Presiden Zimbabwe Diduga Akan Dikudeta, Tank-tank Dikerahkan

Rabu, 15 November 2017 - 00:09 WIB
Presiden Zimbabwe Diduga...
Presiden Zimbabwe Diduga Akan Dikudeta, Tank-tank Dikerahkan
A A A
HARARE - Tank-tank militer dikerahkan ke Ibu Kota Zimbabwe, Harare, pada Selasa (14/11/2017) setelah panglima militer setempat mengeluarkan ancaman kepada Presiden Robert Mugabe. Pengerahan kendaraan tempur memicu dugaan bahwa Mugabe akan dikudeta.

Krisis politik di negara di Afrika ini sedang memanas setelah Presiden Robert Mugabe memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa. Tindakan presiden itu tidak bisa diterima panglima militer setempat Jenderal Constantine Chiwenga.

Panglima Chiwenga, mengatakan bahwa dia akan melakukan intervensi karena tindakan menuduh Mugabe telah menjatuhkan negara tersebut ke dalam krisis. Ancaman ini memicu sayap pemuda partai yang berkuasa—Zanu PF—secara terbuka menuduh kepala militer tersebut menggerogoti konstitusi.

Para saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa mereka melihat setidaknya empat tank tempur menuju Harare pada hari Selasa. Dua tank diparkir di samping jalan utama dari Harare ke Chinhoyi.

Para tentara di lokasi kejadian menolak untuk berbicara dengan media.

Mnangagwa secara luas didukung oleh tentara dan pernah dipandang sebagai calon penerus presiden.

Pemecatannya sebagai wakil presiden membuka jalan bagi istri Mugabe, Grace Mugabe, untuk ditunjuk sebagai wakil presiden pada konferensi khusus partai yang berkuasa, Zanu PF, pada bulan Desember.

Panglima Chiwenga mengatakan, ketidakstabilan di tubuh partai yang berkuasa telah menyebabkan tekanan. Dia menuduh partai tersebut mengusir para pejabat senior yang berpartisipasi dalam perang tahun 1970-an, yakni perang melawan minoritas kulit putih yang memerintah Rhodesia, negara yang akhirnya menjadi Zimbabwe.

Para pejabat senior yang disingkirkan telah dituduh merencanakan ”kontra revolusioner” untuk menghancurkan partai tersebut.

Ibu negara Grace Mugabe merupakan pemimpin kelompok pejabat partai yang dikenal sebagai Generasi 40 atau G40—kelompok yang didominasi pejabat berusia 40 dan 50-an tahun. Kelompok itu dilaporkan dalam seminggu terakhir telah menyusun daftar puluhan pejabat tinggi partai yang ingin mereka usir dari partai atau pun diskors.

”Proses pembersihan di ZANU PF yang sejauh ini menargetkan sebagian besar anggota yang terkait dengan sejarah pembebasan kita adalah penyebab serius keprihatinan kami di pasukan pertahanan,” kata Chiwenga, dalam sebuah konferensi pers.

”Kita harus mengingatkan orang-orang di balik kecurangan saat ini bahwa ketika menyangkut masalah yang melindungi revolusi kita, militer tidak akan ragu untuk masuk. Pembersihan saat ini jelas-jelas menargetkan anggota partai dengan latar belakang (tokoh) pembebasan harus segera berhenti,” ujarnya.

Ini adalah pertama kalinya militer Zimbabwe secara langsung mengkritik pertikaian di tubuh Zanu PF dan menandai perpecahan antara Mugabe dengan sebuah institusi yang menjadi pilar utama kekuasaannya.

Jeffrey Smith, analis dan direktur eksekutif Vanguard Africa, mengatakan kepada IBTimes UK bahwa kudeta tidak mungkin terjadi untuk saat ini.

”Kejadian di Zimbabwe hari ini tentu saja mengkhawatirkan, sebuah kudeta militer kemungkinan tidak akan segera terjadi. Gerakan pasukan tersebut merupakan serangan publik terhadap celah panjang yang meluas di dalam partai penguasa, Zanu PF,” katanya.

”Tampaknya ini adalah demonstrasi publik yang dimaksudkan untuk mencapai dua hal utama, pertama, mengingatkan dengan tegas, siapa yang memiliki kekuatan sejati di negara ini. Dan kedua, hal tersebut menempatkan mereka pada pemberitahuan yang mendukung pengangkatan politik Grace Mugabe dan potensi duduk di kepresidenan, bahwa hasil seperti itu tidak akan ditoleransi oleh militer dan pasukan keamanan.”

Namun, analis keamanan David Otto, percaya bahwa sebuah kudeta kemungkinan terjadi karena negara tersebut mengalami kesulitan ekonomi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9138 seconds (0.1#10.140)