Hamas: Kesepakatan Rekonsiliasi dengan Fatah Kolaps
A
A
A
GAZA - Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya al-Sinwar, mengumumkan jika kesepakatan rekonsiliasi yang dicapai dengan kelompok pesaing, Fatah, telah runtuh. Proses rekonsiliasin Hamas dan Fatah dimediasi oleh Mesir untuk mengakhiri perseteruan kedua kelompok selama satu dekade.
"Saya menyesal mengatakan bahwa mereka yang tidak dapat melihat rekonsiliasi telah kolaps buta. Rekonsiliasi itu ambruk dan setiap orang harus turun tangan untuk menyelamatkannya," katanya dalam sebuah pertemuan dengan pemuda dan aktivis di Gaza.
"Kami telah mengambil langkah besar untuk mencapai rekonsiliasi dan membuat banyak konsesi, namun rekonsiliasi masih berada di tempat yang sama," imbuhnya.
"Beberapa menginginkan rekonsiliasi sesuai dengan persyaratan Amerika dan Israel. Ini berarti menyerahkan senjata, kemampuan rudal dan terowongan," tukas al-Sinwar seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (22/12/2017).
Fatah dan Hamas gagal memenuhi batas waktu 10 Desember yang ditetapkan agar pemerintah persatuan Palestina bertanggung jawab penuh atas Jalur Gaza. Hal ini sesuai dengan kesepakatan rekonsiliasi yang ditandatangani pada 12 Oktober di Kairo, Mesir.
Otoritas Palestina mengambil alih tiga penyeberangan di Jalur Gaza: perbatasan Rafah yang melintasi perbatasan dengan Mesir, persimpangan komersial Karm Abu Salem (Kerem Shalom) dan perbatasan Beit Hanoun (Erez) dengan Israel.
Sinwar mengatakan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel memerlukan percepatan upaya rekonsiliasi.
"Saya menyesal mengatakan bahwa mereka yang tidak dapat melihat rekonsiliasi telah kolaps buta. Rekonsiliasi itu ambruk dan setiap orang harus turun tangan untuk menyelamatkannya," katanya dalam sebuah pertemuan dengan pemuda dan aktivis di Gaza.
"Kami telah mengambil langkah besar untuk mencapai rekonsiliasi dan membuat banyak konsesi, namun rekonsiliasi masih berada di tempat yang sama," imbuhnya.
"Beberapa menginginkan rekonsiliasi sesuai dengan persyaratan Amerika dan Israel. Ini berarti menyerahkan senjata, kemampuan rudal dan terowongan," tukas al-Sinwar seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (22/12/2017).
Fatah dan Hamas gagal memenuhi batas waktu 10 Desember yang ditetapkan agar pemerintah persatuan Palestina bertanggung jawab penuh atas Jalur Gaza. Hal ini sesuai dengan kesepakatan rekonsiliasi yang ditandatangani pada 12 Oktober di Kairo, Mesir.
Otoritas Palestina mengambil alih tiga penyeberangan di Jalur Gaza: perbatasan Rafah yang melintasi perbatasan dengan Mesir, persimpangan komersial Karm Abu Salem (Kerem Shalom) dan perbatasan Beit Hanoun (Erez) dengan Israel.
Sinwar mengatakan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel memerlukan percepatan upaya rekonsiliasi.
(ian)