China Berlakukan Larangan Perdagangan Gading Gajah
A
A
A
CHINA - China sejak lama menjadi salah satu pasar terbesar dunia untuk gading gajah. Kini semua perdagangan gading gajah dan produk dari gading gajah di negara itu dinyatakan ilegal pada 2018.
Langkah itu dipuji sebagai perkembangan besar dalam upaya melindungi populasi gajah dunia. Para aktivis perlindungan satwa liar yakin 30.000 gajah Afrika tewas di tangan para pemburu setiap tahun.
Media pemerintah melaporkan saat ini telah terjadi penurunan 65% harga gading utuh tahun lalu. ”Selain itu, juga ada penurunan 80% jumlah
gading gajah yang disita saat masuk ke China,” ungkap laporan Xinhua.
Larangan itu diumumkan tahun lalu dan mulai berlaku pada Minggu (31/12), hari terakhir 2017. Sebanyak 67 pabrik dan toko yang menjual gading telah ditutup pada Maret 2017 dan sisanya ada 105 toko dan pabrik yang ditutup pada Minggu (31/12/2017).
”Mulai sekarang, jika ada seorang pedagang mengatakan pada Anda ëIni penjual gading yang di setujui negara dia menipu Anda dan tahulah
bahwa itu melanggar hukum,” ungkap Kementerian Kehutanan China di mikroblog Weibo, dikutip BBC.
Xinhua melaporkan bahwa salah satu kampanye publik terbesar telah dilakukan hingga memicu pelarangan, dengan dukungan para selebritas, termasuk pemain bola basket ternama Yao Ming. World Wildlife Fund for Nature (WWF) menyatakan senang melihat pintu-pintu pasar gading terbesar di dunia telah di tutup.
”Ini langkah besar yang harus menjadi dorongan besar bagi upaya perlindungan gajah di Afrika,” kata Direktur Afrika WWF Fred Kumah.
”Meski demikian, saat dunia memuji kepemimpinan China da lam wilayah perdagangan satwa liar ilegal, saya tidak dapat mengingat besarnya tugas yang ada di depan, baik di China mau pun Afrika,” papar Kumah.
Kumah menjelaskan, meski ada banyak dukungan publik untuk larangan di China, masih ada kurangnya kesadaran. Karena itu, dia mendorong perlunya pendidikan tentang perlindungan satwa liar tersebut.
”Ini langkah tunggal terbesar menuju berkurangnya perburuan gajah. Kita dapat memulai 2018 dengan harapan gajah-gajah akan lebih aman sekarang karena China melarang penjualan gading komersial,” ungkap CEO WildAid Peter Knights.
Meski demikian, ada kekhawatiran Hong Kong tidak tercakup dalam aturan baru itu.
Hong Kong merupakan pusat perdagangan gading utama yang sebagian besar konsumennya berasal dari dataran China. Hong Kong saat ini dalam proses melakukan pelarangan total perdagangan gading gajah.
China telah melarang penjualan gading setelah 1975, sesuai Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah (CITES).
Kendati demikian, para pengkritik menyatakan China membiarkan produk gading lain dijual secara terbuka sehingga memicu permintaan untuk simbol status dan membuat perdagangan ilegal marak. Perdagangan internasional gading telah dilarang pada 1990. (Syarifudin)
Langkah itu dipuji sebagai perkembangan besar dalam upaya melindungi populasi gajah dunia. Para aktivis perlindungan satwa liar yakin 30.000 gajah Afrika tewas di tangan para pemburu setiap tahun.
Media pemerintah melaporkan saat ini telah terjadi penurunan 65% harga gading utuh tahun lalu. ”Selain itu, juga ada penurunan 80% jumlah
gading gajah yang disita saat masuk ke China,” ungkap laporan Xinhua.
Larangan itu diumumkan tahun lalu dan mulai berlaku pada Minggu (31/12), hari terakhir 2017. Sebanyak 67 pabrik dan toko yang menjual gading telah ditutup pada Maret 2017 dan sisanya ada 105 toko dan pabrik yang ditutup pada Minggu (31/12/2017).
”Mulai sekarang, jika ada seorang pedagang mengatakan pada Anda ëIni penjual gading yang di setujui negara dia menipu Anda dan tahulah
bahwa itu melanggar hukum,” ungkap Kementerian Kehutanan China di mikroblog Weibo, dikutip BBC.
Xinhua melaporkan bahwa salah satu kampanye publik terbesar telah dilakukan hingga memicu pelarangan, dengan dukungan para selebritas, termasuk pemain bola basket ternama Yao Ming. World Wildlife Fund for Nature (WWF) menyatakan senang melihat pintu-pintu pasar gading terbesar di dunia telah di tutup.
”Ini langkah besar yang harus menjadi dorongan besar bagi upaya perlindungan gajah di Afrika,” kata Direktur Afrika WWF Fred Kumah.
”Meski demikian, saat dunia memuji kepemimpinan China da lam wilayah perdagangan satwa liar ilegal, saya tidak dapat mengingat besarnya tugas yang ada di depan, baik di China mau pun Afrika,” papar Kumah.
Kumah menjelaskan, meski ada banyak dukungan publik untuk larangan di China, masih ada kurangnya kesadaran. Karena itu, dia mendorong perlunya pendidikan tentang perlindungan satwa liar tersebut.
”Ini langkah tunggal terbesar menuju berkurangnya perburuan gajah. Kita dapat memulai 2018 dengan harapan gajah-gajah akan lebih aman sekarang karena China melarang penjualan gading komersial,” ungkap CEO WildAid Peter Knights.
Meski demikian, ada kekhawatiran Hong Kong tidak tercakup dalam aturan baru itu.
Hong Kong merupakan pusat perdagangan gading utama yang sebagian besar konsumennya berasal dari dataran China. Hong Kong saat ini dalam proses melakukan pelarangan total perdagangan gading gajah.
China telah melarang penjualan gading setelah 1975, sesuai Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah (CITES).
Kendati demikian, para pengkritik menyatakan China membiarkan produk gading lain dijual secara terbuka sehingga memicu permintaan untuk simbol status dan membuat perdagangan ilegal marak. Perdagangan internasional gading telah dilarang pada 1990. (Syarifudin)
(nfl)