Oposisi Korsel Desak AS Pindahkan Lagi Senjata Nuklirnya ke Seoul
A
A
A
WASHINGTON - Hong Joon-pyo, pemimpin partai oposisi oposisi Korea Selatan (Korsel) yang berada di Washington minggu ini, mendesak anggota parlemen terkemuka dan pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk memindahkan lagi senjata nuklir taktis Pentagon ke Seoul.
Washington menarik senjata berbahaya itu dari Seoul pada tahun 1991 untuk meredam ketegangan di semenanjung Korea.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa Hong Joon-pyo berbicara dengan berbagai pejabat AS, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik Tom Shannon, pejabat Komisi Hubungan Luar Negeri Senat untuk Asia Timur Cory Gardner, dan Asisten Deputi Menteri Luar Negeri untuk Korea dan Jepang Joseph Yun.
Proposal dari oposisi pemerintah Korsel itu sedang diperdebatkan di Seoul. Presiden Korsel Moon Jae-in, menentang tindakan tersebut karena khawatir akan memicu perlombaan senjata.
Namun jajak pendapat Gallup Korea menemukan sebanyak 60 persen warga Korea Selatan berpendapat bahwa negara mereka sudah seharusnya memiliki senjata nuklir.
Donald Trump saat kampanye pemilihan presiden tahun lalu juga menginginkan agar sekutu-sekutu Washington di Asia memiliki sendiri senjata nuklir. Namun, setelah terpilih sebagai presiden, Trump belum memberikan pendapat tentang desakan dari oposisi Seoul tersebut.
Hong, yang berada di posisi kedua dalam pemilihan presiden Korea Selatan Mei lalu, mengatakan bahwa membawa kembali senjata nuklir AS ke negaranya pada akhirnya akan menyebabkan perlucutan senjata.
”Kami ingin senjata nuklir taktis dipindah di Korea sehingga kita memiliki pijakan yang sama dan kemudian kita dapat menandatangani sebuah perjanjian untuk melucuti senjata nuklir,” kata Hong, yang dikutip Kamis (26/10/2017).
Washington menarik senjata berbahaya itu dari Seoul pada tahun 1991 untuk meredam ketegangan di semenanjung Korea.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa Hong Joon-pyo berbicara dengan berbagai pejabat AS, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik Tom Shannon, pejabat Komisi Hubungan Luar Negeri Senat untuk Asia Timur Cory Gardner, dan Asisten Deputi Menteri Luar Negeri untuk Korea dan Jepang Joseph Yun.
Proposal dari oposisi pemerintah Korsel itu sedang diperdebatkan di Seoul. Presiden Korsel Moon Jae-in, menentang tindakan tersebut karena khawatir akan memicu perlombaan senjata.
Namun jajak pendapat Gallup Korea menemukan sebanyak 60 persen warga Korea Selatan berpendapat bahwa negara mereka sudah seharusnya memiliki senjata nuklir.
Donald Trump saat kampanye pemilihan presiden tahun lalu juga menginginkan agar sekutu-sekutu Washington di Asia memiliki sendiri senjata nuklir. Namun, setelah terpilih sebagai presiden, Trump belum memberikan pendapat tentang desakan dari oposisi Seoul tersebut.
Hong, yang berada di posisi kedua dalam pemilihan presiden Korea Selatan Mei lalu, mengatakan bahwa membawa kembali senjata nuklir AS ke negaranya pada akhirnya akan menyebabkan perlucutan senjata.
”Kami ingin senjata nuklir taktis dipindah di Korea sehingga kita memiliki pijakan yang sama dan kemudian kita dapat menandatangani sebuah perjanjian untuk melucuti senjata nuklir,” kata Hong, yang dikutip Kamis (26/10/2017).
(mas)