Tillerson: Opsi Militer Terhadap Korut Pilihan Terakhir
A
A
A
WASHINGTON - Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, mengatakan pilihan militer akan menjadi satu-satunya pilihan jika upaya diplomatik terhadap Korea Utara (Korut) gagal. Hal itu dikatakan Tillerson dalam acara Face the Nation.
"Tapi untuk menjadi jelas, kami mencari solusi damai untuk ini," tegasnya seperti dikutip dari CBS News, Senin (18/9/2017).
Tillerson mengatakan bahwa kebijakan AS terhadap Korut adalah menolak kepemilikan senjata nuklir dan kemampuan untuk menggunakan senjata itu. Dia mengatakan bahwa strategi AS adalah tekanan kampanye damai yang disebutnya sebagai the four no's.
"The four no's ada karena kita tidak mencari perubahan rezim, kita tidak mencari keruntuhan rezim, kita tidak mencari reunifikasi kilat semenanjung yang dipercepat, dan kita tidak mencari alasan untuk mengirim pasukan kita ke utara zona demiliterisasi," jelas Tillerson.
Ia mengatakan bahwa kampanye tekanan dibangun di seputar menggabungkan koalisi internasional terbesar dan terkuat untuk mengirim pesan ke Korut dan tetangganya, Rusia dan China, bahwa inilah kebijakan negara-negara lain di dunia.
"Dan Anda telah melihat yang diungkapkan sekarang dalam dua resolusi dewan keamanan yang bulat untuk menjatuhkan sanksi ketat yang pernah ada. Semua itu dirancang untuk membawa Korut ke meja dialog konstruktif dan produktif," kata Tillerson.
Mengenai langkah AS selanjutnya mengenai Korut, Tillerson mengatakan bahwa dia menunggu rezim Pyongyang untuk mengindikasikan bahwa mereka siap untuk melakukan "perundingan yang konstruktif dan produktif."
"Kami telah mencoba beberapa kali untuk memberi isyarat kepada mereka bahwa kami siap saat mereka siap. Dan mereka telah menanggapi dengan peluncuran rudal dan uji coba nuklir lagi," katanya.
"Yang perlu mereka lakukan untuk memberi tahu kami bahwa mereka siap untuk berbicara adalah menghentikan tes ini, menghentikan tindakan provokatif ini, dan mari menurunkan tingkat ancaman dan retorika," tukasnya.
"Tapi untuk menjadi jelas, kami mencari solusi damai untuk ini," tegasnya seperti dikutip dari CBS News, Senin (18/9/2017).
Tillerson mengatakan bahwa kebijakan AS terhadap Korut adalah menolak kepemilikan senjata nuklir dan kemampuan untuk menggunakan senjata itu. Dia mengatakan bahwa strategi AS adalah tekanan kampanye damai yang disebutnya sebagai the four no's.
"The four no's ada karena kita tidak mencari perubahan rezim, kita tidak mencari keruntuhan rezim, kita tidak mencari reunifikasi kilat semenanjung yang dipercepat, dan kita tidak mencari alasan untuk mengirim pasukan kita ke utara zona demiliterisasi," jelas Tillerson.
Ia mengatakan bahwa kampanye tekanan dibangun di seputar menggabungkan koalisi internasional terbesar dan terkuat untuk mengirim pesan ke Korut dan tetangganya, Rusia dan China, bahwa inilah kebijakan negara-negara lain di dunia.
"Dan Anda telah melihat yang diungkapkan sekarang dalam dua resolusi dewan keamanan yang bulat untuk menjatuhkan sanksi ketat yang pernah ada. Semua itu dirancang untuk membawa Korut ke meja dialog konstruktif dan produktif," kata Tillerson.
Mengenai langkah AS selanjutnya mengenai Korut, Tillerson mengatakan bahwa dia menunggu rezim Pyongyang untuk mengindikasikan bahwa mereka siap untuk melakukan "perundingan yang konstruktif dan produktif."
"Kami telah mencoba beberapa kali untuk memberi isyarat kepada mereka bahwa kami siap saat mereka siap. Dan mereka telah menanggapi dengan peluncuran rudal dan uji coba nuklir lagi," katanya.
"Yang perlu mereka lakukan untuk memberi tahu kami bahwa mereka siap untuk berbicara adalah menghentikan tes ini, menghentikan tindakan provokatif ini, dan mari menurunkan tingkat ancaman dan retorika," tukasnya.
(ian)