Penyidik Skandal Intervensi Rusia Tuntut Dua Eks Ajudan Trump

Selasa, 31 Oktober 2017 - 09:22 WIB
Penyidik Skandal Intervensi...
Penyidik Skandal Intervensi Rusia Tuntut Dua Eks Ajudan Trump
A A A
WASHINGTON - Dua mantan pembantu Presiden Donald Trump dikenai tuntutan oleh penyidik yang menyelidiki campur tangan Rusia dalam pemilu presiden Amerika Serikat (AS). Paul Manafort dan Rick Gate dikenai tuntutan pencucian uang.

Sementara itu mantan penasihat Trump lainnya, George Papadopoulos, mengaku bersalah pada awal Oktober karena berbohong kepada FBI.

Ini adalah eskalasi tajam dari investigasi Penasihat Khusus Departemen Kehakiman AS Robert Mueller selama lima bulan mengenai dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu untuk menguntungkan Trump, dan menjadi potensi kolusi oleh pembantu Trump.

Manafort (68) seorang tentara Republik yang sudah lama menjabat, dan Gates diajukan ke sebuah gedung pengadilan federal di Washington seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (31/10/2017).

Kedua pria tersebut mengaku tidak bersalah atas dakwaan terhadap mereka dalam 12 dakwaan, mulai dari pencucian uang hingga bertindak sebagai agen pemerintah mantan pro-Rusia yang tidak terdaftar.

Hakim memerintahkan tahanan rumah untuk kedua pria tersebut dan menetapkan obligasi tanpa jaminan senilai USD10 juta untuk Manafort dan sebuah obligasi tanpa jaminan untuk Gates dengan nilai USD5 juta. Akan ada sidang lagi pada hari Kamis.

Baik Trump maupun tim kampanyenya tidak disebutkan dalam surat dakwaan terhadap pasangan tersebut. Tuduhan tersebut, beberapa merujuk kembali lebih dari satu dekade, berpusat pada pekerjaan Manafort untuk Ukraina.

Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa dakwaan tersebut tidak ada hubungannya dengan Trump atau kampanyenya dan tidak menunjukkan bukti adanya kolusi antara kampanye tersebut dan Rusia.

"Kami telah mengatakan dari hari pertama bahwa tidak ada bukti adanya kolusi Trump-Rusia, dan tidak ada satu pun surat dakwaan hari ini yang mengubahnya sama sekali," kata juru bicara Sarah Sanders dalam sebuah briefing berita.

Dalam perkembangan yang terkait langsung dengan kampanye pemilihan Trump pada 2016, muncul pada hari Senin bahwa Papadopoulos, mantan penasihat kampanye, mengaku bersalah awal bulan ini untuk membuat pernyataan palsu kepada agen FBI.

Kantor Mueller mengatakan bahwa Papadopoulos telah berbohong kepada agen FBI tentang waktu kontak antara dia dan seorang profesor di London yang mengklaim memiliki informasi yang akan melukai kandidat presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton.

Sanders juga mengecilkan peran kampanye Papadopoulos, dengan mengatakan bahwa hal itu "sangat terbatas" dan bahwa dia adalah seorang sukarelawan.

Trump pada hari Senin mengulangi rasa frustrasinya terhadap penyelidikan Mueller, yang dia sebut sebagai "perburuan penyihir." Moskow juga telah membantah tuduhan tersebut.

"Maaf, tapi ini sudah bertahun-tahun yang lalu, sebelum Paul Manafort menjadi bagian dari kampanye Trump. Tapi mengapa tidak fokus ke tukan bohong Hillary & the Dems?" cuit Trump di akun Twitternya, merujuk pada Clinton.
(ian)
Berita Terkait
Donald Trump Kampanye...
Donald Trump Kampanye Pilpres Tanpa Kenakan Masker
Pilpres Amerika Serikat,...
Pilpres Amerika Serikat, Kemenangan Biden Makin Nyata
Pasar Taruhan Unggulkan...
Pasar Taruhan Unggulkan Trump Menangkan Pilpres Amerika Serikat 2024
Pendukung Donald Trump...
Pendukung Donald Trump Kembali Berunjuk Rasa di Arizona
Pertarungan Retorika...
Pertarungan Retorika Penuh Intrik di Pilpres Amerika Serikat
Pendukung Trump dan...
Pendukung Trump dan Massa Anti-Trump Bentrok di Washington DC
Berita Terkini
Perang India dan Pakistan,...
Perang India dan Pakistan, Siapa yang Paling Menderita?
59 menit yang lalu
Angkatan Udara Pakistan...
Angkatan Udara Pakistan Klaim Menang 6:0 dalam Perang dengan India
2 jam yang lalu
Siapa Aurangzeb Ahmed?...
Siapa Aurangzeb Ahmed? Arsitek Perang Pakistan yang Suka Menerapkan Strategi Militer China Kuno
3 jam yang lalu
Secara Tak Langsung,...
Secara Tak Langsung, Angkatan Udara India Akui Rafale Ditembak Jatuh Pakistan
4 jam yang lalu
Setelah Memberontak...
Setelah Memberontak 31 Tahun dan Menewaskan 40.000 Orang, PKK Membubarkan Diri
4 jam yang lalu
Satpam Ini Tewas saat...
Satpam Ini Tewas saat Berhubungan Intim di Pabrik, Keluarganya Diberi Kompensasi karena Dianggap Kecelakaan Kerja
5 jam yang lalu
Infografis
India Gunakan S-400...
India Gunakan S-400 Rusia dan Drone Israel untuk Lawan Pakistan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved