AS Bakal Sebar Aset Militer Strategisnya di Semenanjung Korea
A
A
A
SEOUL - Amerika Serikat (AS) berjanji untuk menyebar aset militer strategisnya di dekat Semenanjung Korea di tengah meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara (Korut). Kepala Kantor Keamanan Nasional Korea Selatan (Korsel), Chung Eui-yong mengatakan, penyebaran perangkat keras AS dapat dimulai pada akhir tahun ini.
"AS telah berjanji untuk memperluas penggelaran rotasional aset strategisnya di dekat semenanjung Korea," kata Chung. Dia menyampaikan klaim tersebut setelah didesak apakah ada "celah" dalam aliansi dengan AS.
"Penyebaran akan dimulai sejak akhir tahun ini, dan ini akan membantu kita memperluas kemampuan pertahanan kita," lanjut Chung seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (28/9/2017).
Chung tidak spesifik tentang jenis perangkat keras militer mana yang mungkin dikirim AS. Dalam debat pertahanan Korsel, "aset strategis" AS dapat merujuk pada apapun mulai dari kunjungan kapal induk, kapal selam bertenaga nuklir, bom berat, dan bahkan pesawat tempur stealth dan sistem pertahanan rudal. Pentagon tidak menanggapi permintaan klarifikasi mengenai hal ini.
Pembicaraan mengenai penumpukan militer di sekitar semenanjung Korea terjadi setelah meningkatnya eskalasi dalam perang kata-kata antara Donald Trump dan Kim Jong-un pekan lalu. Puncaknya sebuah klaim pada hari Senin oleh menteri luar negeri Korut, Ri Yong-ho, bahwa Trump telah "mengumumkan perang" dalam sebuah tweet sehari sebelum mengatakan bahwa pemimpin rezim tersebut "tidak akan lama lagi".
Ri mengatakan negaranya akan dibenarkan untuk menembaki pembom AS, bahkan jika mereka berada di wilayah udara internasional. Dalam sebuah demonstrasi kekuatan pada hari Sabtu, pembom B-1B AS dan pendamping tempur terbang di lepas pantai Korut di utara zona demiliterisasi yang memisahkan bagian utara dan selatan semenanjung, untuk pertama kalinya abad ini.
Dalam beberapa hari terakhir, Korut dilaporkan memperkuat pertahanan di pesisir timurnya dengan memindahkan pesawat, bahan bakar dan perlengkapan militer lainnya.
Korsel sedang mengupayakan jaminan baru terhadap jaminan pertahanan AS saat Korut bergerak menuju pembangunan hulu ledak nuklir yang cukup kecil untuk memasang sebuah rudal yang mampu mencapai daratan AS. Jika terjadi konflik, kota-kota AS akan berisiko jika Washington turun tangan ke pihak Korsel - meningkatkan keraguan di Seoul mengenai apakah pemerintah AS pada akhirnya akan mengambil risiko itu.
Beberapa politisi di Korea Selatan telah menyerukan pemindahan senjata nuklir taktis AS di semenanjung, namun sampai saat ini, seruan semacam itu telah ditolak oleh AS.
"AS telah berjanji untuk memperluas penggelaran rotasional aset strategisnya di dekat semenanjung Korea," kata Chung. Dia menyampaikan klaim tersebut setelah didesak apakah ada "celah" dalam aliansi dengan AS.
"Penyebaran akan dimulai sejak akhir tahun ini, dan ini akan membantu kita memperluas kemampuan pertahanan kita," lanjut Chung seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (28/9/2017).
Chung tidak spesifik tentang jenis perangkat keras militer mana yang mungkin dikirim AS. Dalam debat pertahanan Korsel, "aset strategis" AS dapat merujuk pada apapun mulai dari kunjungan kapal induk, kapal selam bertenaga nuklir, bom berat, dan bahkan pesawat tempur stealth dan sistem pertahanan rudal. Pentagon tidak menanggapi permintaan klarifikasi mengenai hal ini.
Pembicaraan mengenai penumpukan militer di sekitar semenanjung Korea terjadi setelah meningkatnya eskalasi dalam perang kata-kata antara Donald Trump dan Kim Jong-un pekan lalu. Puncaknya sebuah klaim pada hari Senin oleh menteri luar negeri Korut, Ri Yong-ho, bahwa Trump telah "mengumumkan perang" dalam sebuah tweet sehari sebelum mengatakan bahwa pemimpin rezim tersebut "tidak akan lama lagi".
Ri mengatakan negaranya akan dibenarkan untuk menembaki pembom AS, bahkan jika mereka berada di wilayah udara internasional. Dalam sebuah demonstrasi kekuatan pada hari Sabtu, pembom B-1B AS dan pendamping tempur terbang di lepas pantai Korut di utara zona demiliterisasi yang memisahkan bagian utara dan selatan semenanjung, untuk pertama kalinya abad ini.
Dalam beberapa hari terakhir, Korut dilaporkan memperkuat pertahanan di pesisir timurnya dengan memindahkan pesawat, bahan bakar dan perlengkapan militer lainnya.
Korsel sedang mengupayakan jaminan baru terhadap jaminan pertahanan AS saat Korut bergerak menuju pembangunan hulu ledak nuklir yang cukup kecil untuk memasang sebuah rudal yang mampu mencapai daratan AS. Jika terjadi konflik, kota-kota AS akan berisiko jika Washington turun tangan ke pihak Korsel - meningkatkan keraguan di Seoul mengenai apakah pemerintah AS pada akhirnya akan mengambil risiko itu.
Beberapa politisi di Korea Selatan telah menyerukan pemindahan senjata nuklir taktis AS di semenanjung, namun sampai saat ini, seruan semacam itu telah ditolak oleh AS.
(ian)