun lalu.
Keputusan Trump pada bulan Juni tahun lalu untuk menarik AS keluar dari kesepakatan global mengejutkan semua pihak. Keputusan itu telah memicu gelombang kemarahan dan kecemasan di dalam negeri dan juga paduan suara ketidaksetujuan di luar negeri.
"Kami mungkin bisa masuk kembali," ujar Trump dalam sebuah konferensi pers dengan Perdana Menteri Erna Solberg dari Norwegia seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (11/1/2018).
Kendati begitu, Trump bersikeras bahwa Perjanjian Paris merupakan kesepakatan yang buruk dan tidak adil bagi AS. Kesepakatan itu ditandatangani masyarakat internasional pada tahun 2015 dengan tujuan untuk memerangi perubahan iklim dengan membatasi kenaikan suhu global di bawah dua derajat Celcius.
"Perjanjian Paris benar-benar akan menghilangkan daya saing kami, dan kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi, saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi," tegasnya.
Kata-kata Trump mungkin berarti bahwa posisinya sebenarnya tidak berubah dari tahun lalu.
Keputusan Trump pada bulan Juni tahun lalu untuk menarik AS keluar dari kesepakatan global mengejutkan semua pihak. Keputusan itu telah memicu gelombang kemarahan dan kecemasan di dalam negeri dan juga paduan suara ketidaksetujuan di luar negeri.
(ian)
Explore More