Pasang Badan saat Masjid Kanada Ditembaki, Derbali Jadi 'Pahlawan'

Kamis, 21 Desember 2017 - 09:06 WIB
Pasang Badan saat Masjid...
Pasang Badan saat Masjid Kanada Ditembaki, Derbali Jadi 'Pahlawan'
A A A
QUEBEC - Warga Kanada ramai-ramai memberikan dukungan kepada pria bernama Aymen Derbali yang sempat koma setelah pasang badan saat jamaah masjid di Kota Quebec ditembaki pria bersenjata Januari lalu. Bagi warga Kanada, Derbali dianggap sebagai sosok pahlawan.

Pada 29 Januari lalu, seorang pria bersenjata mengumbar tembakan ke jamaah masjid. Derbali yang berada di lokasi kejadian, tergerak hatinya untuk pasang badan mengalihkan perhatian si penyerang.

Ayah tiga anak itu tidak panik. Dengan pasang badan itu, dia berharap bisa menyelamatkan rekan-rekan jamaah masjid.

Saat ini, Derbali mulai bangkit untuk proses penyembuhan. Dukungan dari banyak warga Kanada terus mengalir padanya.

”Saya mencoba untuk tidak panik atau melarikan diri,” kata Derbali menceritakan aksinya saat itu, kepada The Globe and Mail, baru-baru ini.

”Saya mencoba berkonsentrasi agar dia tidak menembaki orang lain, saya lebih baik lumpuh seumur hidup daripada melarikan diri dan tidak terluka, tanpa melakukan sesuatu untuk menolong orang,” katanya.

Enam jamaah Muslim tewas dalam serangan yang ditargetkan di Quebec Islamic Cultural Centre, 29 Januari lalu.

Derbali ditembak beberapa kali dari jarak dekat dan dilarikan ke rumah sakit setempat di Quebec City, di mana dia menghabiskan dua bulan dalam keadaan koma. Setidaknya, tujuh peluru bersarang di tubuhnya, dua di antaranya di tulang belakang.

Ketika terbangun dari koma, dia mengetahui bahwa dia tidak akan pernah bisa berjalan lagi.

Kini, orang-orang Kanada mengumpulkan uang untuk membantu Derbali yang menggunakan kursi roda dan sedang menjalani perawatan. Uang itu untuk membantunya pindah ke rumah baru bersama keluarganya serta untuk memenuhi kebutuhannya.

”Intinya, dia adalah pahlawan,” kata Amira Elghawaby, sukarelawan DawaNet, kelompok masyarakat Muslim di Ontario, yang melakukan penggalangan dana.

”Dia ditembak tujuh kali. Dua peluru secara permanen bersarang di akord tulang belakangnya. Dia tidak dapat berjalan. Dia telah berada di pusat rehabilitasi sejak tragedi tersebut,” ujar Elghawaby kepada Al Jazeera, yang dilansir Kamis (21/12/2017).

Menurut Elghawaby, istri Derbali dan tiganya saat ini tinggal di sebuah apartemen kecil di sebuah gedung lantai empat di Kota Quebec.

”Ini benar-benar tidak dapat diakses. Jika ada kondisi darurat, jika ada kebakaran atau hal lain, tidak mungkin dia pergi dengan selamat,” kata Elghawaby.

Dalam video yang diabadikan DawaNet, Derbali mengatakan bahwa kondisinya membaik setiap hari.

”Saya menggerakkan lengan saya dan saya melakukan fisioterapi," katanya. Dia berterima kasih kepada orang-orang Kanada yang telah mengulurkan tangan untuk memeriksa kesehatannya.

Pada hari Rabu, kampanye online telah mengumpulkan lebih dari 43.500 CAD (dolar Kanada). Pennggalang dana berharap bisa mengumpulkan 400.000 CAD untuk membantu Derbali pindah ke rumah yang dapat diakses kursi roda.

Elghawaby menambahkan bahwa penting bagi Derbali untuk tinggal di dekat masjid, di mana dia masih menghadiri salat Jumat.

”Hatinya ada di sana. Meski mengalami tragedi ini, dia sangat terhubung dengan masyarakat setempat, kepada saudara-saudaranya di sana,” ujarnya.

Alexandre Bissonnette, seorang mahasiswa universitas di Quebec, ditangkap dan didakwa dengan enam tuduhan pembunuhan dan lima tuduhan percobaan pembunuhan sehubungan dengan serangan di masjid tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1002 seconds (0.1#10.140)