Lewat Telepon, Erdogan dan Raja Yordania Bahas Krisis Yerusalem
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan Raja Yordania, Abdullah II dilaporkan telah melakukan pembicaraan melalui telepon untuk membahas perkembangan situasi di Yerusalem.
Menurut seorang sumber di kantor kepresidenan Turki yang berbicara dalam kondisi anonim seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (26/12), kedua pemimpin negara itu membahas pentingnya upaya bersama untuk melindungi status Yerusalem.
"Mereka menekankan bahwa akan berguna untuk membuat beberapa peringatan konstruktif kepada pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk memperbaiki kesalahannya. Kedua pemimpin tersebut juga menyatakan kepuasannya atas pemungutan suara Majelis Umum PBB pekan lalu." kata sumber itu.
Seperti diketahui, 128 negara anggota PBB telah memilih mendukung resolusi pembatalan pengakuan sepihak Presiden Trump atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Sebanyak sembilan negara—termasuk AS dan Israel—memilih menolak resolusi. Sedangkan 35 negara lainnya memilih abstain. Dengan perbadingan suara 128-9, pihak AS dan Israel kalah telak.
AS yang tidak senang dengan hasil ini kemudian merespon dengan memotong dana bantuan untuk PBB. Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengumumkan keputusan pemerintah Presiden Donald Trump yang memotong dana bantuan untuk badan dunia itu sebesar USD 285 juta atau sekitar Rp3,8 triliun.
Menurut seorang sumber di kantor kepresidenan Turki yang berbicara dalam kondisi anonim seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (26/12), kedua pemimpin negara itu membahas pentingnya upaya bersama untuk melindungi status Yerusalem.
"Mereka menekankan bahwa akan berguna untuk membuat beberapa peringatan konstruktif kepada pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk memperbaiki kesalahannya. Kedua pemimpin tersebut juga menyatakan kepuasannya atas pemungutan suara Majelis Umum PBB pekan lalu." kata sumber itu.
Seperti diketahui, 128 negara anggota PBB telah memilih mendukung resolusi pembatalan pengakuan sepihak Presiden Trump atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Sebanyak sembilan negara—termasuk AS dan Israel—memilih menolak resolusi. Sedangkan 35 negara lainnya memilih abstain. Dengan perbadingan suara 128-9, pihak AS dan Israel kalah telak.
AS yang tidak senang dengan hasil ini kemudian merespon dengan memotong dana bantuan untuk PBB. Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengumumkan keputusan pemerintah Presiden Donald Trump yang memotong dana bantuan untuk badan dunia itu sebesar USD 285 juta atau sekitar Rp3,8 triliun.
(esn)