Penyiar Wanita Jepang Meninggal Setelah Lembur 159 Jam
A
A
A
TOKYO - Budaya kerja di Jepang kembali menjadi sorotan setelah kematian seorang penyiar wanita NHK. Inspektur ketenagakerjaan Jepang memutuskan jika kematian wanita berusia 31 tahun itu disebabkan oleh kerja paksa.
Miwa Sado, seorang karyawan kantor pusat NHK di Tokyo, bekerja lembur selama 159 jam dan hanya libur dua hari di bulan kematiannya. Sado tewas akibat gagal jantung pada bulan Juli 2013.
Sebuah kantor standar tenaga kerja di Tokyo kemudian menghubungkan kematiannya dengan karoshi atau kematian karena kerja paksa. Namun kasus ini baru diumumkan oleh pihak NHK minggu ini.
Sado, seorang reporter politik, meliput pemilihan majelis metropolitan Tokyo dan pemilihan majelis tinggi nasional pada bulan Juni dan Juli 2013. Dia meninggal tiga hari setelah pemilihan majelis tinggi.
"Kematian Sado mencerminkan masalah bagi organisasi kita secara keseluruhan, termasuk sistem ketenagakerjaan dan bagaimana pemilihan umum tertutup," aku Masahiko Yamauchi, seorang pejabat senior di kantor berita NHK seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (5/10/2017).
Yamauchi mengatakan NHK telah menunggu tiga tahun untuk mengumumkan kematian Sado dengan rasa hormat untuk keluarganya.
"Bahkan sampai hari ini, empat tahun berlalu, kami tidak dapat menerima kematian putri kami sebagai kenyataan. Kami berharap kesedihan keluarga yang berduka tidak akan sia-sia," sebuah pernyataan orang tua Sado yang dikeluarkan melalui NHK.
Miwa Sado, seorang karyawan kantor pusat NHK di Tokyo, bekerja lembur selama 159 jam dan hanya libur dua hari di bulan kematiannya. Sado tewas akibat gagal jantung pada bulan Juli 2013.
Sebuah kantor standar tenaga kerja di Tokyo kemudian menghubungkan kematiannya dengan karoshi atau kematian karena kerja paksa. Namun kasus ini baru diumumkan oleh pihak NHK minggu ini.
Sado, seorang reporter politik, meliput pemilihan majelis metropolitan Tokyo dan pemilihan majelis tinggi nasional pada bulan Juni dan Juli 2013. Dia meninggal tiga hari setelah pemilihan majelis tinggi.
"Kematian Sado mencerminkan masalah bagi organisasi kita secara keseluruhan, termasuk sistem ketenagakerjaan dan bagaimana pemilihan umum tertutup," aku Masahiko Yamauchi, seorang pejabat senior di kantor berita NHK seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (5/10/2017).
Yamauchi mengatakan NHK telah menunggu tiga tahun untuk mengumumkan kematian Sado dengan rasa hormat untuk keluarganya.
"Bahkan sampai hari ini, empat tahun berlalu, kami tidak dapat menerima kematian putri kami sebagai kenyataan. Kami berharap kesedihan keluarga yang berduka tidak akan sia-sia," sebuah pernyataan orang tua Sado yang dikeluarkan melalui NHK.
(ian)