Jenderal AS: Pasukan Amerika Siap Berperang Lawan Korut

Kamis, 04 Januari 2018 - 23:58 WIB
Jenderal AS: Pasukan Amerika Siap Berperang Lawan Korut
Jenderal AS: Pasukan Amerika Siap Berperang Lawan Korut
A A A
SEOUL - Amerika Serikat (AS) siap berperang melawan Korea Utara (Korut). Hal itu ditegaskan oleh Komandan Utama Pasukan AS di Korea.

Jenderal Vincent K Brooks mengatakan penting bagi AS dan Korea Selatan (Korsel) untuk mempertahankan aliansi "kuat dan tajam" serta siap jika perundingan antara kedua Korea mengarah pada "hasil negatif".

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengumumkan pada Hari Tahun Baru bahwa negara yang terisolasi tersebut ingin bergabung dengan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang Korsel bulan depan. Ia pun meminta dialog langsung dengan Seoul.

Jenderal Brooks, yang memimpin pasukan gabungan AS Korea (USFK) yang beranggotakan 28.500 orang, mengatakan kepada siswa di Seoul Cyber University bahwa dia senang perundingan tersebut terjadi namun pasukannya tidak dapat membiarkan penjagaan mereka turun.

"Kita biasanya bisa senang dengan tawaran baru-baru ini yang terjadi, tapi kita harus menjaga harapan kita pada tingkat yang sesuai," katanya seperti dikutip dari Sky News, Kamis (4/1/2018).

"Tentara AS dan Korsel berusaha untuk tetap stabil sambil memberikan ruang untuk diplomasi dan tindakan ekonomi untuk diterapkan yang dipimpin oleh pemimpin nasional kita," imbuhnya.

Jenderal Brooks tidak membahas perang kata-kata Donald Trump dengan Kim Jong-un, di mana Presiden AS membual tombol nuklirnya lebih besar dan lebih bertenag daripada pemimpin Korut itu.

Pada hari Rabu, dua Korea menghubungkan kembali saluran komunikasi lintas batas mereka dua tahun setelah ditutup.

Baca Juga: Korut Buka Hotline dengan Korsel usai Diledek Trump

Jenderal Brooks menyebut langkah tersebut "tulus" namun mengatakan bahwa hal itu mungkin untuk menjaga Korsel, AS, China, Jepang dan Rusia berselisih mengenai Korut sehingga dapat memenangkan status negara nuklir.

"Kita tidak bisa mengabaikan kenyataan itu," katanya.

Ia lantas membandingkan Korut dengan pusat telapak tangan dan lima kekuatan regional sebagai lima jari.

"Kim ingin kelima jari dipisahkan, tapi mereka harus beroperasi dalam harmoni dan saling berhubungan satu sama lain seperti kepalan tangan sehingga cukup banyak tekanan untuk mengubah jalur diktator," jelasnya.

Ia mengatakan bahwa Presiden Trump dan pemimpin Korsel Moon Jae-in adalah "dua bosnya" dan ia ingin memberi ruang bagi keduanya dapat membuat keputusan guna menemukan cara damai dan demokratis untuk menyelesaikan masalah Korut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5923 seconds (0.1#10.140)