Surat di Singapura Dikirim untuk Tuhan, Kim Jong-un dan Santa Claus

Senin, 02 Oktober 2017 - 09:53 WIB
Surat di Singapura Dikirim...
Surat di Singapura Dikirim untuk Tuhan, Kim Jong-un dan Santa Claus
A A A
SINGAPURA - Dari bulan ini sampai akhir tahun, tim dengan lima anggota di Singapore Post, akan bekerja dua kali lipat untuk mencocokkan surat ”hilang” dengan pemilik sahnya. Surat yang mestinya itu dikirim tidak main-main, karena ditujukan kepada Tuhan, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un hingga Santa Claus.

Rata-rata, 4.000 lembar surat diterima Returned Letters Unit di kantor pos Sigapura itu setiap hari. Namun jumlahnya telah meningkat menjadi sekitar 6.000 lembar selama tiga bulan terakhir pada tahun ini.

Kenaikan jumlah surat ini disebabkan karena terkait musim perayaan. Setiap tahunnya, kantor pos Singapura itu mendapat amanat untuk mengirim sekitar 500 surat yang ditujukan ke Santa Claus.

”Kami mengeposkannya dari niat baik,” kata James Cheong, manajer operasi departemen pemrosesan surat Singapore Post, yang mengawasi unit di Paya Lebar.

”Kami tidak ingin membiarkan pelanggan kami, terutama anak-anak, down,” ujarnya, yang menambahkan bahwa surat-surat untuk Santa Claus tetap dikirim ke kantor ”Santa” di Alaska yang berada di Amerika Serikat atau pun Finlandia.

Pihak Siangapore Post juga mengaku mendapat amanat untuk mengirim surat yang ditujukan kepada Tuhan dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Tapi penulis atau pengirim surat tidak memberikan alamat penerimanya. Hal ini tentu saja membuat sulit Returned Letters Unit untuk mengirimnya.

Baru-baru ini, unit—yang bertempat di fasilitas pengolahan surat Singapore Post di Paya Lebar—juga menerima surat yang harus dikirim untuk Presiden Singapura Halimah Yacob.

Unit ini menyimpan surat kabar yang menunjukkan semua pemegang jabatan dan sebutan mereka untuk saat ini, karena banyak surat yang ditujukan kepada politisi tiba tanpa alamat.

”Kami harus selalu mengetahui peran mereka saat ini, sehingga kami bisa mengirim surat-surat ini ke alamat resmi mereka,” kata Cheong, seperti dikutip dari The Straits Times, Selasa (2/10/2017).

Alamat tidak valid atau kosong, bukan satu-satunya yang membuat khawatir para pekerja Singapore Post di unit tersebut. Sering kali, ”surat” yang dimasukkan ke dalam kotak pos sebenarnya bukan berwujud surat.

Unit itu mendapati barang yang tidak bisa dikirim, termasuk balon, pisang, pakaian dalam dan bahkan paket nasi lemak. Namun, semuanya dilengkapi perangko dan alamat yang tertulis.

”Kotak pos itu seperti kotak yang hilang dan ditemukan,” kata Cheong. ”Orang hanya akan membuang barang-barang ini.”
(mas)
Berita Terkait
Disaksikan Kim Jong...
Disaksikan Kim Jong Un, Begini Dahsyatnya Kekuatan Artileri Militer Korea Utara
Siap Perang Lawan Korsel,...
Siap Perang Lawan Korsel, 1,4 Juta Anak Muda Korut Daftar Tentara
Kirim Minyak ke Korut,...
Kirim Minyak ke Korut, AS Sita Kapal Tanker Milik Warga Singapura
Korea Selatan: 1.100...
Korea Selatan: 1.100 Tentara Korea Utara Dibantai Ukraina
Malaysia-Korea Utara...
Malaysia-Korea Utara Putus Hubungan Diplomatik
Kim Jong Un Cek Pabrik...
Kim Jong Un Cek Pabrik Militer Korut, Ada Rudal Taktis
Berita Terkini
Iran Gantung Agen Mossad...
Iran Gantung Agen Mossad yang Membunuh Pejabat IRGC dan Menyerang Fasilitas Nuklir
1 jam yang lalu
Hotel di Jepang Minta...
Hotel di Jepang Minta Turis Israel Tandatangani Pernyataan Tidak Terlibat Kejahatan Perang
2 jam yang lalu
600 Tentara Korea Utara...
600 Tentara Korea Utara Mati Sia-sia, Jenazahnya Dikremasi di Rusia
3 jam yang lalu
5 Alasan Mahathir Mohammad...
5 Alasan Mahathir Mohammad Membenci Singapura, Salah Satunya Hidup dalam Bayang-bayang Lee Kuan Yew
4 jam yang lalu
3 Penyebab Kapal China...
3 Penyebab Kapal China Muncul di Perairan Filipina, Salah Satunya Berkaitan dengan AS
4 jam yang lalu
Luka dan Dendam Masih...
Luka dan Dendam Masih Membara di Benak Rakyat Suriah, Makam Ayah Bashar Al Assad Dibongkar dan Jenazahnya Dicuri
5 jam yang lalu
Infografis
Jadwal Contraflow Arus...
Jadwal Contraflow Arus Mudik dan Balik Lebaran di Tol Jakarta-Cikampek
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved