Takut Perang, Massa Korsel Protes Kunjungan Trump

Minggu, 05 November 2017 - 05:55 WIB
Takut Perang, Massa...
Takut Perang, Massa Korsel Protes Kunjungan Trump
A A A
SEOUL - Menjelang kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, ratusan warga Korea Selatan (Korsel) turun ke jalan-jalan ibu kota pada hari Sabtu untuk protes. Demo massa di Seoul ini terjadi karena mereka takut perang antara AS dan Korea Utara (Korut) benar-benar pecah.

Demonstrasi anti-Trump berlangsung di sebuah lokasi yang hanya berjarak beberapa blok dari Kedutaan Besar AS di Seoul. Namun, ada juga demo pro-Trump di lokasi yang berdekatan dengan jumlah massa lebih kecil.

Dua demonstrasi ini mencerminkan keprihatinan yang saling bertentangan di Korea Selatan pada saat banyak orang merasa risiko konflik dengan Korea Utara akan mengerikan.

”Saya datang ke sini untuk protes karena saya takut perang,” kata Hong Jae-pum, 37, demonstran anti-Trump, yang bekerja di perusahaan pembersih. ”Dan jika perang pecah, kita semua mati,” lanjut dia, seperti dikutip dari Washington Post, Minggu (5/11/2017).

Pengunjuk rasa anti-Trump berkumpul pada pukul 16.00 sore waktu setempat. Mereka ramai-ramai membawa poster bertuliskan “No Trump, No War”. Massa juga menari khas Korea dan menghasi wajah.

”Kami membenci Trump,” bunyi salah satu yel yang dinyanyikan oleh para pemrotes. ”Kami cinta damai. Kami mencintai kesetaraan,” bunyi yel-yel lainnya.

Demonstran ingin menunjukkan kepada dunia bahwa orang Korea Selatan tidak mencari konflik. ”Saya ingin Presiden Trump tahu bahwa kami tidak menginginkan perang,” kata Yoo Seung-hyun, 32, seorang aktivis. ”Trump perlu memahami bahwa banyak masalah di Semenanjung Korea bergantung padanya.”

”Saya berharap warga Amerika memperhatikan apa yang terjadi di sini,” kata Kim Hyun-a, 49, seorang guru yang juga ikut demo bersama para siswanya. ”Perang membawa tragedi,” ujarnya.

Sementara itu, para demonstran pro-Trump yang didominasi para orang tua menyambut baik kunjungan Trump yang segera tiba di Seoul. Mereak melambaikan bendera Amerika dan membawa berbagai poster yang salah satunya bertuliskan “Welcome Trump”.

Massa pro-Trump ini juga berharap Presiden AS tersebut dapat membantu menyelamatkan mantan presiden Korea Selatan Park Geun-hye yang kini dipenjara terkait sejumlah skandal.

”Saya ingin Trump menghancurkan Kim Jong-un,” kata An Man-young, 70, merujuk pada pemimpin Korea Utara. ”Dan juga membebaskan mantan presiden Park yang tidak bersalah,” ujarnya.

”Saya tidak terlalu khawatir Trump menempatkan Korea Selatan dalam bahaya,” kata Beak Yong-cham, demonstran pria berusia 60 tahun yang merupakan veteran Korps Marinir Republik Korea. ”Amerika Serikat akan berbicara dengan menteri pertahanan Korea Selatan sebelum terjadi sesuatu.”

”Saya mendukung opsi militer melawan Kim Jong-un,” imbuh Beak. ”Dia (Kim Jong-un) perlu dibunuh karena dia gila.”

Choi Kang, Wakil Presiden Asan Institute for Policy Studies, sebuah lembaga think-tank di Seoul, mengatakan bahwa ada dua pandangan berbeda dari warga Korsel terkait kunjungan Trump. Dia mengklaim, mayoritas orang di Korea Selatan menyambut sikap keras Trump terhadap Korea Utara.

”Di sisi lain, banyak juga yang khawatir dengan kemungkinan perang atau tindakan paksa oleh administrasi Trump,” ujar Choi.

Pihak kepolisian Seoul menyatakan keprihatinannya atas munculnya dua demonstrasi yang saling bertentangan. Namun, menurut laporan Yonhap, tidak ada konfrontasi fisik antardua kelompok demonstran.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1376 seconds (0.1#10.140)