Ulama Saudi Bilang Wanita Jangan Nyetir karena Punya 'Seperempat Otak'
A
A
A
RIYADH - Seorang ulama senior Arab Saudi dikecam setelah menyarankan agar wanita jangan menyetir mobil karena memiliki "seperempat otak". Komentar itu dianggap menghina kaum perempuan.
Ulama itu bernama Sheikh Saad al-Hajari. ”Maukah Anda memberikan seseorang dengan setengah kecerdasan (untuk) sebuah SIM (surat izin mengemudi)?,” katanya.
”Jadi bagaimana Anda memberikannya kepada wanita saat dia memiliki sedikit kecerdasan?,” ujarnya. ”Dan jika mereka pergi ke pasar, ini akan terbagi dua lagi! Jadi mereka sekarang memiliki seperempat intelek.”
Wanita belum diizinkan mengemudi mobil di Arab Saudi selama 60 tahun terakhir. Namun, larangan tersebut terus menjadi perdebatan sengit baik di dalam maupun di luar negeri.
Ulama yang menjadi kepala fatwa agama di Provinsi Assir selatan itu, dianggap salah mengartikan Islam.
Cendekiawan setempat, Dr Abdullah al-Ghathami, seperti dilansir surat kabar Sabq, telah mengkritisi pernyataan ulama tersebut. ”Musuh-musuh Islam tidak akan menemukan apa yang lebih mematikan dalam agama kita daripada orang yang salah menafsirkan teks dan salah mengartikannya,” katanya.
Publik Saudi juga ramai-ramai mengkritisi ulama tersebut melalui Twitter. “Seperempat otak berkontribusi terhadap kontinuitas kemanusiaan, dan otak penuh berkontribusi pada regresinya,” tulis seorang pengguna Twitter, seperti dikutip dari Arab News, Sabtu (23/9/2017).
Pengguna Twitter lainnya menulis; ”Tidakkah mereka merasa malu, berbicara tentang ibu mereka sendiri seperti ini?”.
Di antara mereka yang telah mengkritik larangan mengemudi bagi perempuan adalah Pangeran Saudi, Alwaleed bin Talal. Menurut bangsawan Saudi yang terkenal sebagai miliarder ini, larangan tersebut tidak adil.
Ulama itu bernama Sheikh Saad al-Hajari. ”Maukah Anda memberikan seseorang dengan setengah kecerdasan (untuk) sebuah SIM (surat izin mengemudi)?,” katanya.
”Jadi bagaimana Anda memberikannya kepada wanita saat dia memiliki sedikit kecerdasan?,” ujarnya. ”Dan jika mereka pergi ke pasar, ini akan terbagi dua lagi! Jadi mereka sekarang memiliki seperempat intelek.”
Wanita belum diizinkan mengemudi mobil di Arab Saudi selama 60 tahun terakhir. Namun, larangan tersebut terus menjadi perdebatan sengit baik di dalam maupun di luar negeri.
Ulama yang menjadi kepala fatwa agama di Provinsi Assir selatan itu, dianggap salah mengartikan Islam.
Cendekiawan setempat, Dr Abdullah al-Ghathami, seperti dilansir surat kabar Sabq, telah mengkritisi pernyataan ulama tersebut. ”Musuh-musuh Islam tidak akan menemukan apa yang lebih mematikan dalam agama kita daripada orang yang salah menafsirkan teks dan salah mengartikannya,” katanya.
Publik Saudi juga ramai-ramai mengkritisi ulama tersebut melalui Twitter. “Seperempat otak berkontribusi terhadap kontinuitas kemanusiaan, dan otak penuh berkontribusi pada regresinya,” tulis seorang pengguna Twitter, seperti dikutip dari Arab News, Sabtu (23/9/2017).
Pengguna Twitter lainnya menulis; ”Tidakkah mereka merasa malu, berbicara tentang ibu mereka sendiri seperti ini?”.
Di antara mereka yang telah mengkritik larangan mengemudi bagi perempuan adalah Pangeran Saudi, Alwaleed bin Talal. Menurut bangsawan Saudi yang terkenal sebagai miliarder ini, larangan tersebut tidak adil.
(mas)