Dua Wanita Tewas Ditikam di Stasiun Kereta Prancis

Minggu, 01 Oktober 2017 - 23:42 WIB
Dua Wanita Tewas Ditikam...
Dua Wanita Tewas Ditikam di Stasiun Kereta Prancis
A A A
PARIS - Dua wanita tewas ditikam dalam sebuah aksi penyerangan di stasiun kereta Prancis. Pelaku berhasil ditembak mati oleh tentara.

Polisi di Marseille mengevakuasi stasiun St. Charles, stasiun terbesar di kota itu. Sementara Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerard Collomb mengatakan, dia sedang menuju ke lokasi kejadian seperti dikutip dari USA Today, Minggu (1/10/2017).

Seorang korban ditikam sampai mati sementara seorang lainnya digorok bagian kerongkongannya, menurut Agence France-Presse dan media lainnya, mengutip pejabat polisi. Pejabat polisi yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa pelaku sempat meneriakkan Allahu Akbar saat ia mulai mengamuk.

Polisi mengatakan bahwa pelaku berhasil ditembak dan "dinetralisir" oleh tentara yang berpatroli di stasiun tersebut. "Kantor anti-terorisme Paris sedang menyelidiki kejadian tersebut," kata polisi.

Serangan tersebut terjadi dua minggu setelah empat wanita muda Amerika diserang dengan asam di stasiun yang sama. Penyerang wanita tunggal dengan riwayat masalah kesehatan mental ditangkap di tempat kejadian dalam kasus tersebut, dan pada saat itu pihak berwenang mengatakan aksi itu bukan aksi teroris.

Baca Juga: Empat Turis Wanita Asal AS Disemprot dengan Asam di Marseilles

Lebih dari 10.000 tentara Prancis, polisi dan petugas keamanan lainnya melindungi lokasi turis dan pusat transportasi di bawah Operasi Sentinelle. Operasi Sentinelle adalah sebuah program anti-teror yang dimulai hampir tiga tahun lalu akibat serangan teror November 2015 di Paris yang menewaskan lebih dari 130 orang.

Program yang harganya sekitar USD500 ribu per hari itu sendiri telah diserang oleh kritik.

"Ini pada dasarnya hanya menunjukkan bahwa tidak ada dampak operasional. Sentinelle tidak pernah berhenti, mencegah atau menghalangi serangan teroris," Jean-Charles Brisard dari Pusat Analisis Terorisme baru-baru ini mengatakan kepada FRANCE 24.

Pada bulan Agustus, seorang sopir sengaja menabrak dua pemberhentian bus Marseille, membunuh seorang wanita. Namun para pejabat mengatakan bahwa hal itu tidak terkait dengan aksi teror.

Pada bulan April, polisi Prancis mengatakan bahwa mereka menggagalkan "serangan teror" yang akan segera terjadi dan menangkap dua orang yang diduga radikal di Marseille, beberapa hari sebelum pemilihan presiden Prancis yang pertama. Jaksa Paris Francois Molins mengatakan kepada wartawan bahwa kedua tersangka "bersiap-siap untuk melakukan tindakan kekerasan yang akan segera terjadi" di wilayah Prancis.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5630 seconds (0.1#10.140)