Bantah Ditahan Saudi, Hariri Janji Segera Pulang ke Libanon
A
A
A
RIYADH - Saad Hariri, Perdana Menteri Libanon yang mengumumkan pengunduran dirinya dari Riyadh, membantah laporan bahwa dia ditahan pihak berwenang di Arab Saudi. Dia berjanji untuk segera pulang ke Beirut untuk menegaskan keputusan pengunduran dirinya.
Hariri membuat komentar dari Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, untuk pertama kalinya sejak pengunduran dirinya yang mengejutkan delapan hari yang lalu.
Berbicara pada hari Minggu di Future TV, sebuah stasiun televisi yang berafiliasi dengan partai politiknya, Hariri mengatakan bahwa dia dalam kondisi bebas di Riyadh.
”Di sini, di Kerajaan Arab Saudi, saya bebas, saya memiliki kebebasan penuh, tapi saya juga ingin menjaga keluarga saya,” katanya. Menurutnya, dia akan pulang ke negaranya dalam waktu dekat.
Baca Juga: PM Libanon Mengundurkan Diri, Sebut 'Tangan Iran' Akan Terputus
”Saya tidak berbicara tentang bulan, saya hanya berbicara tentang hari dan saya akan kembali ke Libanon,” ujar Hariri yang kebijakan politiknya berseberangan dengan Hizbullah.
Dia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai PM Libanon 4 November 2017 saat berkunjung ke Arab Saudi. Dalam pengumumannya itu, dia menyalahkan campur tangan Iran dan sekutunya, Hizbullah atas urusan internal negaranya.
Dia bahkan mengaku takut menjadi target pembunuhan seperti nasib ayahnya, Rafiq Hariri, yang tewas dalam ledakan bom truk pada tahun 2005.
Baca Juga: Menteri Saudi: Libanon Nyatakan Perang Melawan Arab Saudi
Komentar Hariri muncul setelah pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada hari Jumat mengatakan bahwa Hariri ditahan di Arab Saudi. Menurut Nasrallah pengunduran diri pemimpin Libanon itu ”terpaksa” tidak konstitusional karena dilakukan di bawah tekanan.
Namun, dalam wawancaranya pada hari Minggu, Hariri mengatakan bahwa dia menulis pidato pengunduran dirinya itu sendiri. Dia bersikeras bahwa dia tidak dipaksa untuk mengundurkan diri.
”Saya ingin membuat kejutan positif bagi rakyat Libanon sehingga orang-orang tahu betapa berbahayanya situasi yang kita hadapi,” katanya, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (13/11/2017).
Hariri membuat komentar dari Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, untuk pertama kalinya sejak pengunduran dirinya yang mengejutkan delapan hari yang lalu.
Berbicara pada hari Minggu di Future TV, sebuah stasiun televisi yang berafiliasi dengan partai politiknya, Hariri mengatakan bahwa dia dalam kondisi bebas di Riyadh.
”Di sini, di Kerajaan Arab Saudi, saya bebas, saya memiliki kebebasan penuh, tapi saya juga ingin menjaga keluarga saya,” katanya. Menurutnya, dia akan pulang ke negaranya dalam waktu dekat.
Baca Juga: PM Libanon Mengundurkan Diri, Sebut 'Tangan Iran' Akan Terputus
”Saya tidak berbicara tentang bulan, saya hanya berbicara tentang hari dan saya akan kembali ke Libanon,” ujar Hariri yang kebijakan politiknya berseberangan dengan Hizbullah.
Dia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai PM Libanon 4 November 2017 saat berkunjung ke Arab Saudi. Dalam pengumumannya itu, dia menyalahkan campur tangan Iran dan sekutunya, Hizbullah atas urusan internal negaranya.
Dia bahkan mengaku takut menjadi target pembunuhan seperti nasib ayahnya, Rafiq Hariri, yang tewas dalam ledakan bom truk pada tahun 2005.
Baca Juga: Menteri Saudi: Libanon Nyatakan Perang Melawan Arab Saudi
Komentar Hariri muncul setelah pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada hari Jumat mengatakan bahwa Hariri ditahan di Arab Saudi. Menurut Nasrallah pengunduran diri pemimpin Libanon itu ”terpaksa” tidak konstitusional karena dilakukan di bawah tekanan.
Namun, dalam wawancaranya pada hari Minggu, Hariri mengatakan bahwa dia menulis pidato pengunduran dirinya itu sendiri. Dia bersikeras bahwa dia tidak dipaksa untuk mengundurkan diri.
”Saya ingin membuat kejutan positif bagi rakyat Libanon sehingga orang-orang tahu betapa berbahayanya situasi yang kita hadapi,” katanya, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (13/11/2017).
(mas)