Bentrok dengan Gerilyawan di Gurun Barat Mesir, 30 Polisi Tewas

Sabtu, 21 Oktober 2017 - 10:54 WIB
Bentrok dengan Gerilyawan...
Bentrok dengan Gerilyawan di Gurun Barat Mesir, 30 Polisi Tewas
A A A
KAIRO - Bentrokan bersenjata terjadi di gurun barat Mesir saat polisi melakukan serangan ke tempat persembunyian gerilyawan. Sedikitnya 30 polisi tewas dalam bentrokan tersebut.

"Sejumlah tersangka militan juga tewas dan pasukan keamanan menyisir daerah tersebut," sebuah pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri Mesir seperti dinukil dari Reuters, Sabtu (21/10/2017).

Mesir menghadapi sebuah pemberontakan Islam yang terkonsentrasi di semenanjung Sinai dari dua kelompok utama, termasuk sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Negara Islam (ISIS). Pemberontakan ini telah membunuh ratusan pasukan keamanan sejak 2013.

Gerilyawan Islam telah meluncurkan beberapa serangan besar, yang baru-baru ini menargetkan gereja-gereja di Kairo dan kota-kota lain. Serangan ini menyebabkan hilangnya puluhan nyawa.

Sumber keamanan mengatakan pihak berwenang menyergap sebuah persembunyian di sebuah tempat persembunyian di padang pasir. Lokasi itu diperkirakan menampung delapan tersangka anggota Hasm, sebuah kelompok yang telah mengklaim beberapa serangan di sekitar ibukota. Mereka menargetkan hakim dan polisi sejak tahun lalu.

Sebuah konvoi empat SUV dan satu kendaraan kementerian dalam negeri disergap dari tempat yang lebih tinggi oleh militan. Para militan menggunakan granat berpeluncur roket dan meledakkan alat peledak, kata seorang sumber senior di Kantor Keamanan Giza.

Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat, kata dua sumber keamanan itu.

Kedua sumber keamanan itu juga mengatakan delapan personil keamanan terluka dalam bentrokan tersebut, sementara sumber lain mengatakan bahwa empat dari korban tersebut adalah polisi dan empat lainnya diduga gerilyawan.

Mesir menuduh Hasm sebagai sayap militan Ikhwanul Muslimin, sebuah kelompok Islam yang dilarang pada tahun 2013. Namun Ikhwanul Muslimin membantahnya.

Pemberontakan Islam di semenanjung Sinai telah berkembang sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin pada pertengahan 2013 menyusul demonstrasi massa menentang pemerintahannya.

Kelompok militan yang memimpin pemberontakan tersebut berjanji untuk setia ke Negara Islam (ISIS) pada tahun 2014. Kelompok ini dipersalahkan atas pembunuhan ratusan tentara dan polisi dan telah mulai menargetkan daerah-daerah lain, termasuk gereja Koptik Kristen Mesir.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1778 seconds (0.1#10.140)