Bos Pentagon: Diplomasi dengan Dukungan Militer Solusi Krisis Korut
A
A
A
SEOUL - Pejabat tinggi pertahanan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) melakukan pertemuan di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea. Keduanya mengadakan pembicaraan mengenai penyelesaian krisis program nuklir Korea Utara (Korut).
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis menyatakan bahwa Washington tidak akan pernah menerima nuklir Korut. Ia menambahkan bahwa Pyongyang mempercepat ancaman yang ditimbulkannya kepada tetangganya di dunia melalui program rudal dan nuklir yang tidak disengaja dan tidak perlu.
"Diplomasi tetap merupakan tindakan pilihan kami. Seperti yang telah berulang kali saya tekankan, para diplomat kami paling efektif saat didukung oleh kekuatan militer yang kredibel dalam situasi seperti ini," kata Mattis setelah mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Korsel Song Young-moo, sebagaimana dikutip dari Sputnik, Minggu (29/10/2017).
Setelah pertemuan tersebut, Pentagon mengeluarkan sebuah pernyataan tertulis yang mengatakan bahwa pemerintah AS dan Korsel telah memutuskan untuk memperluas kerja sama, termasuk penyelidikan bersama untuk memperbaiki pelaksanaan pencegahan terhadap Pyongyang, untuk penyelesaian konflik secara damai.
Keduanya juga akan terus mendukung dua upaya diplomatik kedua negara tersebut yang bertujuan untuk melakukan denuklirisasi Korut.
Korut telah melakukan enam uji coba nuklir tahun ini dan terus memperbaiki teknologi rudal balistiknya melalui serangkaian peluncuran rudal.
Uji coba nuklir dan rudal terakhir seolah menunjukkan kemampun nuklir dan rudal negara komunis itu. Uji coba nuklir terakhir disebut sebagai uji coba nuklir terbesar. Korut mengklaim bahwa mereka berhasil melakukan uji coba bom hidrogen yang akan dimuat ke dalam rudal balistik antar benua.
Sementara itu, dua uji coba rudal terakhir Korut berhasil terbang di atas wilayah Jepang sebelum jatuh ke Samudera Pasifik.
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis menyatakan bahwa Washington tidak akan pernah menerima nuklir Korut. Ia menambahkan bahwa Pyongyang mempercepat ancaman yang ditimbulkannya kepada tetangganya di dunia melalui program rudal dan nuklir yang tidak disengaja dan tidak perlu.
"Diplomasi tetap merupakan tindakan pilihan kami. Seperti yang telah berulang kali saya tekankan, para diplomat kami paling efektif saat didukung oleh kekuatan militer yang kredibel dalam situasi seperti ini," kata Mattis setelah mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Korsel Song Young-moo, sebagaimana dikutip dari Sputnik, Minggu (29/10/2017).
Setelah pertemuan tersebut, Pentagon mengeluarkan sebuah pernyataan tertulis yang mengatakan bahwa pemerintah AS dan Korsel telah memutuskan untuk memperluas kerja sama, termasuk penyelidikan bersama untuk memperbaiki pelaksanaan pencegahan terhadap Pyongyang, untuk penyelesaian konflik secara damai.
Keduanya juga akan terus mendukung dua upaya diplomatik kedua negara tersebut yang bertujuan untuk melakukan denuklirisasi Korut.
Korut telah melakukan enam uji coba nuklir tahun ini dan terus memperbaiki teknologi rudal balistiknya melalui serangkaian peluncuran rudal.
Uji coba nuklir dan rudal terakhir seolah menunjukkan kemampun nuklir dan rudal negara komunis itu. Uji coba nuklir terakhir disebut sebagai uji coba nuklir terbesar. Korut mengklaim bahwa mereka berhasil melakukan uji coba bom hidrogen yang akan dimuat ke dalam rudal balistik antar benua.
Sementara itu, dua uji coba rudal terakhir Korut berhasil terbang di atas wilayah Jepang sebelum jatuh ke Samudera Pasifik.
(ian)