Bom Mobil Hantam Bus Sekolah Militer di Kabul, 15 Tewas
A
A
A
KABUL - Seorang penyerang bunuh diri menabrakan sebuah mobil yang penuh dengan bahan peledak ke sebuah bus yang meninggalkan pusat pelatihan militer Afghanistan di. Sedikitnya 15 tentara, termasuk kadet dan pelatih mereka, tewas.
Gerilyawan Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang terbaru dalam minggu yang sangat mematikan bagi pasukan keamanan Afghanistan.
Pemboman tersebut juga merupakan serangan besar kedua di ibukota Kabul dalam 24 jam setelah serangan bunuh diri di sebuah masjid Syiah yang menewaskan lebih dari 50 jamaah pada Jumat malam.
Baca Juga: Serangan Bom Guncang 2 Masjid di Afghanistan, 50 Orang Terbunuh
"Personel Angkatan Darat keluar dari Marsekal Fahim University saat seorang pembom bunuh diri di sebuah mobil menargetkan mereka. Lima belas tentara yang berada di sana untuk pelatihan tewas dan empat lainnya luka-luka," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Dawlat Wazari seperti dikutip dari Reuters, Minggu (22/10/2017).
Sebuah pernyataan dari kantor Presiden Ashraf Ghani mengatakan bahwa bus tersebut membawa pelatih dan kadet dari universitas pertahanan di pinggiran barat Kabul. Universitas tersebut merupakan rumah bagi sekolah pelatihan perwira militer Afghanistan dan akademi militer lainnya.
Pasukan keamanan Afghanistan telah berjuang melawan Taliban sejak sebagian besar tentara asing pergi pada akhir 2014.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkomitmen untuk menjalankan misi pelatihan dan dukungan militer terbuka di Afghanistan pada bulan Agustus. Meskipun begitu, Trump mengkritik konflik di Afghanistan yang tidak berkesudahan meski mendapat bantuan miliaran dolar dan hampir 16 tahun operasi AS dan sekutu.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengaku bertanggung jawab atas bom mobil Sabtu dalam sebuah email kepada wartawan.
Taliban telah melakukan pemberontakan selama satu dekade setengah dalam upaya untuk menggulingkan pemerintah yang didukung Barat di Kabul dan membangun kembali rezim Islam fundamentalis.
Gerilyawan sekarang mengendalikan atau mengkontraskan sekitar 40 persen Afghanistan.
Gerilyawan Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang terbaru dalam minggu yang sangat mematikan bagi pasukan keamanan Afghanistan.
Pemboman tersebut juga merupakan serangan besar kedua di ibukota Kabul dalam 24 jam setelah serangan bunuh diri di sebuah masjid Syiah yang menewaskan lebih dari 50 jamaah pada Jumat malam.
Baca Juga: Serangan Bom Guncang 2 Masjid di Afghanistan, 50 Orang Terbunuh
"Personel Angkatan Darat keluar dari Marsekal Fahim University saat seorang pembom bunuh diri di sebuah mobil menargetkan mereka. Lima belas tentara yang berada di sana untuk pelatihan tewas dan empat lainnya luka-luka," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Dawlat Wazari seperti dikutip dari Reuters, Minggu (22/10/2017).
Sebuah pernyataan dari kantor Presiden Ashraf Ghani mengatakan bahwa bus tersebut membawa pelatih dan kadet dari universitas pertahanan di pinggiran barat Kabul. Universitas tersebut merupakan rumah bagi sekolah pelatihan perwira militer Afghanistan dan akademi militer lainnya.
Pasukan keamanan Afghanistan telah berjuang melawan Taliban sejak sebagian besar tentara asing pergi pada akhir 2014.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkomitmen untuk menjalankan misi pelatihan dan dukungan militer terbuka di Afghanistan pada bulan Agustus. Meskipun begitu, Trump mengkritik konflik di Afghanistan yang tidak berkesudahan meski mendapat bantuan miliaran dolar dan hampir 16 tahun operasi AS dan sekutu.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengaku bertanggung jawab atas bom mobil Sabtu dalam sebuah email kepada wartawan.
Taliban telah melakukan pemberontakan selama satu dekade setengah dalam upaya untuk menggulingkan pemerintah yang didukung Barat di Kabul dan membangun kembali rezim Islam fundamentalis.
Gerilyawan sekarang mengendalikan atau mengkontraskan sekitar 40 persen Afghanistan.
(ian)