Gereja Texas Diberondong Tembakan, 26 Jemaat dan Pelaku Tewas
A
A
A
SUTHERLAND SPRINGS - Seorang pria bersenjata mengumbar tembakan di sebuah gereja di tenggara Texas pada hari Minggu. Sebanyak 26 jemaat tewas, sedangkan pelaku penembakan massal ditemukan tewas setelah melarikan diri.
Penembakan massal ini juga menyebabkan 20 orang lainnya terluka. Penembakan terjadi di First Baptist Church di Sutherland Springs, Wilson County, sekitar 40 mil (65 km) timur San Antonio.
Menurut Departemen Keamanan Publik Texas, pelaku mengenakan pakaian hitam, memasuki gereja dan mulai menembaki para jemaat.
Setelah beraksi, pelaku melarikan diri dengan kendaraannya dan kemudian ditemukan tewas di dekat Guadalupe County. Kondisi kematian pria bersenjata tersebut masih dalam penyelidikan.
Baik identitas maupun motif tersangka belum diungkap oleh pihak berwenang. Namun petugas penegak hukum yang menolak diidentifikasi mengatakan, pria bersenjata tersebut merupakan pria kulit putih berusia 26 tahun.
Jeff Forrest, 36, seorang veteran militer yang tinggal satu blok dari gereja tersebut, mengatakan bahwa dia mendengar suara tembakan senjata semi-otomatis berkaliber tinggi. Suara itu mengingatkannya saat ditempatkan di pasukan tempur Korps Marinir.
”Saya berada di teras, saya mendengar 10 putaran (tembakan) dan kemudian telinga saya mulai mendengar suara dering,” kata Forrest, seperti dikutip Reuters, Senin (6/11/2017). ”Saya memukul geladak dan saya hanya berbaring di sana.”
Pembantaian di gereja ini hanya berselang beberapa minggu setelah seorang sniper membantai 58 orang di sebuah konser outdoor di Las Vegas, yang merupakan penembakan paling mematikan dalam sejarah AS modern. Penembakan tersebut telah memicu perdebatan nasional selama bertahun-tahun apakah mudahnya akses publik terhadap senjata berkontribusi atau tidak.
Presiden Donald Trump yang berada di Jepang dalam lawatan Asia-nya selama 12 hari mengaku memantau situasi di Texas.
”Semoga Tuhan bersama orang-orang Sutherland Springs, Texas. FBI dan penegak hukum ada di tempat kejadian,” katanya di Twitter.
Menurut para saksi, sekitar 20 tembakan terdengar pada pukul 11.30 waktu setempat selama ibadah gereja berlangsung. Tidak jelas berapa banyak jemaat di dalam gereja saat penembakan massal terjadi.
Penembakan massal ini juga menyebabkan 20 orang lainnya terluka. Penembakan terjadi di First Baptist Church di Sutherland Springs, Wilson County, sekitar 40 mil (65 km) timur San Antonio.
Menurut Departemen Keamanan Publik Texas, pelaku mengenakan pakaian hitam, memasuki gereja dan mulai menembaki para jemaat.
Setelah beraksi, pelaku melarikan diri dengan kendaraannya dan kemudian ditemukan tewas di dekat Guadalupe County. Kondisi kematian pria bersenjata tersebut masih dalam penyelidikan.
Baik identitas maupun motif tersangka belum diungkap oleh pihak berwenang. Namun petugas penegak hukum yang menolak diidentifikasi mengatakan, pria bersenjata tersebut merupakan pria kulit putih berusia 26 tahun.
Jeff Forrest, 36, seorang veteran militer yang tinggal satu blok dari gereja tersebut, mengatakan bahwa dia mendengar suara tembakan senjata semi-otomatis berkaliber tinggi. Suara itu mengingatkannya saat ditempatkan di pasukan tempur Korps Marinir.
”Saya berada di teras, saya mendengar 10 putaran (tembakan) dan kemudian telinga saya mulai mendengar suara dering,” kata Forrest, seperti dikutip Reuters, Senin (6/11/2017). ”Saya memukul geladak dan saya hanya berbaring di sana.”
Pembantaian di gereja ini hanya berselang beberapa minggu setelah seorang sniper membantai 58 orang di sebuah konser outdoor di Las Vegas, yang merupakan penembakan paling mematikan dalam sejarah AS modern. Penembakan tersebut telah memicu perdebatan nasional selama bertahun-tahun apakah mudahnya akses publik terhadap senjata berkontribusi atau tidak.
Presiden Donald Trump yang berada di Jepang dalam lawatan Asia-nya selama 12 hari mengaku memantau situasi di Texas.
”Semoga Tuhan bersama orang-orang Sutherland Springs, Texas. FBI dan penegak hukum ada di tempat kejadian,” katanya di Twitter.
Menurut para saksi, sekitar 20 tembakan terdengar pada pukul 11.30 waktu setempat selama ibadah gereja berlangsung. Tidak jelas berapa banyak jemaat di dalam gereja saat penembakan massal terjadi.
(mas)