Memecah Belah Rakyat, Raja Spanyol Kecam Para Pemimpin Catalan

Rabu, 04 Oktober 2017 - 11:01 WIB
Memecah Belah Rakyat,...
Memecah Belah Rakyat, Raja Spanyol Kecam Para Pemimpin Catalan
A A A
BARCELONA - Raja Spanyol, Felipe VI, menuduh pemimpin separatis Catalan menghancurkan prinsip-prinsip demokrasi dan telah memecah masyarakat Catalan. Hal itu dikatakannya saat ribuan orang turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi menentang tindakan kekerasam polisi saat mencegah referendum kemerdekaan yang dilarang pada hari Minggu lalu.

Dalam pidato di televisi, Raja Felipe mengatakan bahwa perilaku tidak bertanggung jawab para pemimpin Catalan telah merusak kerukunan sosial di wilayah tersebut.

"Saat ini masyarakat Catalan retak dan dalam konflik," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (4/10/2017).

"Mereka (pemimpin Catalan) telah melanggar sistem peraturan yang disetujui secara hukum dengan keputusan mereka, menunjukkan ketidaksetiaan yang tidak dapat diterima terhadap kekuasaan negara," tegasnya.

Raja mengatakan ia memiliki komitmen kuat terhadap konstitusi Spanyol dan demokrasi, dan menggarisbawahi komitmennya terhadap kesatuan dan keabadian Spanyol. Ia sebelumnya telah bertemu dengan Perdana Menter Mariano Rajoy.

Pidato Raja Spanyol ini merupakan pertanda seberapa dalam negara itu terguncang oleh referendum Catalonia dan tindakan kekerasan polisi yang melukai 900 orang. Ini adalah sebuah intervensi langka oleh raja berusia 49 tahun itu yang biasanya memilih bungkam terkait permasalahan politik.

Referendum dan akibatnya telah membuat Spanyol terjerumus dalam krisis konstitusional terburuk dalam beberapa dasawarsa. Situasi ini juga memperburuk hubungan Madrid dengan Catalonia.

Pemerintah wilayah Catalonia sendiri telah mengumumkan bahwa 90,9 persen pemilih dalam referendum kemerdekaan memilih “ya” untuk merdeka dari Spanyol. Sekitar 2,26 juta orang dilaporkan telah memberikan suara dalam jajak pendapat. Dari jumlah itu, 90,9 persen memilih untuk merdeka. Sedangkan yang memilih “tidak” hanya 7,87 persen atau 176.565 pemilih.

Referendum yang digelar pada hari Minggu kemarin ditentang keras oleh pemerintah pusat di Madrid. Para polisi anti-huru-hara yang dikerahkan tak hanya bentrok dengan para pemilih, tapi juga merebut surat dan kotak suara. Sebanyak 844 orang terluka akibat bentrokan tersebut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9375 seconds (0.1#10.140)