Mengkritisi Pembantaian Massal Las Vegas Tak Dicap Aksi Teroris

Rabu, 04 Oktober 2017 - 00:38 WIB
Mengkritisi Pembantaian...
Mengkritisi Pembantaian Massal Las Vegas Tak Dicap Aksi Teroris
A A A
LAS VEGAS - Stephen Paddock, 64, membantai 59 orang dan menyebabkan 527 orang lainnya terluka dalam penembakan massal terhadap kerumunan penonton konser musik country di Las Vegas, Minggu malam. Namun, aksi pria bersenjata asal Mesquite, Nevada, ini tidak dinyatakan sebagai tindakan terorisme.

Ketika ditanya apakah pihak berwenang percaya bahwa pembantaian oleh Paddock merupakan tindakan terorisme, pejabat sheriff Clark County Joe Lombardo mengatakan,

"Tidak, tidak pada saat ini. Kami percaya itu adalah individu lokal. Dia tinggal di sini secara lokal. Kita tidak tahu apa sistem kepercayaannya saat ini.”

Pria bersenjata itu membantai para penonton konser musik country dengan senapan otomatis dari kamar Mandalay Bay Resort and Casino, Las Vegas, tempat dia check-in. Target penembakan hanya beberapa meter di bawah kamar resort tersebut.

Publik, dari pakar politik hingga pengguna media sosial mulai memperdebatkan, apakah penembakan massal yang paling mematikan dalam sejarah modern Amerika Serikat (AS) ini harus diberi label. Ketika publik cenderung menyebut pembunuhan massal tersebut sebagai serangan teroris, undang-undang AS tidak begitu jelas mengenai masalah tersebut.

Inilah pandangan yang lebih dalam tentang semantik yang kabur dari label "terorisme" dan implikasinya di negeri Paman Sam.

SINDOnews mengutip bagian undang-undang di negara bagian Nevada mengenai terorisme. Bunyinya adalah; ”Tindakan terorisme mengacu pada setiap tindakan yang melibatkan penggunaan atau upaya penggunaan sabotase, pemaksaan atau kekerasan yang dimaksudkan untuk menyebabkan kerugian besar atau kematian bagi masyarakat umum.”

UU lain di negara bagian tersebut, yang secara terpisah menyatakan, “Seorang teroris, merupakan orang yang dengan sengaja melakukan, menyebabkan, membantu, melampaui atau menyembunyikan tindakan terorisme atau usaha untuk melakukan, menyebabkan, memberi bantuan, lebih jauh atau menyembunyikan tindakan terorisme.”

Sekilas, UU di Nevada itu cukup untuk mengategorikan aksi Paddock sebagai tindakan terorisme. Namun, Wali Kota Las Vegas Carolyn Goodman tidak pernah menyebutkan kata ”t” saat membahas tragedi tersebut pada Senin waktu setempat atau Selasa (3/10/2017) WIB. Sebagai gantinya, Goodman menggambarkan si penembak sebagai ”orang gila, penuh kebencian”.

Lain lagi dengan Undang-Undang Federal AS yang menyatakan penembakan massal tidak sesuai dengan deskripsi ”terorisme”.

Di bawah undang-undang federal, seorang teroris adalah seseorang yang memiliki hubungan dengan entitas asing, seperti ISIS dan kelompok teror lainnya yang dikenal, yang menggunakan taktik intimidasi atau kekerasan untuk motif politik dan bermaksud untuk tidak hanya mempengaruhi korban secara langsung, namun terhadap sebuah kelompok yang lebih besar.

Label tersebut tidak berlaku secara hukum untuk kelompok ekstremis lokal seperti Ku Klux Klan atau neo-Nazi, bahkan jika mereka melakukan tindakan kekerasan yang lebih kejam daripada penembak gelap dari negara lain.

”Meskipun tindakan perang, tindakan kejahatan dan tindakan teror bisa terlihat sangat mirip di permukaan, motif mereka sangat berbeda, alasan yang sangat berbeda, dan saya pikir itulah sebabnya orang bingung,” kata Robin Lakoff, seorang linguis di Universitiy of California, Berkely, kepada NPR pada tahun 2015. ”Mereka terlihat mirip di permukaan, mereka berbeda di bawahnya.”

Presiden Donald Trump mengecam penembakan massal di Las Vegas sebagai “tindakan kejahatan murni”. Dia meninggalkan kata-kata "teror", "teroris" atau "terorisme".

Menurut Direktur FBI Chris Wray, jika seorang teroris dalam negeri atau lokal dihukum karena tuduhan tidak beragama, dia dapat menghadapi hukuman yang sama dengan yang dihukum berdasarkan undang-undang terorisme internasional.

Media-media Barat juga cenderung melaporkan pernyataan resmi dari pihak berwenang. Dalam laporan tersebut, hanya ditulis “penembakan massal” atau ”pembunuh massal”. Jarang aksi seperti yang dilakukan Paddock ditulis sebagai “terorisme lokal”, ”teroris” atau pun ”serangan teror”.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0789 seconds (0.1#10.140)