Dianggap Menghina Jong-un, Korut Peringatkan Inggris
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) memberikan peringatan kepada Inggris dengan mengatakan telah memantau negara itu dengan hati-hati. Peringatan itu dikeluarkan setelah Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon, mengeluarkan komentar yang dianggap telah menghina pemimpin negara itu Kim Jong-un.
Sebelumnya, dalam sebuah kunjungan ke Skotlandia dengan Sekjen NATO, Fallon dianggap telah mengeluarkan komentar sembrono. Ia dinilai telah meremehkan pembangunan nuklir Korut.
"Hari ini bahaya nuklir semakin meningkat dari Korea Utara yang sembrono dan semakin agresifnya Rusia," kata Fallon pada acara di HM Naval Base Clyde, sebuah fasilitas kapal selam nuklir dekat Glasgow.
Menanggapi hal itu sebuah organisasi yang terkait dengan pemerintah Korut memperingatkan Inggris untuk tidak melanjutkan upaya guna memaksanya melakukan denuklirisasi.
"Menteri Pertahanan Inggris keras kepala mengecap pencegah nuklir DPRK sebagai ancaman bagi Inggris dan bahkan berani menentang kehormatan pemimpin tertinggi kita," kata juru bicara Asosiasi Korea-Eropa dalam pernyataannya, menggunakan akronim untuk menyebut Korut.
Untuk diketahui, Asosiasi Korea-Eropa adalah sebuah kelompok sipil yang disponsori oleh Kementerian Urusan Luar Negeri Korut.
"Ini adalah tindakan yang tidak pernah bisa ditolerir," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (4/10/2017).
Juru bicara tersebut menambahkan bahwa pernyataan "sembrono" Fallon adalah sebuah pernyataan yang tidak sehat untuk menemukan alasan palsu yang tidak masuk akal guna membenarkan usaha modernisasi senjata nuklir Inggris. Dia berkeras bahwa Pyongyang sedang mengembangkan persenjataan nuklirnya untuk tujuan pertahanan diri.
Pernyataan yang diwartakan KCNA tersebut mencatat bahwa Korut tidak menganggap Inggris sebagai musuh. Namun kesediaan Inggris untuk berperang melawan Korut dapat membuat Pyongyang berubah pikiran.
"Baru-baru ini beberapa politisi Inggris mengatakan bahwa kemungkinan keterlibatan Inggris tidak dapat dikesampingkan jika terjadi konflik bersenjata di semenanjung Korea. DPRK mengawasi langkah mereka dengan hati-hati, dengan kewaspadaan," kata pernyataan tersebut.
"Fallon, juga, harus merenungkan kata-kata dan tingkah lakunya, dan bukannya terus-menerus mengabaikan penyebab kejahatan dan menari sesuai irama AS," sambung pernyataan itu.
Pada bulan Agustus, Pyongyang mengancam Inggris dengan "akhir yang menyedihkan" karena mengambil bagian dalam latihan militer tahunan di Korea Selatan.
Atas nama pemerintah, juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan: "Kami berkomitmen untuk melakukan resolusi diplomatik dan untuk menegakkan perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea."
"Kami mendesak DPRK untuk kembali ke perundingan yang kredibel dan otentik mengenai program nuklirnya," sambungnya
Sebelumnya, dalam sebuah kunjungan ke Skotlandia dengan Sekjen NATO, Fallon dianggap telah mengeluarkan komentar sembrono. Ia dinilai telah meremehkan pembangunan nuklir Korut.
"Hari ini bahaya nuklir semakin meningkat dari Korea Utara yang sembrono dan semakin agresifnya Rusia," kata Fallon pada acara di HM Naval Base Clyde, sebuah fasilitas kapal selam nuklir dekat Glasgow.
Menanggapi hal itu sebuah organisasi yang terkait dengan pemerintah Korut memperingatkan Inggris untuk tidak melanjutkan upaya guna memaksanya melakukan denuklirisasi.
"Menteri Pertahanan Inggris keras kepala mengecap pencegah nuklir DPRK sebagai ancaman bagi Inggris dan bahkan berani menentang kehormatan pemimpin tertinggi kita," kata juru bicara Asosiasi Korea-Eropa dalam pernyataannya, menggunakan akronim untuk menyebut Korut.
Untuk diketahui, Asosiasi Korea-Eropa adalah sebuah kelompok sipil yang disponsori oleh Kementerian Urusan Luar Negeri Korut.
"Ini adalah tindakan yang tidak pernah bisa ditolerir," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (4/10/2017).
Juru bicara tersebut menambahkan bahwa pernyataan "sembrono" Fallon adalah sebuah pernyataan yang tidak sehat untuk menemukan alasan palsu yang tidak masuk akal guna membenarkan usaha modernisasi senjata nuklir Inggris. Dia berkeras bahwa Pyongyang sedang mengembangkan persenjataan nuklirnya untuk tujuan pertahanan diri.
Pernyataan yang diwartakan KCNA tersebut mencatat bahwa Korut tidak menganggap Inggris sebagai musuh. Namun kesediaan Inggris untuk berperang melawan Korut dapat membuat Pyongyang berubah pikiran.
"Baru-baru ini beberapa politisi Inggris mengatakan bahwa kemungkinan keterlibatan Inggris tidak dapat dikesampingkan jika terjadi konflik bersenjata di semenanjung Korea. DPRK mengawasi langkah mereka dengan hati-hati, dengan kewaspadaan," kata pernyataan tersebut.
"Fallon, juga, harus merenungkan kata-kata dan tingkah lakunya, dan bukannya terus-menerus mengabaikan penyebab kejahatan dan menari sesuai irama AS," sambung pernyataan itu.
Pada bulan Agustus, Pyongyang mengancam Inggris dengan "akhir yang menyedihkan" karena mengambil bagian dalam latihan militer tahunan di Korea Selatan.
Atas nama pemerintah, juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan: "Kami berkomitmen untuk melakukan resolusi diplomatik dan untuk menegakkan perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea."
"Kami mendesak DPRK untuk kembali ke perundingan yang kredibel dan otentik mengenai program nuklirnya," sambungnya
(ian)