Pembelot: Kelaparan, Anak Panti Korut Makan Jagung dari Kotoran Sapi
A
A
A
SEOUL - Sebuah cerita memilukan tentang kondisi kemiskinan di Korea Utara (Korut) diungkap seorang pembelot. Menurutnya, anak-anak di sebuah panti asuhan yang dikelola negara mengalami kelaparan sehingga memakan jagung dari kotoran sapi.
Pembelot bernama Lee Wi-ryeok tersebut menceritakannya dalam sebuah wawancara dengan Daily NK pada 22 November 2017. Apa yang dia ceritakan termasuk pengalamannya sendiri yang tumbuh di panti asuhan negara pada tahun 1990-an.
”Jika sapi mengekskresikan biji jagung dalam bentuk diare, kami akan membilasnya dan memakannya,” katanya.
Selain memakan jagung dari kotoran sapi, anak-anak di panti asuhan tersebut juga memakan kutu. ”Ketika Anda menggigit kutu, (kutu) itu akan meledak dengan darah,” kata Lee.
Menurutnya, anak-anak akan memakan parasit tersebut dengan berpikir bahwa itu akan menjadi ”limbah” darah.
Kondisi kesehatan juga menjadi masalah di negeri yang dipimpin Kim Jong-un tersebut. Salah satu penyakit utama adalah tuberkulosis, dan parahnya tidak ada pengobatan andal yang tersedia.
”Setelah saya datang ke Korea Selatan, saya kagum belajar (mengetahui) tuberkulosis adalah penyakit yang bisa diobati,” ujar Lee, yang dilansir IB Times, Jumat (24/11/2017).
Cerita Lee tak jauh memilukan dengan kondisi kelaparan hebat yang melanda Korut antara tahun 1994-1998. Pada saat itu, negara tersebut telah kehilangan dukungan dari Uni Soviet dan mengalami salah urus soal sumber daya.
Selain itu, banjir dan kekeringan berulang memperburuk masalah, yang menyebabkan kematian sekitar 240.000 hingga 3.500.000 orang Korut.
Kesaksian Lee muncul setelah seorang tentara Korea Utara melakukan pembelot secara dramatis pada 13 November lalu. Pembelot tersebut ditembak enam kali saat mencoba melintasi garis demarkasi menuju wilaya Korea Selatan.
Ahli bedah yang merawat tentara pembelot tersebut, John Cook-Jong Lee, mengatakan bahwa nama pendek pembelot Korut tersebut adalah “Oh”. Korban mengalami pendarahan internal yang parah dan tubuhnya jadi sarang cacing parasit.
Oh membutuhkan 12 liter transfusi darah dan akan terus menerima perawatan karena kondisinya masih memburuk.
”Dia mengatakan kepada saya bahwa dia sangat berterima kasih kepada orang-orang Korea Selatan karena telah menyelamatkan nyawanya dan memberinya banyak darah,” kata dokter tersebut.
Pembelot bernama Lee Wi-ryeok tersebut menceritakannya dalam sebuah wawancara dengan Daily NK pada 22 November 2017. Apa yang dia ceritakan termasuk pengalamannya sendiri yang tumbuh di panti asuhan negara pada tahun 1990-an.
”Jika sapi mengekskresikan biji jagung dalam bentuk diare, kami akan membilasnya dan memakannya,” katanya.
Selain memakan jagung dari kotoran sapi, anak-anak di panti asuhan tersebut juga memakan kutu. ”Ketika Anda menggigit kutu, (kutu) itu akan meledak dengan darah,” kata Lee.
Menurutnya, anak-anak akan memakan parasit tersebut dengan berpikir bahwa itu akan menjadi ”limbah” darah.
Kondisi kesehatan juga menjadi masalah di negeri yang dipimpin Kim Jong-un tersebut. Salah satu penyakit utama adalah tuberkulosis, dan parahnya tidak ada pengobatan andal yang tersedia.
”Setelah saya datang ke Korea Selatan, saya kagum belajar (mengetahui) tuberkulosis adalah penyakit yang bisa diobati,” ujar Lee, yang dilansir IB Times, Jumat (24/11/2017).
Cerita Lee tak jauh memilukan dengan kondisi kelaparan hebat yang melanda Korut antara tahun 1994-1998. Pada saat itu, negara tersebut telah kehilangan dukungan dari Uni Soviet dan mengalami salah urus soal sumber daya.
Selain itu, banjir dan kekeringan berulang memperburuk masalah, yang menyebabkan kematian sekitar 240.000 hingga 3.500.000 orang Korut.
Kesaksian Lee muncul setelah seorang tentara Korea Utara melakukan pembelot secara dramatis pada 13 November lalu. Pembelot tersebut ditembak enam kali saat mencoba melintasi garis demarkasi menuju wilaya Korea Selatan.
Ahli bedah yang merawat tentara pembelot tersebut, John Cook-Jong Lee, mengatakan bahwa nama pendek pembelot Korut tersebut adalah “Oh”. Korban mengalami pendarahan internal yang parah dan tubuhnya jadi sarang cacing parasit.
Oh membutuhkan 12 liter transfusi darah dan akan terus menerima perawatan karena kondisinya masih memburuk.
”Dia mengatakan kepada saya bahwa dia sangat berterima kasih kepada orang-orang Korea Selatan karena telah menyelamatkan nyawanya dan memberinya banyak darah,” kata dokter tersebut.
(mas)