Lewat Surat, Aktivis HAM Memohon Agar Trump Tidak Menyerang Korut

Senin, 16 Oktober 2017 - 01:14 WIB
Lewat Surat, Aktivis...
Lewat Surat, Aktivis HAM Memohon Agar Trump Tidak Menyerang Korut
A A A
SEOUL - Seorang aktivis yang pernah mengalami penyiksaan di Korea Utara (Korut) memohon dengan air mata kepada Donald Trump untuk tidak menyerang negara itu. Menurutnya, aksi militer akan membuat jutaan nyawa yang tidak bersalah dapat hilang.

Aktivis HAM Robert Park ditahan selama 43 hari oleh otoritas Korut pada tahun 2009. Ia mengatakan bahwa penangkapnya telah menginterogasi, membius dan melakukan kekerasan seksual.

Dalam sebuah surat terbuka, Park meminta Presiden Amerika Serikat (AS) untuk tidak menargetkan negara yang tertutup itu karena warga Korut telah menderita dan berkorban terlalu banyak di bawah rezim Kim Jong-un. Sebaliknya, ia meminta resolusi damai mengenai krisis rudal tersebut. Ia juga mengatakan satu cara adalah mendukung kritik terhadap diktator itu yang berujung pada pemberontakan internal untuk melengserkannya.

"Saya dengan tulus mengemis - apapun yang Anda putuskan untuk dilakukan bersamaan dengan pemerintah Korea Selatan dan masyarakat internasional - bahwa tidak ada warga umum dari kedua Korea Utara dan Korea Selatan pasti akan terluka," tulis Park.

"Orang Korea telah menderita dan berkorban terlalu banyak," samabungnya seperti dikutip dari Independent, Senin (16/10/2017).

Park melakukan hal itu karena militer AS dan Korea Selatan (Korsel) memicu ketegangan lebih lanjut dengan Korut. AS dan Korsel saat ini bersiap untuk melakukan serangkaian latihan perang baru di perairan lepas pantai semenanjung Korea.

Washington dan Pyongyang telah berselisih selama berbulan-bulan karena Korut telah berulang kali menembakkan rudal balistik ke Jepang dalam upayanya untuk mengembangkan senjata rudal nuklir.

Negara tersebut telah menunjukkan kemajuan dalam tes meskipun ada ancaman dari Trump bahwa negara nakal tersebut akan merasakan "api dan kemarahan" militer AS kecuali jika ia menghentikan program senjata.

Namun Park memperingatkan bahwa setiap serangan militer terhadap Korut akan membahayakan jutaan kehidupan tak berdosa di kedua sisi perbatasan di semenanjung. Ia pun meminta "solusi damai" untuk krisis tersebut.

"Ini secara langsung akan menjangkau masyarakat umum Korea Utara dalam simpati dan mendukung gerakan mereka dalam melengserkan Kim Jong-un, satu individu," tulis misionaris Korea Amerika itu.

"Presiden: tolong tanpa syarat mempertahankan kehidupan masyarakat umum Korea Utara dan Korea Selatan. Dalam keadaan apa pun - jika landasan hukum internasional, norma dan prinsip yang menyatakan untuk melindungi hak-hak suci yang paling tidak murni ini mengandung substansi - dapatkah hilangnya nyawa mereka dipertimbangkan kembali," sambungnya.

Surat ini muncul setelah pesawat pembom AS, B-1 Lancer, muncul lagi minggu ini untuk melakukan misi pelatihan militer di lepas pantai Korea dengan pesawat Korea Selatan dan Jepang - dalam sebuah langkah yang mungkin telah mengganggu Pyongyang.

Trump juga mengirimkan armada tempur kapal induk, USS Eisenhower, untuk Pasifik barat dan berada dalam jangkauan serangan ke Korut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1069 seconds (0.1#10.140)