Siti Aisyah Ditipu, Ini Dalang Pembunuhan Kakak Tiri Kim Jong-un
A
A
A
KUALA LUMPUR - Peran empat tersangka asal Korea Utara (Korut) dalam pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri diktator muda Kim Jong-un, mulai diungkap di pengadilan Malaysia. Dua terdakwa, Siti Aisyah asal Indonesia dan Doan Thi Huong asal Vietnam tetap merasa ditipu dalam kasus ini.
Di Pengadilan Tinggi Shah Alam, Siti dan Doan mengatakan bahwa mereka tidak bersalah. Mereka ditipu oleh orang-orang untuk berpartisipasi dalam serangan terhadap Kim Jong-nam pada 13 Februari lalu di Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Mereka pikir apa yang mereka lakukan adalah adegan lelucon yang tidak berbahaya untuk sebuah acara televisi. Namun, jika terbukti bersalah, kedua perempuan itu terancam hukuman mati di Malaysia.
Sejak persidangan dimulai pada 2 Oktober, peran keempat tersangka asal Korut yang telah melarikan diri usai serangan, telah mendominasi proses persidangan. Baik jaksa dan tim pembela mengatakan bahwa akan lebih banyak lagi yang akan diungkap dalam minggu-minggu mendatang tentang peran keempat tersangka pria itu.
Jaksa penuntut menekankan bahwa pihak berwenang berhak mengambil tindakan yang lebih formal terhadap empat tersangka pria tersebut jika mereka dapat mengumpulkan bukti yang cukup.
Dari empat tersangka itu, tim investigasi polisi Malaysia telah mengungkap siapa dalang pembunuhan Kim Jong-nam. Berikut empat tersangka pria asal Korut dan perannya dalam kasus ini, seperti dikutip dari Washington Post, Sabtu (28/10/2017);
Hanamori
Polisi Malaysia menyebutnya dengan “dalang” pembunuhan. Menurut kepala petugas investigasi kepolisian Malaysia, Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz, Hanamori kadang-kadang dijuluki sebagai ”Kakek” dan ”Paman”. Dialah yang mengatur operasi di lapangan.
Menurut Wan Azirul, video keamanan bandara menunjukkan bahwa dia tiba di terminal bandara dengan kendaraan yang sama dengan dua dari tiga tersangka lainnya sekitar 90 menit menjelang serangan pada 13 Februari.
Kamera keamanan kemudian merekam pertemuannya para tersangka lainnya di sebuah kafe bandara secara terpisah sebelum serangan terjadi.
Polisi mengatakan Hanamori, yang awalnya mengenakan kemeja ungu berganti pakaian setelah serangan tersebut. Dia kemudian pergi setelah serangan terjadi dengan para tersangka pria lainnya.
James
Dia diduga sebagai sosok yang merekrut Siti Aisyah. Pengacara Siti, Gooi Soon Seng, mengatakan kepada wartawan sebelum persidangan bahwa kliennya direkrut pada awal Januari oleh pria ini, yang dikenal hanya dengan nama James. Siti direkrut untuk membintangi apa yang dia sebut sebagai acara video prank (lelucon).
Pengacara tersebut mengatakan bahwa James dan Siti pergi ke mal, hotel dan bandara. James mencatat pertemuan di ponselnya dan membayar Siti antara USD100 hingga USD200 untuk setiap adegan lelucon.
Chang
Menurut kesaksian Wan Azirul, dialah sosok yang menaruh racun cair di tangan Siti Aisyah.
Pada pagi hari saat pembunuhan tersebut, Chang bertemu dengan Siti di kafe yang sama di mana sebelumnya dia bertemu dengan Hanamori. Wan Azirul mengatakan, Chang menyerahkan sebuah voucher taksi bandara kepada Siti dalam pertemuan singkat.
Dalam pertemuan itu, kata Wan Azirul, Chang menaruh racun VX yang mematikan ke tangan Siti sesaat sebelum serangan yang terjadi sekitar pukul 09.00 waktu Kuala Lumpur.
Chang yang berkacamata itu mengenakan topi baseball gelap dan membawa ransel dan tas plastik putih. Tapi setelah serangan, dia membuang barang-barangnya, mengganti baju. Dia bahkan mencukur janggutnya. Dia terlihat membawa tas plastik oranye.
Pengacara Siti, Gooi Soon Seng, mengatakan Chang menunjukkan Kim Jong-nam kepada Aisyah sebagai sasaran dan meletakkan sesuatu di tangannya.
Mr Y
Jaksa mengklaim bahwa dia menaruh racun itu pada tangan terdakwa asal Vietnam, Doan Thi Huong.
Pada hari pembunuhan—setelah tiba dengan Hanamori dan yang lainnya—dia terlihat berjalan di sekitar bandara dengan seorang wanita yang mengaku oleh oleh jaksa diklaim sebagai Doan. Mereka berada di dekat lokasi di mana Kim Jong-nam diserang. Dia juga memakai topi baseball dan memiliki ransel serta membawa botol air.
Rekaman video menunjukkan bahwa setelah serangan tersebut, Mr Y juga mengganti baju dan membuang barang-barangnya. Polisi mengatakan bahwa dia kemudian meninggalkan budget terminal dengan yang sama bersama Chang dan Hanamori.
Keempat tersangka itu telah melakukan perjalanan ke Pyongyang. Atas permintaan Malaysia, Interpol telah mengeluarkan “red notice” atau surat yang setara dengan perintah penangkapan . Dalam surat itu, Interpol diminta menangkap empat warga Korea Utara atas nama; Ri Ji Hyon, 33; Hong Song Hac, 34; O Jong Gil, 55; dan Ri Jae Nam, 57. Tapi, belum jelas apakah empat pria ini merupakan empat tersangka yang disebut di pengadilan dengan nama-nama alias tersebut atau tidak.
Bantuan dari Pyongyang sangat tidak mungkin, terlebih Korea Utara bukan anggota Interpol.
Di Pengadilan Tinggi Shah Alam, Siti dan Doan mengatakan bahwa mereka tidak bersalah. Mereka ditipu oleh orang-orang untuk berpartisipasi dalam serangan terhadap Kim Jong-nam pada 13 Februari lalu di Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Mereka pikir apa yang mereka lakukan adalah adegan lelucon yang tidak berbahaya untuk sebuah acara televisi. Namun, jika terbukti bersalah, kedua perempuan itu terancam hukuman mati di Malaysia.
Sejak persidangan dimulai pada 2 Oktober, peran keempat tersangka asal Korut yang telah melarikan diri usai serangan, telah mendominasi proses persidangan. Baik jaksa dan tim pembela mengatakan bahwa akan lebih banyak lagi yang akan diungkap dalam minggu-minggu mendatang tentang peran keempat tersangka pria itu.
Jaksa penuntut menekankan bahwa pihak berwenang berhak mengambil tindakan yang lebih formal terhadap empat tersangka pria tersebut jika mereka dapat mengumpulkan bukti yang cukup.
Dari empat tersangka itu, tim investigasi polisi Malaysia telah mengungkap siapa dalang pembunuhan Kim Jong-nam. Berikut empat tersangka pria asal Korut dan perannya dalam kasus ini, seperti dikutip dari Washington Post, Sabtu (28/10/2017);
Hanamori
Polisi Malaysia menyebutnya dengan “dalang” pembunuhan. Menurut kepala petugas investigasi kepolisian Malaysia, Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz, Hanamori kadang-kadang dijuluki sebagai ”Kakek” dan ”Paman”. Dialah yang mengatur operasi di lapangan.
Menurut Wan Azirul, video keamanan bandara menunjukkan bahwa dia tiba di terminal bandara dengan kendaraan yang sama dengan dua dari tiga tersangka lainnya sekitar 90 menit menjelang serangan pada 13 Februari.
Kamera keamanan kemudian merekam pertemuannya para tersangka lainnya di sebuah kafe bandara secara terpisah sebelum serangan terjadi.
Polisi mengatakan Hanamori, yang awalnya mengenakan kemeja ungu berganti pakaian setelah serangan tersebut. Dia kemudian pergi setelah serangan terjadi dengan para tersangka pria lainnya.
James
Dia diduga sebagai sosok yang merekrut Siti Aisyah. Pengacara Siti, Gooi Soon Seng, mengatakan kepada wartawan sebelum persidangan bahwa kliennya direkrut pada awal Januari oleh pria ini, yang dikenal hanya dengan nama James. Siti direkrut untuk membintangi apa yang dia sebut sebagai acara video prank (lelucon).
Pengacara tersebut mengatakan bahwa James dan Siti pergi ke mal, hotel dan bandara. James mencatat pertemuan di ponselnya dan membayar Siti antara USD100 hingga USD200 untuk setiap adegan lelucon.
Chang
Menurut kesaksian Wan Azirul, dialah sosok yang menaruh racun cair di tangan Siti Aisyah.
Pada pagi hari saat pembunuhan tersebut, Chang bertemu dengan Siti di kafe yang sama di mana sebelumnya dia bertemu dengan Hanamori. Wan Azirul mengatakan, Chang menyerahkan sebuah voucher taksi bandara kepada Siti dalam pertemuan singkat.
Dalam pertemuan itu, kata Wan Azirul, Chang menaruh racun VX yang mematikan ke tangan Siti sesaat sebelum serangan yang terjadi sekitar pukul 09.00 waktu Kuala Lumpur.
Chang yang berkacamata itu mengenakan topi baseball gelap dan membawa ransel dan tas plastik putih. Tapi setelah serangan, dia membuang barang-barangnya, mengganti baju. Dia bahkan mencukur janggutnya. Dia terlihat membawa tas plastik oranye.
Pengacara Siti, Gooi Soon Seng, mengatakan Chang menunjukkan Kim Jong-nam kepada Aisyah sebagai sasaran dan meletakkan sesuatu di tangannya.
Mr Y
Jaksa mengklaim bahwa dia menaruh racun itu pada tangan terdakwa asal Vietnam, Doan Thi Huong.
Pada hari pembunuhan—setelah tiba dengan Hanamori dan yang lainnya—dia terlihat berjalan di sekitar bandara dengan seorang wanita yang mengaku oleh oleh jaksa diklaim sebagai Doan. Mereka berada di dekat lokasi di mana Kim Jong-nam diserang. Dia juga memakai topi baseball dan memiliki ransel serta membawa botol air.
Rekaman video menunjukkan bahwa setelah serangan tersebut, Mr Y juga mengganti baju dan membuang barang-barangnya. Polisi mengatakan bahwa dia kemudian meninggalkan budget terminal dengan yang sama bersama Chang dan Hanamori.
Keempat tersangka itu telah melakukan perjalanan ke Pyongyang. Atas permintaan Malaysia, Interpol telah mengeluarkan “red notice” atau surat yang setara dengan perintah penangkapan . Dalam surat itu, Interpol diminta menangkap empat warga Korea Utara atas nama; Ri Ji Hyon, 33; Hong Song Hac, 34; O Jong Gil, 55; dan Ri Jae Nam, 57. Tapi, belum jelas apakah empat pria ini merupakan empat tersangka yang disebut di pengadilan dengan nama-nama alias tersebut atau tidak.
Bantuan dari Pyongyang sangat tidak mungkin, terlebih Korea Utara bukan anggota Interpol.
(mas)