Langka, Iran Diguncang Demonstrasi Anti Pemerintah

Sabtu, 30 Desember 2017 - 13:44 WIB
Langka, Iran Diguncang...
Langka, Iran Diguncang Demonstrasi Anti Pemerintah
A A A
TEHERAN - Aksi protes meletus di Iran sejak hari Jumat kemarin. Para demonstran frustasi atas situasi ekonomi dan dugaan korupsi di Teheran dan kota-kota besar lainnya.

Dikutip dari Al Araby, Sabtu (30/12/2017), ribuan orang turun ke jalan dalam demonstrasi yang dianggap sebagai pertunjukkan besar dari pembangkangan publik sejak 2009 lalu.

Protes tersebut terjadi sehari setelah demonstrasi menolak kenaikan harga pangan dan inflasi dimulai di kota Masyhad. Pihak berwenang menahan 52 pemrotes atas aksi tersebut.

Sekarang, tampaknya topik demonstrasi telah beralih ke keterlibatan Iran dalam perang mahal di wilayah tersebut termasuk Suriah dan Irak dan lambannya pertumbuhan ekonomi di bawah Presiden Hassan Rouhani. Padahal sejumlah sanksi internasional telah dicabut menyusul kesepakatan nuklir 2015.

Polisi membubarkan demonstran anti-pemerintah di kota barat Kermanshah saat demonstrasi menyebar ke Teheran, kantor berita semi-resmi Fars mengatakan. Seorang pejabat mengatakan beberapa pemrotes telah ditangkap di ibukota tersebut.

Rekaman yang diposkan di media sosial menunjukkan kehadiran polisi berpakaian lengkap saat orang-orang meneriakkan "Death to Rouhani". Beberapa rekaman, yang tidak dapat diautentikasi, menunjukkan sebuah meriam air dan gas air mata digunakan untuk melawan pemrotes.

Demonstran lain berteriak "bukan Gaza, bukan Lebanon, hidupku untuk Iran" yang mencerminkan kemarahan bahwa pemerintah terlalu memusatkan perhatian pada politik regional daripada mengatasi masalah domestik.

Ada juga nyanyian "Kami tidak menginginkan sebuah Republik Islam" karena kerusuhan tersebut bersamaan dengan pelonggaran kode pakaian Islami yang dikenakan perempuan pada tahun 1979 - yang tampaknya merupakan upaya untuk meredakan ketegangan.

Protes politik secara terbuka jarang terjadi di Iran, di mana pasukan keamanan bersenjata lengkap. Kerusuhan terakhir yang signifikan secara nasional terjadi pada tahun 2009 ketika terpilihnya kembali Mahmoud Ahmadinejad sebagai presiden memicu delapan bulan demonstrasi jalanan. Saingan pro-reformasi mengatakan pemungutan suara itu dicurangi.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyatakan dukungannya untuk demonstrasi tersebut dan mengecam penangkapan demonstran yang melakukan aksi dengan damai.

Sebuah pernyataan keras pada hari Jumat mengatakan: "Para pemimpin Iran telah mengubah sebuah negara kaya dengan sejarah dan budaya yang kaya menjadi negara nakal yang kaya ekonomi yang ekspor utamanya adalah kekerasan, pertumpahan darah dan kekacauan."

Pernyataan itu menambahkan: "Seperti yang Presiden Trump katakan, korban terpanjang dari pemimpin Iran adalah rakyat Iran sendiri."

"Kami mendesak semua negara untuk secara terbuka mendukung rakyat Iran dan tuntutan mereka akan hak-hak dasar dan mengakhiri korupsi," demikian bunyi pernyataan itu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0767 seconds (0.1#10.140)