Situasi Catalonia Tidak Stabil, WNI Diimbau Waspada
A
A
A
MADRID - Kedutaan Besar Indonesia di Madrid, Spanyol mengimbau kepada warga negara Indonesia (WNI) yang berada atau akan melakukan perjalanan ke wilayah Catalonia untuk meningkatkan kewaspadaan. Saat ini, situasi Catalonia sedang tidak stabil, yang diakibatkan oleh referendum kemerdekaan di wilayah itu.
"Jadi sesuai SOP, kita sudah koordinasi dan berhubungan dengan WNI kita di Barcelona dan sekitarnya. Antara lain: kepala ITPC Barcelona, koordinator WNI Barcelona dan sekitarnya, ketua PPI Spanyol, dan ketua PPI Barcelona," kata KBRI Madrid.
"Kita juga imbau kepada mereka untuk tetap waspada, tidak mendekat ke keramaian, membuka komunikasi dengan KBRI dan sesama WNI. Mereka juga kompak seharian kemarin tidak keluar rumah," sambungnya dalam pernyataan yang diterima Sindonews pada Senin (2/10).
Sepeti diketahui, lebih dari 760 orang terluka dalam bentrokan di Catalonia terkait penyelenggaraan referendum kemerdekaan di wilayah timur Spanyol itu. Bentrokan melibatkan polisi anti huru hara dengan orang-orang yang telah berkumpul untuk memberikan suaranya dalam referendum yang dilarang pemerintah Spanyol.
Polisi anti huru hara Spanyol memasuki lokasi pemungutan suara di Catalonia pada hari Minggu. Mereka menyita kotak suara dan surat suara untuk mencegah referendum kemerdekaan. Polisi memukul orang-orang dengan tongkat, menembakkan peluru karet ke orang banyak dan secara paksa memindahkan calon pemilih dari tempat pemungutan suara.
Di banyak tempat, orang tidak bisa mengakses kotak suara. Di sebuah kota di provinsi Girona, dimana pemimpin Catalan Carles Puigdemont dijadwalkan untuk memilih, polisi Garda Sipil menghancurkan panel kaca untuk membuka pintu dan mencari kotak suara.
Referendum tersebut, yang dinyatakan ilegal oleh pemerintah pusat Spanyol, telah membuat negara ini memasuki krisis konstitusional terdalam dalam beberapa dasawarsa dan memperdalam keretakan antara Madrid dan Barcelona selama berabad-abad.
Terlepas dari tindakan polisi, ratusan antrian orang terbentuk di kota-kota dan desa-desa di seluruh wilayah untuk memberikan suara mereka.
"Jadi sesuai SOP, kita sudah koordinasi dan berhubungan dengan WNI kita di Barcelona dan sekitarnya. Antara lain: kepala ITPC Barcelona, koordinator WNI Barcelona dan sekitarnya, ketua PPI Spanyol, dan ketua PPI Barcelona," kata KBRI Madrid.
"Kita juga imbau kepada mereka untuk tetap waspada, tidak mendekat ke keramaian, membuka komunikasi dengan KBRI dan sesama WNI. Mereka juga kompak seharian kemarin tidak keluar rumah," sambungnya dalam pernyataan yang diterima Sindonews pada Senin (2/10).
Sepeti diketahui, lebih dari 760 orang terluka dalam bentrokan di Catalonia terkait penyelenggaraan referendum kemerdekaan di wilayah timur Spanyol itu. Bentrokan melibatkan polisi anti huru hara dengan orang-orang yang telah berkumpul untuk memberikan suaranya dalam referendum yang dilarang pemerintah Spanyol.
Polisi anti huru hara Spanyol memasuki lokasi pemungutan suara di Catalonia pada hari Minggu. Mereka menyita kotak suara dan surat suara untuk mencegah referendum kemerdekaan. Polisi memukul orang-orang dengan tongkat, menembakkan peluru karet ke orang banyak dan secara paksa memindahkan calon pemilih dari tempat pemungutan suara.
Di banyak tempat, orang tidak bisa mengakses kotak suara. Di sebuah kota di provinsi Girona, dimana pemimpin Catalan Carles Puigdemont dijadwalkan untuk memilih, polisi Garda Sipil menghancurkan panel kaca untuk membuka pintu dan mencari kotak suara.
Referendum tersebut, yang dinyatakan ilegal oleh pemerintah pusat Spanyol, telah membuat negara ini memasuki krisis konstitusional terdalam dalam beberapa dasawarsa dan memperdalam keretakan antara Madrid dan Barcelona selama berabad-abad.
Terlepas dari tindakan polisi, ratusan antrian orang terbentuk di kota-kota dan desa-desa di seluruh wilayah untuk memberikan suara mereka.
(esn)