Pasukan Israel Tembak Mati 3 Warga Palestina dalam Demo Yerusalem
A
A
A
GAZA - Pasukan Israel menembak mati tiga warga Palestina dan melukai puluhan orang lainnya saat demo terkait status Yerusalem pecah pada hari Jumat. Demo menentang pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel ini telah memasuki minggu kedua.
Sebagian besar korban dalam demo kali ini berada di perbatasan Jalur Gaza, di mana ribuan orang Palestina berkumpul untuk melemparkan batu ke tentara Israel di luar pagar yang diperkuat.
Di Tepi Barat, petugas medis setempat mengatakan seorang pemrotes tewas dan lima orang lainnya terluka oleh tembakan pasukan Israel.
Salah satu demonstran yang ditembak adalah seorang pria yang menikam dan melukai seorang anggota unit polisi Israel. Kantor berita Reuters melaporkan seorang warga Palestina membawa pisau dan mengenakan sabuk bom. Namun, petugas medis Palestina mengatakan sabuk bom itu palsu.
Demo kemarahan atas pengumuman Trump soal Yerusalem pada 6 Desember 2017 lalu juga digelar di negara-negara Arab lain dan sejumlah negara lain di Asia. Eropa dan Rusia juga menyuarakan kekhawatiran tentang keputusan Trump.
Militer Israel mengatakan, pada hari Jumat, sekitar 3.500 orang Palestina berdemonstrasi di dekat pagar perbatasan Gaza.
”Selama kekerasan terjadi, tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) menembak secara selektif terhadap penghasut utama,” kata militer dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Sabtu (16/12/2017).
Israel merebut Yerusalem Timur, sebuah wilayah yang sarat dengan tempat suci Yahudi, Muslim dan Kristen, dari Yordania pada perang 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.
Rakyat Palestina sudah lama berharap bahwa Yerusalem Timur menjadi ibu kota masa depan negara mereka. Namun, pengumuman Presiden AS telah membuyarkan harapan rakyat Palestina.
Berbeda halnya dengan Israel yang menyambut baik pengumuman Trump yang dianggap sebagai pengakuan realitas politik dan akar Yahudi di Yerusalem. Usai pengakuan AS, Wakil Presiden Mike Pence dijadwalkan mengunjungi Israel dan Mesir pada pekan depan.
Sebagian besar korban dalam demo kali ini berada di perbatasan Jalur Gaza, di mana ribuan orang Palestina berkumpul untuk melemparkan batu ke tentara Israel di luar pagar yang diperkuat.
Di Tepi Barat, petugas medis setempat mengatakan seorang pemrotes tewas dan lima orang lainnya terluka oleh tembakan pasukan Israel.
Salah satu demonstran yang ditembak adalah seorang pria yang menikam dan melukai seorang anggota unit polisi Israel. Kantor berita Reuters melaporkan seorang warga Palestina membawa pisau dan mengenakan sabuk bom. Namun, petugas medis Palestina mengatakan sabuk bom itu palsu.
Demo kemarahan atas pengumuman Trump soal Yerusalem pada 6 Desember 2017 lalu juga digelar di negara-negara Arab lain dan sejumlah negara lain di Asia. Eropa dan Rusia juga menyuarakan kekhawatiran tentang keputusan Trump.
Militer Israel mengatakan, pada hari Jumat, sekitar 3.500 orang Palestina berdemonstrasi di dekat pagar perbatasan Gaza.
”Selama kekerasan terjadi, tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) menembak secara selektif terhadap penghasut utama,” kata militer dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Sabtu (16/12/2017).
Israel merebut Yerusalem Timur, sebuah wilayah yang sarat dengan tempat suci Yahudi, Muslim dan Kristen, dari Yordania pada perang 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.
Rakyat Palestina sudah lama berharap bahwa Yerusalem Timur menjadi ibu kota masa depan negara mereka. Namun, pengumuman Presiden AS telah membuyarkan harapan rakyat Palestina.
Berbeda halnya dengan Israel yang menyambut baik pengumuman Trump yang dianggap sebagai pengakuan realitas politik dan akar Yahudi di Yerusalem. Usai pengakuan AS, Wakil Presiden Mike Pence dijadwalkan mengunjungi Israel dan Mesir pada pekan depan.
(mas)