Ini Keuntungan Rekonsiliasi Hamas-Fatah untuk Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri kembali menyatakan sangat menyambut baik rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah. Kemlu menyebut, rekonsiliasi ini menguntungkan Indonesia, dalam hal upaya membantu Palestina.
Juru bicara kemlu RI, Arrmanantha Nassir menuturkan, Indonesia selama ini sudah cukup banyak memberikan bantuan dalam berbagai bentuk kepada Palestina. Dengan adanya rekonsiliasi ini, diharap dapat membuka kesempatan bagi Indonesia untuk memberikan bantuan lebih banyak kepada Palestina.
"Kita menyambut baik rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah. Ini sesuai dengan posisi Indonesia untuk membantu memerdekakan Palestina, yang ingin dua faksi tersebut bersatu dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina," kata Arrmanantha.
"Kita sudah banyak sekali mengirimkan bantuan ke Palestina. Dengan adanya rekonsiliasi ini membuka peluang kita untuk memberikan bantuan lebih banyak, khususnya ke jalur Gaza," sambungnya pada Rabu (18/10).
Pada 12 Oktober, Hamas dan Fatah, mencapai kesepakatan baru selama pembicaraan rekonsiliasi yang dimediasi oleh Kairo. Kesepakatan ini termasuk pemerintah persatuan nasional harus mulai bekerja paling lambat tanggal 1 Desember.
Selain Indonesia, sejumlah negara, di mana mayoritasnya adalah negara Islam menyampaikan ucapan selamat kepada Palestina atas tercapainya kesepakatan rekonsiliasi tersebut. Negara-negara itu antara lain Arab Saudi, Turki, dan juga Yordania.
Sementara itu, Israel mengecam rekonsiliasi itu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel tidak akan menerima kesepakatan rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah tanpa adanya pembongkaran sayap militer Hamas dan pemutusan hubungan kerjasama dengan Iran.
Juru bicara kemlu RI, Arrmanantha Nassir menuturkan, Indonesia selama ini sudah cukup banyak memberikan bantuan dalam berbagai bentuk kepada Palestina. Dengan adanya rekonsiliasi ini, diharap dapat membuka kesempatan bagi Indonesia untuk memberikan bantuan lebih banyak kepada Palestina.
"Kita menyambut baik rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah. Ini sesuai dengan posisi Indonesia untuk membantu memerdekakan Palestina, yang ingin dua faksi tersebut bersatu dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina," kata Arrmanantha.
"Kita sudah banyak sekali mengirimkan bantuan ke Palestina. Dengan adanya rekonsiliasi ini membuka peluang kita untuk memberikan bantuan lebih banyak, khususnya ke jalur Gaza," sambungnya pada Rabu (18/10).
Pada 12 Oktober, Hamas dan Fatah, mencapai kesepakatan baru selama pembicaraan rekonsiliasi yang dimediasi oleh Kairo. Kesepakatan ini termasuk pemerintah persatuan nasional harus mulai bekerja paling lambat tanggal 1 Desember.
Selain Indonesia, sejumlah negara, di mana mayoritasnya adalah negara Islam menyampaikan ucapan selamat kepada Palestina atas tercapainya kesepakatan rekonsiliasi tersebut. Negara-negara itu antara lain Arab Saudi, Turki, dan juga Yordania.
Sementara itu, Israel mengecam rekonsiliasi itu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel tidak akan menerima kesepakatan rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah tanpa adanya pembongkaran sayap militer Hamas dan pemutusan hubungan kerjasama dengan Iran.
(esn)