Badai Salju, 5.000 Penerbangan di AS Dibatalkan
A
A
A
NEW YORK - Badai salju mengganas di sebagian wilayah Amerika Serikat (AS) mengakibatkan lebih dari 5.000 penerbangan dan 60 juta orang harus tetap tinggal di rumah karena temperatur dingin yang tak bersahabat. Garda Nasional dimobilisasi ke New York, di mana dua bandaranya menghentikan semua penerbangan karena faktor cuaca. "Situasi buruk akibat badai salju terus berlanjut," kata Gubernur New York Andrew Cuomo.
Dia sudah mendeklarasikan status darurat di negara bagian tersebut pada Kamis (4/1/2018). "Sungguh tak memungkinkan membersihkan jalanan ketika angin kencang terus berembus karena salju akan kembali lagi ke jalanan," ujarnya.
Aktivitas sebagian warga New York masih berjalan seperti biasa. Seperti Valentine Williams yang menggunakan skuter listrik untuk mengantar makanan pesanan. "Saya pikir jalanan akan dibersihkan, ternyata belum," ungkap Williams,28. Dia termasuk harus berjalan kaki untuk mengantarkan makanan kepada pelanggannya. Tidak ada orang yang komplain karena pelayanan lebih lambat. "Mereka justru terkejut karena saya bekerja di luar ruangan," ujarnya.
Fenomena badai salju itu disebut "bom siklon" yang diperkirakan akan berdampak ke Amerika Utara bagian timur mulai akhir pekan hari ini. Badai salju itu akan semakin dingin karena hembusan angin dari Kutub Utara ke wilayah AS. Para pakar memperkirakan AS akan mengalami temperatur paling dingin pada hari ini. Sebanyak 60 warga AS yang berada dari Maine hingga Georgia tidak bisa berkutik karena badai salju tersebut.
"Badai salju menyebar dari New Hampshire hingga Maine dari pagi hingga malam," demikian keterangan Badan Cuaca Nasional (NWC) dilansir BBC.
Mereka mengungkapkan tingkat badai salju akan semakin menguat dan intensitas angin akan semakin kencang di bagian New England. Berapa banyak korban jiwa? Tiga orang sudah meninggal dunia di Texas. Sementara di North Carolina, dua orang meninggal dunia karena mobilnya mengalami kecelakaan di jalanan yang bersalju. Kemudian, bocah perempuan berusia 13 tahun meninggal dunia karena keracunan karbon monoksida di apartemennya.
Sementara itu, badai salju mengakibatkan resor ski Pegunungan Alpen di Servina, Italia, dan Adeboden di Swiss, terputus jalur transportasinya. Itu menjadi salah satu dampak serius akibat Topan Eleanor yang menyerang Eropa Barat. Media Italia melaporkan, Lembah Aosta di Servina terkubur salju sedalam dua meter. Sekitar 10.000 wisatawan terjebak di sana. Situasi darurat juga terjadi di Adelboden, Swiss, di mana militer diterjunkan untuk membersihkan tumbukan salju.
Di banyak resor ski, risiko longsor salju masuk pada tingkat empat dari lima tingkatan. Di Austria, risiko longsoran salju mengancam di wilayah Tyrol di mana banyak jalanan juga tertutup akibat tumpukan salju. Badai Eleanor juga mengacaukan sejumlah wilayah Prancis, termasuk mengganggu transportasi udara dan jalanan.
Tiga orang tewas akibat badai salju di Pegunungan Alpen, Prancis, karena longsor salju. Kecepatan angin mencapai 160 km per jam. Kemudian, dari Beijing, China, kemarin menghadapi badai salju di wilayah tengah atau timur. Badai salju telah menewaskan sedikitnya 10 orang dan mengganggu kehidupan setengah juta warga di lima provinsi China. Sektor pertanian terkena dampak serius dengan kerugian mencapai USD79 juta.
Pusat Meteorologi Nasional China telah mencabut peringatan badai. Namun, mereka mengingatkan badai salju berskala sedang diperkirakan menyapu wilayah China kemarin hingga Minggu. Akibat badai salju tersebut, transportasi publik terganggu. Banyak bandara dan sekolah juga ditutup. Pasokan energi untuk pembangkit listrik terganggu.
Semua pembangkit listrik di Suizhou, kota kecil berpenduduk 2,5 juta di Provinsi Hubei terganggu akibat badai salju. Temperatur di Suizhou kemarin diperkirakan menurunkan hingga -5 derajat Celsius. Jaringan kereta cepat Shanghai- Beijing mengalami penundaan sejak Kamis (4/1/2018) hingga kemarin. Beberapa jalanan tol di Provinsi Jiangsu, Henan, Shaanxi, dan Hubei juga ditutup. Di Hefei, ibu kota Provinsi Anhui, tumpukan salju di jalanan mencapai 30 cm pada Kamis lalu.
Dia sudah mendeklarasikan status darurat di negara bagian tersebut pada Kamis (4/1/2018). "Sungguh tak memungkinkan membersihkan jalanan ketika angin kencang terus berembus karena salju akan kembali lagi ke jalanan," ujarnya.
Aktivitas sebagian warga New York masih berjalan seperti biasa. Seperti Valentine Williams yang menggunakan skuter listrik untuk mengantar makanan pesanan. "Saya pikir jalanan akan dibersihkan, ternyata belum," ungkap Williams,28. Dia termasuk harus berjalan kaki untuk mengantarkan makanan kepada pelanggannya. Tidak ada orang yang komplain karena pelayanan lebih lambat. "Mereka justru terkejut karena saya bekerja di luar ruangan," ujarnya.
Fenomena badai salju itu disebut "bom siklon" yang diperkirakan akan berdampak ke Amerika Utara bagian timur mulai akhir pekan hari ini. Badai salju itu akan semakin dingin karena hembusan angin dari Kutub Utara ke wilayah AS. Para pakar memperkirakan AS akan mengalami temperatur paling dingin pada hari ini. Sebanyak 60 warga AS yang berada dari Maine hingga Georgia tidak bisa berkutik karena badai salju tersebut.
"Badai salju menyebar dari New Hampshire hingga Maine dari pagi hingga malam," demikian keterangan Badan Cuaca Nasional (NWC) dilansir BBC.
Mereka mengungkapkan tingkat badai salju akan semakin menguat dan intensitas angin akan semakin kencang di bagian New England. Berapa banyak korban jiwa? Tiga orang sudah meninggal dunia di Texas. Sementara di North Carolina, dua orang meninggal dunia karena mobilnya mengalami kecelakaan di jalanan yang bersalju. Kemudian, bocah perempuan berusia 13 tahun meninggal dunia karena keracunan karbon monoksida di apartemennya.
Sementara itu, badai salju mengakibatkan resor ski Pegunungan Alpen di Servina, Italia, dan Adeboden di Swiss, terputus jalur transportasinya. Itu menjadi salah satu dampak serius akibat Topan Eleanor yang menyerang Eropa Barat. Media Italia melaporkan, Lembah Aosta di Servina terkubur salju sedalam dua meter. Sekitar 10.000 wisatawan terjebak di sana. Situasi darurat juga terjadi di Adelboden, Swiss, di mana militer diterjunkan untuk membersihkan tumbukan salju.
Di banyak resor ski, risiko longsor salju masuk pada tingkat empat dari lima tingkatan. Di Austria, risiko longsoran salju mengancam di wilayah Tyrol di mana banyak jalanan juga tertutup akibat tumpukan salju. Badai Eleanor juga mengacaukan sejumlah wilayah Prancis, termasuk mengganggu transportasi udara dan jalanan.
Tiga orang tewas akibat badai salju di Pegunungan Alpen, Prancis, karena longsor salju. Kecepatan angin mencapai 160 km per jam. Kemudian, dari Beijing, China, kemarin menghadapi badai salju di wilayah tengah atau timur. Badai salju telah menewaskan sedikitnya 10 orang dan mengganggu kehidupan setengah juta warga di lima provinsi China. Sektor pertanian terkena dampak serius dengan kerugian mencapai USD79 juta.
Pusat Meteorologi Nasional China telah mencabut peringatan badai. Namun, mereka mengingatkan badai salju berskala sedang diperkirakan menyapu wilayah China kemarin hingga Minggu. Akibat badai salju tersebut, transportasi publik terganggu. Banyak bandara dan sekolah juga ditutup. Pasokan energi untuk pembangkit listrik terganggu.
Semua pembangkit listrik di Suizhou, kota kecil berpenduduk 2,5 juta di Provinsi Hubei terganggu akibat badai salju. Temperatur di Suizhou kemarin diperkirakan menurunkan hingga -5 derajat Celsius. Jaringan kereta cepat Shanghai- Beijing mengalami penundaan sejak Kamis (4/1/2018) hingga kemarin. Beberapa jalanan tol di Provinsi Jiangsu, Henan, Shaanxi, dan Hubei juga ditutup. Di Hefei, ibu kota Provinsi Anhui, tumpukan salju di jalanan mencapai 30 cm pada Kamis lalu.
(amm)