Hamas dan Fatah Palestina Bersatu, Israel Tak Senang

Rabu, 04 Oktober 2017 - 01:37 WIB
Hamas dan Fatah Palestina...
Hamas dan Fatah Palestina Bersatu, Israel Tak Senang
A A A
TEL AVIV - Pemerintah Israel tidak senang melihat rekonsiliasi di pihak Otoritas Palestina, di mana faksi Hamas dan Fatah bersatu di bawah pemerintahan Presiden Mahmoud Abbas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan menyambut rekonsiliasi di pihak Palestina jika sayap militer Hamas “dibongkar”.

Dalam pertemuan Partai Likud di pemukiman Ma’aleh Adumim, Tepi Barat, Netanyahu menegaskan bahwa negaranya tidak akan menerima rekonsiliasi yang dia sebut sebagai “penghiburan imajiner”. Alasannya, rekonsiliasi di pihak Palestina mengorbankan keberadaan Israel.

Dia mengatakan, siapa pun yang membahas proses rekonsiliasi harus mengakui Israel sebagai Negara Yahudi. ”Siapa pun yang ingin rekonsiliasi, posisi kami sangat sederhana,” kata Netanyahu.

”Akui Negara Israel, bongkar sayap militer Hamas, putuskan hubungan dengan Iran yang menyerukan penghancuran kami, dan lain-lain. Hal-hal yang sangat jelas, dan hal-hal yang telah kami katakan sebelumnya secara jelas,” lanjut dia, seperti dikutip dari Haaretz, Rabu (4/10/2017).

Kabinet Palestina, yang dipimpin Perdana Menteri Rami Hamdallah, pada hari Selasa mengadakan pertemuan di Jalur Gaza untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir.

Pertemuan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mengimplementasikan kesepakatan rekonsiliasi antara Otoritas Palestina (PA) sebagai pemerintahan Fatah dengan Hamas.

Sebelumnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa pada akhir rekonsiliasi antara partai Fatah dan Hamas, semua senjata—termasuk senjata di tangan Hamas—harus berada di bawah kendali peraturan hukum Otoritas Palestina.

Sikap Netanyahu muncul beberapa jam setelah Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennet meminta pemerintah Netanyahu menghentikan pemindahan pendapatan pajak ke Palestina pada hari Selasa. Permintaan itu sebagai tanggapan atas dua hal, yakni penerimaan Otoritas Palestina di Interpol dan proses rekonsiliasi antara Hamas dan PA.

”Israel harus berhenti bertindak sebagai ATM untuk terorisme,” kata Bennet, yang juga anggota kabinet keamanan Israel.

”Ini bukan rekonsiliasi Palestina, namun Abu Mazen (Mahmoud Abbas) bersikap nyaman terhadap sebuah organisasi teror yang membunuh. Mentransfer dana ke pemerintah Hamas seperti Israel mentransfer uang ke ISIS dengan imbalan uang tunai, kami akan merasakan rudal menembaki kami,” ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2702 seconds (0.1#10.140)