Anggota Parlemen Israel Usir Keluarga Tahanan Palestina

Selasa, 26 Desember 2017 - 15:53 WIB
Anggota Parlemen Israel Usir Keluarga Tahanan Palestina
Anggota Parlemen Israel Usir Keluarga Tahanan Palestina
A A A
YERUSALEM - Seorang anggota parlemen Israel melecehkan keluarga warga Palestina saat mereka akan mengunjungi saudaranya di penjara Israel. Anggota parlemen Israel tersebut memanggil anak-anak warga Palestina binatang dan teroris.

Oren Hazan, anggota pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, naik ke bus yang membawa keluarga tahanan pada hari Senin untuk masuk penjara Nafha di selatan Israel.

"Anakmu adalah seekor a****g, dia adalah seekor a****g. Anda datang mengunjungi sampah yang duduk di penjara ini, yang Anda lihat sebagai anggota keluargamu," kata Hazan, seorang politisi sayap kanan, yang diapit oleh polisi Israel dan kru kamera meneriaki salah satu ibu.

Kepada ibu lain, dia mengatakan dalam sebuah video yang diposkan di halaman Facebook-nya: "Saya tidak ke mana-mana. Saya anggota Knesset (parlemen)," seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (26/12/2017).

Ketika lawannya mencoba untuk menanggapi, Hazan berulang kali membungkamnya dan menyuruhnya untuk diam.

"Saya akan memastikan bahwa Anda tidak diijinkan untuk berkunjung ke sini lagi. Kami akan melakukan segalanya sehingga Anda tidak akan masuk ke sini, Anda tidak ingin di sini. Anda mendidik anak Anda untuk membunuh dan kami akan manjatuhkan anak Anda ke tanah," ujarnya.

Sang ibu kemudian menyuruhnya untuk berbicara dengan lebih sopan, yang dia katakan: "Dia mendidik anaknya untuk membunuh dan membenci, untuk orang seperti dia, saya tidak memiliki sopan santun," cetus Hazan.

Sebelum kejadian tersebut, Hazan, yang tinggal di pemukiman ilegal Israel Ariel di Tepi Barat yang diduduki, memasang foto dirinya di akun Twitter-nya yang membawa bendera Israel saat ia menunggu bus yang menurutnya membawa keluarga "binatang".

Berdasarkan hukum humaniter internasional, tahanan dari wilayah pendudukan harus ditahan di wilayah yang diduduki, tidak di wilayah kekuasaan pendudukan.

Meskipun kebanyakan tahanan politik Palestina berasal dari wilayah Palestina yang diduduki Israel, namun mereka ditempatkan di penjara Israel, yang bertentangan langsung dengan hukum internasional.

Oleh karena itu, keluarga tahanan Palestina harus mengajukan izin keras untuk memasuki Israel dan mengunjungi mereka, biasanya di bus yang diselenggarakan oleh Komite Internasional Palang Merah (ICRC).

ICRC mengatakan bahwa mereka sangat prihatin dengan kejadian serius ini.

"Keluarga seharusnya tidak diserang atau dihina. Mereka harus bisa mengunjungi dengan cara yang mulia," juru bicara media ICRC Alyona Synenko mengatakan kepada Al Jazeera.

"Staf kami tidak dapat mencegah insiden semacam itu - kami hanya memfasilitasi dengan pihak berwenang dan kami selalu meminta agar kunjungan tersebut berlangsung tanpa gangguan," jelasnya lagi.

Hazan mengatakan bahwa dia mencegat bus untuk mempromosikan undang-undang untuk membatalkan kunjungan keluarga sampai beberapa orang Israel ditahan di Gaza dikembalikan.

"Saya ingin mengirim pesan kepada kalian semua," katanya.

"Teman-teman Anda di Gaza menahan saudara laki-laki kami, Hadar Goldin dan Oron Shaul serta Avera Mengistu. Jika Anda tidak menyampaikan pesan ini bahwa kami ingin anak-anak kami kembali, Anda tidak akan melihat anak laki-laki atau suami Anda atau keluarga Anda. Seperti ini di sini, Anda tidak akan melihat mereka hidup-hidup," tuturnya.

Hamas, gerakan Palestina yang menguasai Jalur Gaza yang terkepung, dilaporkan menahan Goldin dan Shaul, tentara yang merupakan bagian dari invasi darat Israel ke Gaza pada tahun 2014. Tidak jelas apakah mereka hidup atau mati.

Yang ketiga, Mengistu, dilaporkan menyeberang ke Gaza pada bulan September 2014 dan telah hilang sejak saat itu.

Menurut kelompok hak asasi manusia tahanan Palestina Addameer, saat ini ada sekitar 6.154 tahanan politik Palestina di penjara-penjara Israel. Sekitar 450 dari mereka ditahan tanpa tuduhan atau percobaan atas "bukti rahasia".

Sebagai tanggapan atas tindakan Hazan, Hamas mengatakan bahwa kelompok tersebut mengorganisir sebuah tindakan solidaritas saat mereka kembali. Kelompok tersebut berbagi foto dengan para orang tua yang tengah menerima mawar.

Seorang anggota biro politik Hamas, Fathi Hammad, mengutuk "agresi Zionis", menurut sebuah pernyataan.

"Dia (Hammad) menekankan kebanggaan rakyat Palestina terhadap tahanan mereka, yang menghabiskan tahun-tahun kehidupan mereka di penjara pendudukan, atas nama kebebasan Palestina," bunyi pernyataan itu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5138 seconds (0.1#10.140)