Dosen Turki: Beritahu Anaknya Naik Kapal, Nabi Nuh Pakai Ponsel
A
A
A
ANKARA - Seorang dosen Turki mengklaim bahwa teknologi ponsel sudah digunakan di era Nabi Nuh. Menurutnya, sang Nabi menggunakan ponsel untuk memberi tahu anaknya agar naik kapal.
Kisah tentang “Bahtera Nuh” telah menjadi cerita yang terkenal. Kisah tersebut bahkan diabadikan dalam Alkitab dan Alquran.
Dalam riwayatnya, Nabi Nuh diperintahkan Tuhan untuk membangun sebuah bahtera karena banjir akan melanda. Dia disuruh membawa setiap pasangan hewan—jantan dan betina—yang hidup di darat atau pun yang terbang, sehingga spesies mereka bisa bertahan dan bereproduksi setelah banjir reda.
Cerita “Bahtera Nuh” diduga terjadi 10.000 tahun yang lalu. Tapi, dosen Turki bernama Dr Yavuz Ornek mengklaim bahwa teknologi modern sudah ada pada saat itu.
Dosen Ilmu Kelautan di Istanbul University itu mengatakan, Nabi Nuh saat itu sudah memiliki ponsel atau telepon genggam.
“Nuh menggunakan teleponnya untuk menelpon anaknya saat dia berada sekian kilometer jauhnya dari dia,” kata Ornek. Namun, akademisi Turki itu tidak menyebutkan apakah ponsel Nabi Nuh berjenis smartphone atau ponsel flip.
”Ada gelombang setinggi 300 sampai 400 meter dan putra Nabi Nuh berada beberapa kilometer jauhnya. Alquran mengatakan bahwa Nuh berbicara dengan anaknya. Tapi bagaimana mereka bisa berkomunikasi? Apakah itu sebuah keajaiban? Bisa jadi. Tapi kami yakin dia berkomunikasi dengan anaknya melalui telepon genggam,” kata Ornek kepada saluran TRT yang dikelola negara Turki, yang dikutip Kamis (11/1/2018).
Pendapat unik tentang kisah Nabi Nuh tidak sampai di situ. Dia juga mengklaim bahwa bahtera tersebut dibangun dengan menggunakan pelat baja, bukan kayu. Bahkan, kata dia, kapal tersebut menggunakan energi nuklir.
”Saya seorang ilmuwan, saya berbicara untuk sains,” kata Ornek menegaskan kapasitasnya untuk mendukung klaim unik itu.
Dalam kita suci, banjir kala itu surut setelah 40 hari 40 malam. Menurut Ornek, Nabi Nuh tidak menggunakan burung merpati seperti yang dikatakan dalam Alkitab untuk mengecek kondisi banjir. Sebagai gantinya, dia menggunakan pesawat tak berawak.
”Begini, mengapa Anda mengirim seekor merpati saat ada teknologi canggih yang tersedia?,” ujar Ornek ketika penyiar TRT skeptis tentang klaimnya tanpa ada bukti ilmiah.
Kisah tentang “Bahtera Nuh” telah menjadi cerita yang terkenal. Kisah tersebut bahkan diabadikan dalam Alkitab dan Alquran.
Dalam riwayatnya, Nabi Nuh diperintahkan Tuhan untuk membangun sebuah bahtera karena banjir akan melanda. Dia disuruh membawa setiap pasangan hewan—jantan dan betina—yang hidup di darat atau pun yang terbang, sehingga spesies mereka bisa bertahan dan bereproduksi setelah banjir reda.
Cerita “Bahtera Nuh” diduga terjadi 10.000 tahun yang lalu. Tapi, dosen Turki bernama Dr Yavuz Ornek mengklaim bahwa teknologi modern sudah ada pada saat itu.
Dosen Ilmu Kelautan di Istanbul University itu mengatakan, Nabi Nuh saat itu sudah memiliki ponsel atau telepon genggam.
“Nuh menggunakan teleponnya untuk menelpon anaknya saat dia berada sekian kilometer jauhnya dari dia,” kata Ornek. Namun, akademisi Turki itu tidak menyebutkan apakah ponsel Nabi Nuh berjenis smartphone atau ponsel flip.
”Ada gelombang setinggi 300 sampai 400 meter dan putra Nabi Nuh berada beberapa kilometer jauhnya. Alquran mengatakan bahwa Nuh berbicara dengan anaknya. Tapi bagaimana mereka bisa berkomunikasi? Apakah itu sebuah keajaiban? Bisa jadi. Tapi kami yakin dia berkomunikasi dengan anaknya melalui telepon genggam,” kata Ornek kepada saluran TRT yang dikelola negara Turki, yang dikutip Kamis (11/1/2018).
Pendapat unik tentang kisah Nabi Nuh tidak sampai di situ. Dia juga mengklaim bahwa bahtera tersebut dibangun dengan menggunakan pelat baja, bukan kayu. Bahkan, kata dia, kapal tersebut menggunakan energi nuklir.
”Saya seorang ilmuwan, saya berbicara untuk sains,” kata Ornek menegaskan kapasitasnya untuk mendukung klaim unik itu.
Dalam kita suci, banjir kala itu surut setelah 40 hari 40 malam. Menurut Ornek, Nabi Nuh tidak menggunakan burung merpati seperti yang dikatakan dalam Alkitab untuk mengecek kondisi banjir. Sebagai gantinya, dia menggunakan pesawat tak berawak.
”Begini, mengapa Anda mengirim seekor merpati saat ada teknologi canggih yang tersedia?,” ujar Ornek ketika penyiar TRT skeptis tentang klaimnya tanpa ada bukti ilmiah.
(mas)