Rakyat Korut Sambut Perlawanan Kim Jong-un terhadap Trump
A
A
A
PYONGYANG - Puluhan ribu rakyat Korea Utara (Korut) berkumpul di Kim Il-sung Square, Pyongyang, pada hari Sabtu. Mereka menyambut dan mendukung perlawanan pemimpin Korut Kim Jong-un terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Demo besar-besaran yang didominasi para pelajar ini difasilitasi pihak berwenang Pyongyang. Massa mengenakan kemeja putih dan kain merah serta mengibarkan bendera khas Partai Buruh.
Massa yang juga berasal dari kalangan pekerja ini kompak mengepalkan tangan dan mengulang-ulang ledekan Kim terhadap Trump, yakni “cacat mental” dan “dotard”.
Ledekan Kim itu sebagai perlawanan terhadap Presiden Trump yang lebih dulu menghina diktator muda Pyongyang itu dengan sebutan “manusia roket” dalam pidatonya di sidang Majelis Umum PBB. Dalam pidatonya, Trump juga mengancam akan menghancurkan Korut secara total jika nekat menyerang AS atau sekutu-sekutunya.
Sejumlah poster raksasa dengan gambar rudal merah yang meruntuhkan gedung Capitol AS, terbentang di Kim Il-sung Square. Poster itu bertuliskan “Jawaban Korea”.
”Saya ingin meletakkan pena dan mengangkat senjata lagi untuk melakukan tugas saya guna mempertahankan Tanah Air,” kata mahasiswa Teknik Mesin Pyongyang, Ri Il-ung, 24.
”Trump adalah penghasut dan gangster backstreet,” ujarnya, seperti dikutip The Telegraph, Minggu (24/9/2017). ”Sangat menggelikan bahwa orang seperti itu bisa menjadi politisi.”
Pyongyang menegaskan bahwa pihaknya membutuhkan senjata nuklir untuk melindungi dirinya dari invasi AS. Militer negara itu telah melakukan uji coba senjata nuklir keenam kalinya yang diganjar rentetan sanksi oleh Dewan Keamanan PBB.
Demo besar kemarin menjadi cirikhas rakyat Korut dalam membela pemimpinnya, seperti yang terjadi di era kepemimpinan Kim Jong-Il dan Kim Il-sung, ayah dan kakek Kim Jong-un.
“Marilah kita melindungi dengan hidup kita demi komite pusat partai yang dipimpin oleh kamerad besar Kim Jong-un,” bunyi spanduk besar yang menjadi latar belakang para demonstran.
Pejabat di Kementerian Perlindungan Lingkungan, Han Kwang-nam, kepada AFP, mengaku bangga memiliki pemimpin seperti Kim Jong-un. ”Kami tidak takut apa-apa, kami tidak takut karena kami memiliki jenderal terbesar, Pemimpin Tertinggi Kamerad Kim Jong-un,” katanya. ”Kami pasti akan meraih kemenangan.”
Demo besar-besaran yang didominasi para pelajar ini difasilitasi pihak berwenang Pyongyang. Massa mengenakan kemeja putih dan kain merah serta mengibarkan bendera khas Partai Buruh.
Massa yang juga berasal dari kalangan pekerja ini kompak mengepalkan tangan dan mengulang-ulang ledekan Kim terhadap Trump, yakni “cacat mental” dan “dotard”.
Ledekan Kim itu sebagai perlawanan terhadap Presiden Trump yang lebih dulu menghina diktator muda Pyongyang itu dengan sebutan “manusia roket” dalam pidatonya di sidang Majelis Umum PBB. Dalam pidatonya, Trump juga mengancam akan menghancurkan Korut secara total jika nekat menyerang AS atau sekutu-sekutunya.
Sejumlah poster raksasa dengan gambar rudal merah yang meruntuhkan gedung Capitol AS, terbentang di Kim Il-sung Square. Poster itu bertuliskan “Jawaban Korea”.
”Saya ingin meletakkan pena dan mengangkat senjata lagi untuk melakukan tugas saya guna mempertahankan Tanah Air,” kata mahasiswa Teknik Mesin Pyongyang, Ri Il-ung, 24.
”Trump adalah penghasut dan gangster backstreet,” ujarnya, seperti dikutip The Telegraph, Minggu (24/9/2017). ”Sangat menggelikan bahwa orang seperti itu bisa menjadi politisi.”
Pyongyang menegaskan bahwa pihaknya membutuhkan senjata nuklir untuk melindungi dirinya dari invasi AS. Militer negara itu telah melakukan uji coba senjata nuklir keenam kalinya yang diganjar rentetan sanksi oleh Dewan Keamanan PBB.
Demo besar kemarin menjadi cirikhas rakyat Korut dalam membela pemimpinnya, seperti yang terjadi di era kepemimpinan Kim Jong-Il dan Kim Il-sung, ayah dan kakek Kim Jong-un.
“Marilah kita melindungi dengan hidup kita demi komite pusat partai yang dipimpin oleh kamerad besar Kim Jong-un,” bunyi spanduk besar yang menjadi latar belakang para demonstran.
Pejabat di Kementerian Perlindungan Lingkungan, Han Kwang-nam, kepada AFP, mengaku bangga memiliki pemimpin seperti Kim Jong-un. ”Kami tidak takut apa-apa, kami tidak takut karena kami memiliki jenderal terbesar, Pemimpin Tertinggi Kamerad Kim Jong-un,” katanya. ”Kami pasti akan meraih kemenangan.”
(mas)