Suhu Panas Landa Australia, AS Badai Salju
A
A
A
SYDNEY - Cuaca ekstrem yang sangat berlawanan sedang melanda Australia dan Amerika Serikat (AS). Kota Sydney, Australia, dihantam gelombang panas hingga temperatur mencapai 47,3 derajat Celsius.
Sebaliknya sebagian wilayah AS justru mengalami badai salju dengan temperatur bisa mencapai -46 derajat Celsius. Sydney menjadi ibu kota terpanas pada awal tahun ini karena dihantam gelombang panas yang kering dari Australia Tengah hingga New South Wales (NSW).
Minggu (7/1/2018) pun menjadi hari paling ekstrem panasnya pada awal tahun di NSW dan beberapa bagian Australia. Wilayah yang mencapai titik terpanas adalah Penrith, Sydney Barat, dengan warganya mengalami kepanasan luar biasa.
“Penrith menjadi wilayah terpanas dengan temperatur 47,3 derajat Celsius,” demikian keterangan Badan Meteo rologi NSW seperti dilansir BBC. Pada 11 Februari 2017, suhu terpanas di Penrith mencapai 47 derajat Celsius. Sydney pernah mencapai rekor kota terpanas pada 1939 dengan suhu hingga 47,8 derajat Celsius.
Otoritas pemadam kebakaran NSW pun memperingat kan warga Sydney dan sekitarnya tentang bahaya kebakaran. Deputi Komisioner Badan Pemadam Kebakaran NSW Rob Rogers menegaskan adanya ancaman denda 1.300 dolar Australia (Rp13,7 juta) bagi orang yang membuang puntung rokok sembarangan. Otoritas Pemerintah NSW menyarankan penduduk lokal untuk tetap berada di rumah.
Pasalnya Badan Meteorologi NSW memperingatkan akan adanya ancaman petir dan angin dengan kecepatan 90km/jam. Di Melbourne, Victoria, otoritas kesehatan juga meminta warga yang memiliki penyakit agar berhati-hati dan selalu menjadi kesehatan. “Kondisi saat ini seperti tungku perapian,” kata Ketua Otoritas Kesehatan Negara Bagian Victoria Paul Holman seperti dilansir News.com.au.
Bahkan Nine News melaporkan temperatur terpanas terjadi di Cambelltown, NSW, yang mencapai 48 derajat Celsius. Di tengah cuaca panas, wilayah Central Coast NSW justru mengalami pemadaman aliran listrik. Sebanyak 4.000 rumah tidak mendapatkan pasokan listrik sehingga warga tidak bisa menghidupkan pendingin ruangan.
Sebagian AS Masih Membeku
Gelombang udara dingin dari Kutub Utara kemarin masih berembus ke wilayah perairan timur AS dan wilayah Midwest sejak Sabtu (6/1/2018) lalu hingga beberapa hari mendatang. Kondisi itu menciptakan status berbahaya bagi puluhan juta warga AS.
Sedikitnya 18 orang meninggal dunia akibat badai salju yang terjadi sebelum Natal lalu. Angin dingin dan beku terjadi mulai dari New England hingga Ohio dan Pennsylvania. Badan Cuaca Nasional (NWS) memperingatkan hujan beku akan terjadi di Missouri.
“Di beberapa tempat, kulit bisa membeku dalam waktu 30 menit jika berada di luar ruangan,” ungkap pakar meteorologi NWS di Maryland, Dan Petersen, seperti dilansir Reuters. Akibat badai salju itu, perputaran bisnis di AS melambat. Banyak toko dan kafe ditutup karena cuaca dingin. “Tidak ada orang datang ke kafe karena dingin,” ungkap Liz Galagher, 58, kasir di Whopie Pie Café di Bangor, Maine.
Meskipun cuaca dingin, banyak petugas tetap membersihkan tumpukan salju dijalanan di Savannah, Georgia dan Tallahassee, Florida. Di banyak negara bagian, badai juga memaksa ribuan sekolah ditutup dan layanan kereta juga di kurangi jadwal keberangkatannya. (Andika Hendra)
Sebaliknya sebagian wilayah AS justru mengalami badai salju dengan temperatur bisa mencapai -46 derajat Celsius. Sydney menjadi ibu kota terpanas pada awal tahun ini karena dihantam gelombang panas yang kering dari Australia Tengah hingga New South Wales (NSW).
Minggu (7/1/2018) pun menjadi hari paling ekstrem panasnya pada awal tahun di NSW dan beberapa bagian Australia. Wilayah yang mencapai titik terpanas adalah Penrith, Sydney Barat, dengan warganya mengalami kepanasan luar biasa.
“Penrith menjadi wilayah terpanas dengan temperatur 47,3 derajat Celsius,” demikian keterangan Badan Meteo rologi NSW seperti dilansir BBC. Pada 11 Februari 2017, suhu terpanas di Penrith mencapai 47 derajat Celsius. Sydney pernah mencapai rekor kota terpanas pada 1939 dengan suhu hingga 47,8 derajat Celsius.
Otoritas pemadam kebakaran NSW pun memperingat kan warga Sydney dan sekitarnya tentang bahaya kebakaran. Deputi Komisioner Badan Pemadam Kebakaran NSW Rob Rogers menegaskan adanya ancaman denda 1.300 dolar Australia (Rp13,7 juta) bagi orang yang membuang puntung rokok sembarangan. Otoritas Pemerintah NSW menyarankan penduduk lokal untuk tetap berada di rumah.
Pasalnya Badan Meteorologi NSW memperingatkan akan adanya ancaman petir dan angin dengan kecepatan 90km/jam. Di Melbourne, Victoria, otoritas kesehatan juga meminta warga yang memiliki penyakit agar berhati-hati dan selalu menjadi kesehatan. “Kondisi saat ini seperti tungku perapian,” kata Ketua Otoritas Kesehatan Negara Bagian Victoria Paul Holman seperti dilansir News.com.au.
Bahkan Nine News melaporkan temperatur terpanas terjadi di Cambelltown, NSW, yang mencapai 48 derajat Celsius. Di tengah cuaca panas, wilayah Central Coast NSW justru mengalami pemadaman aliran listrik. Sebanyak 4.000 rumah tidak mendapatkan pasokan listrik sehingga warga tidak bisa menghidupkan pendingin ruangan.
Sebagian AS Masih Membeku
Gelombang udara dingin dari Kutub Utara kemarin masih berembus ke wilayah perairan timur AS dan wilayah Midwest sejak Sabtu (6/1/2018) lalu hingga beberapa hari mendatang. Kondisi itu menciptakan status berbahaya bagi puluhan juta warga AS.
Sedikitnya 18 orang meninggal dunia akibat badai salju yang terjadi sebelum Natal lalu. Angin dingin dan beku terjadi mulai dari New England hingga Ohio dan Pennsylvania. Badan Cuaca Nasional (NWS) memperingatkan hujan beku akan terjadi di Missouri.
“Di beberapa tempat, kulit bisa membeku dalam waktu 30 menit jika berada di luar ruangan,” ungkap pakar meteorologi NWS di Maryland, Dan Petersen, seperti dilansir Reuters. Akibat badai salju itu, perputaran bisnis di AS melambat. Banyak toko dan kafe ditutup karena cuaca dingin. “Tidak ada orang datang ke kafe karena dingin,” ungkap Liz Galagher, 58, kasir di Whopie Pie Café di Bangor, Maine.
Meskipun cuaca dingin, banyak petugas tetap membersihkan tumpukan salju dijalanan di Savannah, Georgia dan Tallahassee, Florida. Di banyak negara bagian, badai juga memaksa ribuan sekolah ditutup dan layanan kereta juga di kurangi jadwal keberangkatannya. (Andika Hendra)
(nfl)