Siap Siagakan Pembom Nuklir 24 Jam, Militer AS: Dunia Tempat Berbahaya

Senin, 23 Oktober 2017 - 15:09 WIB
Siap Siagakan Pembom...
Siap Siagakan Pembom Nuklir 24 Jam, Militer AS: Dunia Tempat Berbahaya
A A A
WASHINGTON - Militer Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) memberi sinyal menakutkan bagi dunia, bahwa mereka bersiap menempatkan pesawat pembom nuklir B-52 dalam kondisi siaga 24 jam. Militer Washington menyatakan, dunia jadi tempat berbahaya karena ada pihak yang secara terbuka akan menggunakan senjata nuklir.

Pernyataan itu merupakan sindiran untuk Korea Utara (Korut) yang selama ini mengancam akan menyerang wilayah AS dengan rudal berhulu ledak nuklir.

Persiapan untuk pesawat B-52 dalam kondisi siaga 24 jam merupakan yang pertama kalinya sejak Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.

Baca Juga: Tegang dengan Korut, AS Bersiap Siagakan Pembom Nuklir 24 Jam

”Dunia adalah tempat yang berbahaya dan kita memiliki orang-orang yang berbicara secara terbuka tentang penggunaan senjata nuklir,” kata Kepala Staf Angkatan Udara AS Jenderal David Goldfein kepada situs militer AS, Defense One.

”Ini bukan lagi dunia bipolar di mana hanya kita dan Uni Soviet. Kami punya pemain lain di luar sana yang memiliki kemampuan nuklir. Tidak pernah lebih penting untuk memastikan bahwa kita mendapatkan misi ini dengan benar,” ujarnya mengacu pada rezim Pyongyang yang dipimpin Kim Jong-un.

Goldfein mengatakan bahwa perintah untuk mengembalikan posisi pesawat pembom B-52 ke kondisi siaga 24 jam belum dikeluarkan, namun persiapan di Pangkalan Angkatan Udara Barksdale di Louisiana mendukung ke langkah persiapan itu.

Baca Juga: Donald Trump Nyatakan AS Siap Perang dengan Korut

Sembilan bantalan alarm bercabang dari landasan pacu 11.000 kaki sedang direnovasi, bersama dengan bangunan di dekatnya yang akan menampung lebih dari 100 awak yang ditugaskan ke pesawat pembom B-52. Pesawat yang bisa menimbulkan bencana ini telah beroperasi sejak 1950-an.

”Saya telah menantang Komando Serangan Global Angkatan Udara untuk membantu memimpin dialog, membantu diskusi ini mengenai 'Bagaimana konflik konvensional dengan elemen nuklir?' Dan 'Apakah kita merespons sebagai kekuatan global jika hal itu terjadi?' dan 'Apa pilihannya?' 'Bagaimana kita memikirkannya—bagaimana kita memikirkan pencegahan di lingkungan itu?',” papar Jenderal Goldfein, yang dilansir Senin (23/10/2017).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9467 seconds (0.1#10.140)