Guatemala Umumkan Pemindahan Kedutaan di Israel ke Yerusalem
A
A
A
GUATEMALA CITY - Presiden Guatemala Jimmy Morales mengumumkan keputusannya untuk memindahkan kedutaan negaranya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Dia mengabaikan hasil voting Majelis Umum PBB, di mana 128 negara menolak pengakuan sepihak Amerika Serikat (AS) atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Dalam voting, Guatemala jadi bagian dari 9 negara pro-AS dan Israel yang kalah telak. Sebanyak 35 negara lainnya memilih abstain.
Kenekatan Guatemala ini mengikuti langkah Washington yang tetap akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pengumuman Presiden Morales disampaikan setelah dia melakukan pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu.
”Kami berbicara tentang hubungan baik yang kami miliki seperti negara-negara (lain) sejak Guatemala mendukung pembentukan Negara Israel,” kata Morales dalam sebuah posting di halaman Facebook resminya. ”Salah satu isu yang paling relevan adalah mengembalikan Kedutaan Guatemala ke Yerusalem,” lanjut dia, yang dikutip Senin (25/12/2017).
”Saya memberitahu Anda bahwa saya telah memberikan instruksi kepada Kanselir untuk memulai koordinasi masing-masing guna memindahkan kedutaan,” imbuh Morales dalam catatan singkatnya, tanpa menyebutkan apakah negara tersebut mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel atau tidak.
Selain Guatemala, negara-negara lain pendukung AS dan Israel—atau penolak resolusi pembatalan status Yerusalem—adalah Honduras, Palau, Kepulauan Marshall, Mikronesia, Nauru dan Togo.
Awal pekan ini, Morales menegaskan posisi Guatemala sebagai sekutu Israel. ”Kami benar-benar yakin bahwa ini adalah rute yang tepat,” katanya mengacu pada pengakuan sepihak Washington atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. ”Israel adalah sekutu Guatemala dan kita harus mendukungnya.”
Netanyahu sendiri telah mendesak negara-negara lain untuk mengikuti langkah AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara Yahudi tersebut. Pada hari Jumat, Netanyahu mengklaim sejumlah negara dengan serius mempertimbangkan pemindahan kedutaan mereka ke Yerusalem.
Dia mengabaikan hasil voting Majelis Umum PBB, di mana 128 negara menolak pengakuan sepihak Amerika Serikat (AS) atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Dalam voting, Guatemala jadi bagian dari 9 negara pro-AS dan Israel yang kalah telak. Sebanyak 35 negara lainnya memilih abstain.
Kenekatan Guatemala ini mengikuti langkah Washington yang tetap akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pengumuman Presiden Morales disampaikan setelah dia melakukan pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu.
”Kami berbicara tentang hubungan baik yang kami miliki seperti negara-negara (lain) sejak Guatemala mendukung pembentukan Negara Israel,” kata Morales dalam sebuah posting di halaman Facebook resminya. ”Salah satu isu yang paling relevan adalah mengembalikan Kedutaan Guatemala ke Yerusalem,” lanjut dia, yang dikutip Senin (25/12/2017).
”Saya memberitahu Anda bahwa saya telah memberikan instruksi kepada Kanselir untuk memulai koordinasi masing-masing guna memindahkan kedutaan,” imbuh Morales dalam catatan singkatnya, tanpa menyebutkan apakah negara tersebut mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel atau tidak.
Selain Guatemala, negara-negara lain pendukung AS dan Israel—atau penolak resolusi pembatalan status Yerusalem—adalah Honduras, Palau, Kepulauan Marshall, Mikronesia, Nauru dan Togo.
Awal pekan ini, Morales menegaskan posisi Guatemala sebagai sekutu Israel. ”Kami benar-benar yakin bahwa ini adalah rute yang tepat,” katanya mengacu pada pengakuan sepihak Washington atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. ”Israel adalah sekutu Guatemala dan kita harus mendukungnya.”
Netanyahu sendiri telah mendesak negara-negara lain untuk mengikuti langkah AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara Yahudi tersebut. Pada hari Jumat, Netanyahu mengklaim sejumlah negara dengan serius mempertimbangkan pemindahan kedutaan mereka ke Yerusalem.
(mas)