Presiden Libanon Pertanyakan 'Penahanan' Hariri oleh Saudi
A
A
A
BEIRUT - Presiden Lebanon Michel Aoun dilaporkan kembali mempertanyakan keputusan Arab Saudi yang dianggap "menahan" Perdana Menteri Libanon, Said Hariri. Sejak mengatakan mengundurkan diri pada pekan lalu, Hariri tidak diperkenankan untuk kembali ke Libanon oleh otoritas Saudi.
"Libanon tidak menerima Perdana Menterinya berada dalam situasi yang bertentangan dengan perjanjian internasional," kata Aoun dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (12/11).
"Pernyataan, atau tindakan yang dilakukan oleh Hariri tidak mencerminkan kenyataan terkait dengan pertanyaannya mengenai statusnya, setelah menyatakan pengunduran diri dalam siaran televisi dari Saudi," sambungnya.
Sejumlah pejabat Libanon mengatakan, Aoun dan petinggi di Libanon percaya bahwa Riyadh menahan Hariri yang terbang ke Saudi pada 3 November lalu, untuk kembali ke rumah.
Kekhawatiran bahwa Saudi telah menahan Hariri bukan hanya disampaikan oleh pihak Libanon, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menyatakan kekhawatirkan yang sama. Menurut Macron, para pemimpin Libanon seharusnya bebas untuk bergerak, dan tidak menjadi tahanan sebuah negara.
Riyadh sendiri membantah telah menahan Hariri. Mereka mengatakan, Hariri bebas dan memutuskan untuk mengundurkan diri karena sekutu Iran di Libanon, Hizbullah, telah menyerukan "serangan" terhadap pemerintah yang dipimpin Hariri.
"Libanon tidak menerima Perdana Menterinya berada dalam situasi yang bertentangan dengan perjanjian internasional," kata Aoun dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (12/11).
"Pernyataan, atau tindakan yang dilakukan oleh Hariri tidak mencerminkan kenyataan terkait dengan pertanyaannya mengenai statusnya, setelah menyatakan pengunduran diri dalam siaran televisi dari Saudi," sambungnya.
Sejumlah pejabat Libanon mengatakan, Aoun dan petinggi di Libanon percaya bahwa Riyadh menahan Hariri yang terbang ke Saudi pada 3 November lalu, untuk kembali ke rumah.
Kekhawatiran bahwa Saudi telah menahan Hariri bukan hanya disampaikan oleh pihak Libanon, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menyatakan kekhawatirkan yang sama. Menurut Macron, para pemimpin Libanon seharusnya bebas untuk bergerak, dan tidak menjadi tahanan sebuah negara.
Riyadh sendiri membantah telah menahan Hariri. Mereka mengatakan, Hariri bebas dan memutuskan untuk mengundurkan diri karena sekutu Iran di Libanon, Hizbullah, telah menyerukan "serangan" terhadap pemerintah yang dipimpin Hariri.
(esn)