AS Tangguhkan Layanan Visa, Erdogan: Itu Mengecewakan

Selasa, 10 Oktober 2017 - 15:41 WIB
AS Tangguhkan Layanan...
AS Tangguhkan Layanan Visa, Erdogan: Itu Mengecewakan
A A A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mencela keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menangguhkan layanan visa untuk sementara waktu. Erdogan mengatakan, langkah AS tersebut benar-benar mengecewakan.

"Keputusan Kedutaan Besar AS untuk menunda semua aplikasi visa non-imigran sangat menganggu," kata Erdogan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Press TV pada Selasa (10/10).

Kementerian Luar Negeri Turki dilaporkan telah memanggil perwakilan AS yang berada di Ankara mengenai hal ini. Seorang sumber di kemlu Turki menyatakan, perwakilan AS tersebut diberitahu bahwa langkah penangguhan layanan visa menyebabkan ketegangan yang tidak perlu dan mendesak AS untuk segera memulihkan layanan visa tersebut.

Keputusan AS untuk menangguhkan layanan visa didasarkan pada kebutuhan untuk menilai kembali komitmen pemerintah Turki terhadap keamanan misi dan personel AS di negara Timur Tengah tersebut.

Seperti diketahui, pada awal pekan lalu, warga Turki Metin Topuz, yang bekerja di Konsulat Jenderal AS di Istanbul, ditangkap oleh penegak hukum setempat atas tuduhan terorisme. Pengadilan memutuskan bahwa dia akan tetap ditahan karena diduga memiliki hubungan dengan ulama Turki yang diasingkan, Fethullah Gulen, yang oleh pemerintah dianggap sebagai dalang kudeta yang gagal tahun lalu.

Terkait penangkapan tersebut, Menteri Kehakiman Turki, Abdulhamit Gul menegaskan Ankara berhak untuk menangkap warga Turki yang diduga melakukan tindakan kriminal. Dia turut mendesak AS untuk memulihkan layanan visa.

Turki sendiri sejatinya telah memberikan respon balasan atas penangguhan visa tersebut, dengan memberlakukan hal yang sama pada warga AS. Turki untuk sementara menangguhkan semua layanan visa bagi warga AS.

Perseteruan dua negara di antara sesama anggota NATO ini sudah terjadi beberapa kali. Selain tuduhan AS melindungi Gulen yang dituduh dalang kudeta yang gagal, dukungan militer Washington untuk pasukan YPG Kurdi di Suriah juga jadi pemicunya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6791 seconds (0.1#10.140)