Bangladesh-Myanmar Bahas Pemulangan Pengungsi Rohingya
A
A
A
DHAKA - Bangladesh dan Myanmar dilaporkan tengah terlibat pembicaraan mengenai nasib pengungsi Rohingya. Kedua negara membahas mengenai rencana pemulangan etnis Rohingya ke wilayah Rakhine.
Lebih dari 600 ribu Muslim Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh sejak akhir Agustus, setelah diusir oleh sebuah operasi pembersihan militer di wilayah mayoritas umat Buddha Myanmar, Rakhine State. Kekerasan terhadap Rohingya telah menimbulkan kecaman internasional.
"Bangladesh dan Myanmar sedang dalam proses negosiasi untuk sebuah kesepakatan bilateral untuk repatriasi orang-orang yang kehilangan tempat tinggal dan berharap untuk membentuk Kelompok Kerja Gabungan untuk memfasilitasi pemulangan," kata Menteri Luar Negeri Baghladesh Abul Hasan Mahmood Ali, seperti dilansir Reuters pada Minggu (19/11).
Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Bangaldesh menuturkan, Ali akan bertolak ke Myanmar pada hari ini untuk menghadiri pertemuan Asia-Eropa (ASEM) dan akan tinggal beberapa hari lagi untuk melakukan pembicaraan bilateral mengenai Rohingya.
Pejabat tersebut mengatakan, Ali mengharapkan sebuah kesepakatan untuk mengizinkan etnis Rohingya kembali ke Myanmar. "Kedua negara hampir mencapai pemahaman tentang masalah ini dan masih ada beberapa poin yang harus disepakati. Kami berharap bisa mencapai kesepakatan," ucap pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim tersebut.
Tidak ada komentar langsung dari Myanmar. Pada 1 November, Myanmar menegaskan bahwa pihaknya siap untuk melakukan proses repatriasi, namun menyuarakan kekhawatiran bahwa Bangladesh menunda sebuah kesepakatan untuk mendapatkan uang bantuan internasional terlebih dahulu. Bangladesh menggambarkan tuduhan tersebut sebagai sesuatu yang keterlaluan.
Lebih dari 600 ribu Muslim Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh sejak akhir Agustus, setelah diusir oleh sebuah operasi pembersihan militer di wilayah mayoritas umat Buddha Myanmar, Rakhine State. Kekerasan terhadap Rohingya telah menimbulkan kecaman internasional.
"Bangladesh dan Myanmar sedang dalam proses negosiasi untuk sebuah kesepakatan bilateral untuk repatriasi orang-orang yang kehilangan tempat tinggal dan berharap untuk membentuk Kelompok Kerja Gabungan untuk memfasilitasi pemulangan," kata Menteri Luar Negeri Baghladesh Abul Hasan Mahmood Ali, seperti dilansir Reuters pada Minggu (19/11).
Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Bangaldesh menuturkan, Ali akan bertolak ke Myanmar pada hari ini untuk menghadiri pertemuan Asia-Eropa (ASEM) dan akan tinggal beberapa hari lagi untuk melakukan pembicaraan bilateral mengenai Rohingya.
Pejabat tersebut mengatakan, Ali mengharapkan sebuah kesepakatan untuk mengizinkan etnis Rohingya kembali ke Myanmar. "Kedua negara hampir mencapai pemahaman tentang masalah ini dan masih ada beberapa poin yang harus disepakati. Kami berharap bisa mencapai kesepakatan," ucap pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim tersebut.
Tidak ada komentar langsung dari Myanmar. Pada 1 November, Myanmar menegaskan bahwa pihaknya siap untuk melakukan proses repatriasi, namun menyuarakan kekhawatiran bahwa Bangladesh menunda sebuah kesepakatan untuk mendapatkan uang bantuan internasional terlebih dahulu. Bangladesh menggambarkan tuduhan tersebut sebagai sesuatu yang keterlaluan.
(esn)