Berebut Bantuan, 3 Pengungsi Rohingya Tewas
A
A
A
COXS BAZAR - Badan-badan PBB mengatakan dua anak-anak dan seorang wanita tewas terinjak-injak untuk mendapatkan bantuan di dekat sebuah kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh. Insiden ini terjadi di tengah meluasnya perkelahian di kalangan pengungsi untuk makanan dan pakaian yang dilemparkan dari truk-truk pengangkut barang bantuan.
Insiden tersebut terjadi pada hari Jumat di Balukhali di distrik Cox's Bazar. Di sini puluhan ribu Muslim Rohingya telah berkemah selama berminggu-minggu setelah melarikan diri dari Rakhine, Myanmar.
"Dua anak dan seorang wanita terbunuh dalam sebuah insiden selama persebaran pakaian yang tidak sah di jalan di daerah Balukhali Pan Bazar," kata sebuah laporan yang disiapkan oleh sekelompok badan PBB dan dua badan amal seperti dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (16/9/2017).
"Meskipun ada peraturan daerah dan ruang kontrol, distribusi barang bantuan swasta terus berlanjut," sambung laporan itu, menyoroti manajemen bantuan yang kacau yang telah menarik diri dari para pekerja kemanusiaan.
Koresponden AFP telah menyaksikan aksi kekerasan untuk mendapatkan bantuan di kamp-kamp sekitar Cox's Bazar. Saksi dari pengungsi juga menceritakan tentang perebutan bantuan.
Seorang pakar hak asasi lokal menyalahkan pemerintah untuk pengelolaan bantuan yang kacau. Ia mengatakan bahwa perkelahian terjadi setiap kali sebuah truk bantuan tiba dan ketika karung makanan dilemparkan ke para pengungsi.
Dua pejabat polisi mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya kematian para pengungsi karena adanya perebutan di kamp Rohingya.
"Kami tahu dua orang Rohingya telah meninggal pada hari Jumat di daerah Balukhali, termasuk bayi berusia enam bulan yang meninggal karena pneumonia," kata kepala polisi setempat Mohammed Kai-Kislu.
Seorang pria berusia 70 tahun meninggal karena sebab alami, katanya, menambahkan bahwa seorang pria Rohingya lainnya meninggal pada hari Sabtu di tempat yang berbeda.
PBB mengatakan pada hari Sabtu bahwa 409.000 orang Rohingya telah melarikan diri dari negara Rakhine yang dilecehkan sejak 25 Agustus ketika serangan pemberontak Rohingya terhadap pasukan keamanan memicu sebuah tindakan keras oleh tentara Myanmar.
Sebagian besar Rohingya, yang menghabiskan lebih dari satu minggu melakukan pelayaran lintas negara dari Rakhine ke perbatasan Bangladesh, telah menemukan kamp-kamp yang meluap dan terpaksa berkemah di pinggir jalan berlumpur.
Insiden tersebut terjadi pada hari Jumat di Balukhali di distrik Cox's Bazar. Di sini puluhan ribu Muslim Rohingya telah berkemah selama berminggu-minggu setelah melarikan diri dari Rakhine, Myanmar.
"Dua anak dan seorang wanita terbunuh dalam sebuah insiden selama persebaran pakaian yang tidak sah di jalan di daerah Balukhali Pan Bazar," kata sebuah laporan yang disiapkan oleh sekelompok badan PBB dan dua badan amal seperti dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (16/9/2017).
"Meskipun ada peraturan daerah dan ruang kontrol, distribusi barang bantuan swasta terus berlanjut," sambung laporan itu, menyoroti manajemen bantuan yang kacau yang telah menarik diri dari para pekerja kemanusiaan.
Koresponden AFP telah menyaksikan aksi kekerasan untuk mendapatkan bantuan di kamp-kamp sekitar Cox's Bazar. Saksi dari pengungsi juga menceritakan tentang perebutan bantuan.
Seorang pakar hak asasi lokal menyalahkan pemerintah untuk pengelolaan bantuan yang kacau. Ia mengatakan bahwa perkelahian terjadi setiap kali sebuah truk bantuan tiba dan ketika karung makanan dilemparkan ke para pengungsi.
Dua pejabat polisi mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya kematian para pengungsi karena adanya perebutan di kamp Rohingya.
"Kami tahu dua orang Rohingya telah meninggal pada hari Jumat di daerah Balukhali, termasuk bayi berusia enam bulan yang meninggal karena pneumonia," kata kepala polisi setempat Mohammed Kai-Kislu.
Seorang pria berusia 70 tahun meninggal karena sebab alami, katanya, menambahkan bahwa seorang pria Rohingya lainnya meninggal pada hari Sabtu di tempat yang berbeda.
PBB mengatakan pada hari Sabtu bahwa 409.000 orang Rohingya telah melarikan diri dari negara Rakhine yang dilecehkan sejak 25 Agustus ketika serangan pemberontak Rohingya terhadap pasukan keamanan memicu sebuah tindakan keras oleh tentara Myanmar.
Sebagian besar Rohingya, yang menghabiskan lebih dari satu minggu melakukan pelayaran lintas negara dari Rakhine ke perbatasan Bangladesh, telah menemukan kamp-kamp yang meluap dan terpaksa berkemah di pinggir jalan berlumpur.
(ian)