Perkuat Klaim, Filipina Mulai Bangun Jalan Pantai di Pulau Thitu

Rabu, 08 November 2017 - 15:45 WIB
Perkuat Klaim, Filipina...
Perkuat Klaim, Filipina Mulai Bangun Jalan Pantai di Pulau Thitu
A A A
MANILA - Filipina mulai meningkatkan kemampuan fasilitas militer di lokasi yang didudukinya di wilayah sengketa Laut China Selatan. Langkah tersebut diumumkan Menteri Pertahanan (Menhan) Filipina Delfin Lorenzana sebagai bagian dari klaim Manila di wilayah perairan itu.

Dia menjelaskan, kontraktor sedang membangun jalan pantai di Pulau Thitu yang disebut warga lokal Pagasa (harapan). Pulau itu merupakan yang terbesar dari sembilan pulau dikuasai Filipina di Kepulauan Spratly. "Saat ini konstruksi berlangsung, jika tidak terganggu, tergantung pada cuaca bagus, kami perkirakan bisa selesai paling cepat tahun 2018," kata Lorenzana dikutip kantor berita Reuters.

Dia menambahkan, musim hujan menghalangi proses pembangunan jalan pantai tersebut. "Tak ada konstruksi yang bisa dilakukan tanpa jalan pantai yang bagus," ujarnya.

China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan. Meski demikian, Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam, juga memiliki klaim di sebagian wilayah itu. Kawasan perairan tersebut sangat strategis dan menjadi jalur pelayaran senilai USD3 triliun per tahun.

Citra satelit terbaru menunjukkan kapal-kapal China berkumpul di sekitar Thitu. Beberapa pakar menyatakan langkah itu sebagai upaya menghalangi Filipina memperkuat klaimnya. Duta Besar China di Filipina menyatakan negaranya tidak memiliki maksud buruk. Beijing dan Manila sejak lama mengalami konflik di Laut China Selatan.

Meski begitu, hubungan kedua negara membaik di era pemerintahan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang mendekati China. Menurut Duterte, lebih baik berbisnis dengan China daripada bertikai dengan negara yang militernya jauh lebih kuat.

Lorenzana menjelaskan, jalan pantai itu penting untuk memungkinkan kapal-kapal angkatan laut berukuran besar mengirim bahan konstruksi untuk perbaikan dan pembangunan landasan udara, struktur permanen, dan pelabuhan baru untuk para nelayan. Komunitas kecil warga Filipina tinggal di Thitu.

Penempatan warga Filipina di sana tampaknya untuk memperkuat klaim negara tersebut atas wilayah itu. Meski demikian, kondisi komunitas itu hanya sebatas bisa memenuhi kebutuhan pokok. Kondisi mereka berbeda dengan warga Vietnam dan China di pulau-pulau lain di Kepulauan Spratly yang menikmati fasilitas lebih banyak.

Juru bicara Departemen Pertahanan Filipina Arsenio Andolong menjelaskan, pemerintah akan mengucurkan lebih dari USD25,3 juta untuk perbaikan di Thitu. Militer mendorong upaya tersebut dengan alasan semua pihak yang mengklaim kepulauan itu juga melakukan tindakan serupa.

Beijing telah membangun tujuh pulau buatan, memasang radar dan senjata antipesawat, serta rudal di beberapa pulau tersebut. Para pakar memprediksi jet tempur akan segera dikerahkan di pulau buatan China itu.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1071 seconds (0.1#10.140)