Pemimpin Asia Pasifik Sampaikan Solidaritas untuk AS
A
A
A
WASHINGTON - Pada Minggu malam, saat ribuan orang penonton yang berbahagia menikmati acara penutupan konser musik country di Las Vegas, rentetan tembakan terdengar di atas kerumunan. Setidaknya 59 orang tewas dan lebih dari 525 orang terluka dalam aksi penembakan paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat (AS).
Stephen Paddock, seorang pensiunan berusia 64 tahun bersenjatakan beberapa senapan serbu, memuntahkan peluru di kerumunan 22 ribu dari lantai 32 hotel Mandalay Bay. Paddock sendiri memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Para pemimpin di seluruh dunia pun terhenyak, dan menyampaikan rasa solidaritas atas kejadian itu termasuk sejumlah pemimpin negara Asia Pasifik.
Sekutu Amerika Serikat (AS) dan teman Presiden Trump, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengaku sedih atas kejadian tersebut.
"Sedih atas kekerasan yang tidak masuk akal di Las Vegas. Pikiran & doa bersama orang yang dicintai dari mereka yang kehilangan. Malaysia berdiri bersama orang-orang Amerika," cuit Najib Razak di akun Twitternya seperti dikutip dari Asean Correspondent, Selasa (3/10/2017).
Sementara itu Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menggunakan tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk mengingatkan tentang 'kedamaian' yang dinikmati negara mereka.
"Kamboja memiliki kedamaian, penuh dengan saat-saat yang baik. Semua isu dan krisis yang sedang terjadi di Timur Tengah, termasuk isu pengungsi dan penembakan orang-orang di Amerika Serikat adalah tragis, bahwa orang-orang dari seluruh dunia termasuk Kamboja tidak membutuhkannya," kata Hun Sen dalam sebuah postingan akun Facebooknya.
"Saya ingin mengharapkan dan mengucapkan terima kasih kepada bangsa Kamboja yang berpartisipasi dalam menjaga perdamaian bagi negara kita," tukasnya.
Ungkapan solidaritas juga datang dari Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen. "Sangat sedih mendengar tentang tragedi tak masuk akal di Las Vegas. Pikiran kita ada pada semua korban dan keluarga mereka," tulisnya di akun Twitter.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan bahwa konsulat Australia tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah ada warganya yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Ia juga menyarankan warga Australia di Las Vegas untuk melakukan kontak dengan keluarga dan teman-teman, serta mendaftar di situs web Smart Traveler.
"Serangan tersebut adalah pengingat bahwa kita harus terus berupaya bertahan di depan ancaman, apapun motifnya," kata Turnbull.
Sementara itu Perdana Menteri Selandia Baru Bill English mengungkapkan rasa duka citanya kepada keluarga korban penembakan brutal tersebut.
"Pikiranku ada pada para korban dan keluarga dari serangan tak masuk akal dan mengerikan di Las Vegas," kata English.
Stephen Paddock, seorang pensiunan berusia 64 tahun bersenjatakan beberapa senapan serbu, memuntahkan peluru di kerumunan 22 ribu dari lantai 32 hotel Mandalay Bay. Paddock sendiri memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Para pemimpin di seluruh dunia pun terhenyak, dan menyampaikan rasa solidaritas atas kejadian itu termasuk sejumlah pemimpin negara Asia Pasifik.
Sekutu Amerika Serikat (AS) dan teman Presiden Trump, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengaku sedih atas kejadian tersebut.
"Sedih atas kekerasan yang tidak masuk akal di Las Vegas. Pikiran & doa bersama orang yang dicintai dari mereka yang kehilangan. Malaysia berdiri bersama orang-orang Amerika," cuit Najib Razak di akun Twitternya seperti dikutip dari Asean Correspondent, Selasa (3/10/2017).
Sementara itu Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menggunakan tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk mengingatkan tentang 'kedamaian' yang dinikmati negara mereka.
"Kamboja memiliki kedamaian, penuh dengan saat-saat yang baik. Semua isu dan krisis yang sedang terjadi di Timur Tengah, termasuk isu pengungsi dan penembakan orang-orang di Amerika Serikat adalah tragis, bahwa orang-orang dari seluruh dunia termasuk Kamboja tidak membutuhkannya," kata Hun Sen dalam sebuah postingan akun Facebooknya.
"Saya ingin mengharapkan dan mengucapkan terima kasih kepada bangsa Kamboja yang berpartisipasi dalam menjaga perdamaian bagi negara kita," tukasnya.
Ungkapan solidaritas juga datang dari Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen. "Sangat sedih mendengar tentang tragedi tak masuk akal di Las Vegas. Pikiran kita ada pada semua korban dan keluarga mereka," tulisnya di akun Twitter.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan bahwa konsulat Australia tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah ada warganya yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Ia juga menyarankan warga Australia di Las Vegas untuk melakukan kontak dengan keluarga dan teman-teman, serta mendaftar di situs web Smart Traveler.
"Serangan tersebut adalah pengingat bahwa kita harus terus berupaya bertahan di depan ancaman, apapun motifnya," kata Turnbull.
Sementara itu Perdana Menteri Selandia Baru Bill English mengungkapkan rasa duka citanya kepada keluarga korban penembakan brutal tersebut.
"Pikiranku ada pada para korban dan keluarga dari serangan tak masuk akal dan mengerikan di Las Vegas," kata English.
(ian)