AS Tegaskan Tidak Akui Hasil Referendum Kurdi
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menolak hasil referendum kemerdekaan yang digelar oleh pemerintah Kurdi Irak (KRG). Penolakan AS menambah panjang daftar negara yang menolak hasil referendum itu.
"AS tidak mengakui referendum unilateral Pemerintah Daerah Kurdistan yang diadakan pada hari Senin. Pemungutan suara dan hasilnya kurang legitimasi dan kami terus mendukung Irak yang bersatu, federal, demokratis dan sejahtera," kata Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson.
"Kami mendesak semua pihak untuk tenang dan mengakhiri penyingkapan dan ancaman vokal dari tindakan timbal balik," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Sabtu (30/9).
Sebelumnya, Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan, Turki dan Rusia setuju referendum yang berlangsung awal pekan ini adalah tidak sah.
Erdogan, yang berbicara pasca melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin menuturkan, dia dan Putin sepakat integritas Irak adalah hal yang utama, dan merupakan salah satu syarat dari stabilitas di kawasan Timur Tengah.
"Referendum kemerdekaan Kurdi Irak tidak memiliki legitimasi. Rusia dan Turki sepakat bahwa integritas teritorial Irak dan Suriah harus dipertahankan. Pemerintah Daerah Kurdi di Irak utara harus dicegah melakukan kesalahan lebih besar," ungkap Erdogan.
"AS tidak mengakui referendum unilateral Pemerintah Daerah Kurdistan yang diadakan pada hari Senin. Pemungutan suara dan hasilnya kurang legitimasi dan kami terus mendukung Irak yang bersatu, federal, demokratis dan sejahtera," kata Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson.
"Kami mendesak semua pihak untuk tenang dan mengakhiri penyingkapan dan ancaman vokal dari tindakan timbal balik," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Sabtu (30/9).
Sebelumnya, Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan, Turki dan Rusia setuju referendum yang berlangsung awal pekan ini adalah tidak sah.
Erdogan, yang berbicara pasca melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin menuturkan, dia dan Putin sepakat integritas Irak adalah hal yang utama, dan merupakan salah satu syarat dari stabilitas di kawasan Timur Tengah.
"Referendum kemerdekaan Kurdi Irak tidak memiliki legitimasi. Rusia dan Turki sepakat bahwa integritas teritorial Irak dan Suriah harus dipertahankan. Pemerintah Daerah Kurdi di Irak utara harus dicegah melakukan kesalahan lebih besar," ungkap Erdogan.
(esn)