Dubes AS: Israel Hanya Menempati 2 Persen Tepi Barat
A
A
A
JERUSALEM - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Israel mengatakan bahwa Israel menduduki sebagian kecil Tepi Barat, hanya dua persen. Ia juga mengatakan bahwa permukiman di sana adalah bagian dari negara Yahudi yang tepat.
Komentar David Friedman disambut dengan kemarahan dan ejekan, karena orang-orang Palestina tetap berselisih dengan kebijakan AS selama puluhan tahun di Timur Tengah.
"Mereka (Israel) hanya menguasai 2 persen Tepi Barat," kata Friedman dalam sebuah wawancara dengan situs berita Israel Walla.
Dia menahan diri untuk tidak menjawab saat ditanya apakah permukiman akan dihapus dalam sebuah kesepakatan damai dengan Palestina.
"Saya pikir permukiman itu bagian dari Israel," katanya seperti dikutip dari Al Araby, Sabtu (30/9/2017).
Israel menduduki Tepi Barat selama perang 1967.
Palestina memiliki otonomi terbatas di 40 persen wilayah tersebut, dengan Israel menguasai sepenuhnya 60 persen sisanya.
Warga Palestina menuntut Tepi Barat sebagai bagian dari negara masa depan, dan masyarakat internasional mendukung visi ini serta memandang permukiman Israel di sana ilegal.
"Jelas, ada pertimbangan keamanan penting untuk permukiman tersebut, ada kepentingan nasionalistik, historis dan religius yang penting bagi permukiman tersebut dan saya pikir para pemukim memandang diri mereka sebagai orang Israel, dan Israel memandang pemukim sebagai orang Israel," kata Friedman.
Nabil Shaath, seorang ajudan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, menanggapinya lewat sebuah video di Twitter bahwa duta besar AS telah menunjukkan ketidaktahuan mutlak akan fakta hukum dan posisi Amerika Serikat.
"Ucapan Friedman adalah kabar buruk bagi masa depan upaya Amerika untuk berdamai di Timur Tengah," kata Shaath menambahkan.
Negosiator senior Palestina Saeb Erekat menyebut komentar Friedman "salah dan menyesatkan". Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa posisi semacam itu merusak upaya berkelanjutan untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi antara Israel dan Palestina yang didasarkan pada perbatasan 1967.
Friedman adalah anggota tim Presiden Donald Trump yang mempelopori upaya untuk memulai kembali perundingan damai Israel-Palestina.
Friedman, mantan pengacara kebangkrutan Trump, ditunjuk sebagai duta besar awal tahun ini, sebuah langkah yang ditentang oleh Demokrat dan beberapa kelompok Yahudi karena sumbangan ke permukiman Israel. Friedman bersikap oposisi terhadap status negara Palestina dan vokal mendukung posisi pemerintahan garis keras Israel.
Awal tahun ini, anak perempuan Friedman, 24 tahun, Talia, mendapat kewarganegaraan Israel. Dia meninggalkan AS dan berimigrasi ke Israel pada bulan Agustus, bersama dengan lebih dari 200 imigran dari Amerika Utara. Mereka disambut oleh Friedman saat mereka tiba di Israel.
Friedman mengatakan kepada media Israel bahwa dia bangga dengan putrinya. Dia mengatakan bahwa dia mencintai Israel. "Kami semua mencintai Israel. Seluruh keluarga kami mencintai Israel," katanya.
Komentar David Friedman disambut dengan kemarahan dan ejekan, karena orang-orang Palestina tetap berselisih dengan kebijakan AS selama puluhan tahun di Timur Tengah.
"Mereka (Israel) hanya menguasai 2 persen Tepi Barat," kata Friedman dalam sebuah wawancara dengan situs berita Israel Walla.
Dia menahan diri untuk tidak menjawab saat ditanya apakah permukiman akan dihapus dalam sebuah kesepakatan damai dengan Palestina.
"Saya pikir permukiman itu bagian dari Israel," katanya seperti dikutip dari Al Araby, Sabtu (30/9/2017).
Israel menduduki Tepi Barat selama perang 1967.
Palestina memiliki otonomi terbatas di 40 persen wilayah tersebut, dengan Israel menguasai sepenuhnya 60 persen sisanya.
Warga Palestina menuntut Tepi Barat sebagai bagian dari negara masa depan, dan masyarakat internasional mendukung visi ini serta memandang permukiman Israel di sana ilegal.
"Jelas, ada pertimbangan keamanan penting untuk permukiman tersebut, ada kepentingan nasionalistik, historis dan religius yang penting bagi permukiman tersebut dan saya pikir para pemukim memandang diri mereka sebagai orang Israel, dan Israel memandang pemukim sebagai orang Israel," kata Friedman.
Nabil Shaath, seorang ajudan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, menanggapinya lewat sebuah video di Twitter bahwa duta besar AS telah menunjukkan ketidaktahuan mutlak akan fakta hukum dan posisi Amerika Serikat.
"Ucapan Friedman adalah kabar buruk bagi masa depan upaya Amerika untuk berdamai di Timur Tengah," kata Shaath menambahkan.
Negosiator senior Palestina Saeb Erekat menyebut komentar Friedman "salah dan menyesatkan". Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa posisi semacam itu merusak upaya berkelanjutan untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi antara Israel dan Palestina yang didasarkan pada perbatasan 1967.
Friedman adalah anggota tim Presiden Donald Trump yang mempelopori upaya untuk memulai kembali perundingan damai Israel-Palestina.
Friedman, mantan pengacara kebangkrutan Trump, ditunjuk sebagai duta besar awal tahun ini, sebuah langkah yang ditentang oleh Demokrat dan beberapa kelompok Yahudi karena sumbangan ke permukiman Israel. Friedman bersikap oposisi terhadap status negara Palestina dan vokal mendukung posisi pemerintahan garis keras Israel.
Awal tahun ini, anak perempuan Friedman, 24 tahun, Talia, mendapat kewarganegaraan Israel. Dia meninggalkan AS dan berimigrasi ke Israel pada bulan Agustus, bersama dengan lebih dari 200 imigran dari Amerika Utara. Mereka disambut oleh Friedman saat mereka tiba di Israel.
Friedman mengatakan kepada media Israel bahwa dia bangga dengan putrinya. Dia mengatakan bahwa dia mencintai Israel. "Kami semua mencintai Israel. Seluruh keluarga kami mencintai Israel," katanya.
(ian)