Kremlin: Sanksi Berisiko Hancurkan Hubungan Rusia-AS
A
A
A
MOSKOW - Kremlin menyatakan bahwa penguatan sanksi terhadap Rusia akan menimbulkan resiko yang luar biasa untuk hubungan antara Moskow dan Washington. Menurut Kremlin, sanksi dapat menghancurkan hubungan Rusia, dan Amerika Serikat (AS).
"Hal ini menyebabkan keprihatinan kami, memang, saya sekarang tidak akan menggunakan beberapa ungkapan tegas seperti Perang Dingin dan seterusnya. Bagaimanapun, kita tidak menginginkan sebuah situasi ketika hubungan bilateral kita, yang sudah dalam keadaan buruk, terpapar resiko besar, dan bahaya bagi mereka," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Peskov, seperti dilansir Sputnik pada Senin (25/12), kemudian mengatakan Rusia tidak akan membahas, atau meminta pencabutan sanksi, karena itu terserah kepada mereka yang memberlakukannya.
"Anda tahu, Kremlin dan Presiden (Vladimir) Putin tidak pernah menyembunyikan sikap negatif terhadap sanksi terhadap Rusia. Presiden Putin secara konsisten mengatakan bahwa kita menganggap sanksi ini ilegal, dan bahwa Moskow tidak akan membahas pencabutan sanksi-sanksi ini, dan kami belum pernah melakukannya," sambungnya.
Seperti diketahui, AS baru-baru kembali menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia. Sanksi tersebut menargetkan lima orang warga Rusia, dan Chechnya, termasuk Kepala Republik Rusia Chechnya, Ramzan Kadyrov.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyatakan AS telah menjatuhkan sanksi kepada setidaknya 200 warga Rusia dan lebih dari 400 entitas komersial Rusia, beberapa diantaranya didasari berdasarkan Undang-Undang Magnitsky.
Zakharova juga mengatakan bahwa Rusia akan memberikan respon yang memadai atas penjatuhan sanksi tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
"Hal ini menyebabkan keprihatinan kami, memang, saya sekarang tidak akan menggunakan beberapa ungkapan tegas seperti Perang Dingin dan seterusnya. Bagaimanapun, kita tidak menginginkan sebuah situasi ketika hubungan bilateral kita, yang sudah dalam keadaan buruk, terpapar resiko besar, dan bahaya bagi mereka," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Peskov, seperti dilansir Sputnik pada Senin (25/12), kemudian mengatakan Rusia tidak akan membahas, atau meminta pencabutan sanksi, karena itu terserah kepada mereka yang memberlakukannya.
"Anda tahu, Kremlin dan Presiden (Vladimir) Putin tidak pernah menyembunyikan sikap negatif terhadap sanksi terhadap Rusia. Presiden Putin secara konsisten mengatakan bahwa kita menganggap sanksi ini ilegal, dan bahwa Moskow tidak akan membahas pencabutan sanksi-sanksi ini, dan kami belum pernah melakukannya," sambungnya.
Seperti diketahui, AS baru-baru kembali menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia. Sanksi tersebut menargetkan lima orang warga Rusia, dan Chechnya, termasuk Kepala Republik Rusia Chechnya, Ramzan Kadyrov.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyatakan AS telah menjatuhkan sanksi kepada setidaknya 200 warga Rusia dan lebih dari 400 entitas komersial Rusia, beberapa diantaranya didasari berdasarkan Undang-Undang Magnitsky.
Zakharova juga mengatakan bahwa Rusia akan memberikan respon yang memadai atas penjatuhan sanksi tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
(esn)