NATO Serukan Respon Global Atas Uji Coba Rudal Korut
A
A
A
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg kembali menyerukan respon global untuk menghalau ancaman Korea Utara (Korut). Seruan terbaru ini datang setelah Korut kembali melakukan uji coba rudal balistik.
Dalam sebuah pernyataan, Stoltenberg menyatakan uji coba rudal terbaru Korut, yang melintasi langit Hokaido di Jepang adalah sebuah pelanggaran mencolok terhadap resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB. Oleh karena itu, hal ini harus mendapatkan respon yang kuat dari dunia internasional.
"Peluncuran rudal Kout adalah pelanggaran resolusi PBB yang sembrono, sebuah ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan internasional yang menuntut sebuah respon global," ucap Stoltenberg, seperti dilansir Anadolu Agency pada Jumat (15/9).
Sementara itu, Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengancam akan menghancurkan Korut secara total hingga sulit dipulihkan jika terus melakukan provokasi. Pemimpin Korsel itu juga mengesampingkan kemungkinan untuk membuka dialog dengan rezim Kim Jong-un yang telah mengumbar retorika perang.
”Jika Korut terus melakukan provokasi terhadap kami atau sekutu kami, kami memiliki kekuatan untuk menghancurkan (Korut) hingga sulit dipulihkan,” kata Moon.
Moon sendiri segera mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional (NSC) tidak lama setelah peluncuran itu terjadi, di mana dia mengutuk peluncuran rudal Pyongyang. Menurutnya, Korut sekali lagi telah melanggar resolusi DK PBB dan menimbulkan tantangan berat bagi perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea dan masyarakat global.
Dalam sebuah pernyataan, Stoltenberg menyatakan uji coba rudal terbaru Korut, yang melintasi langit Hokaido di Jepang adalah sebuah pelanggaran mencolok terhadap resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB. Oleh karena itu, hal ini harus mendapatkan respon yang kuat dari dunia internasional.
"Peluncuran rudal Kout adalah pelanggaran resolusi PBB yang sembrono, sebuah ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan internasional yang menuntut sebuah respon global," ucap Stoltenberg, seperti dilansir Anadolu Agency pada Jumat (15/9).
Sementara itu, Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengancam akan menghancurkan Korut secara total hingga sulit dipulihkan jika terus melakukan provokasi. Pemimpin Korsel itu juga mengesampingkan kemungkinan untuk membuka dialog dengan rezim Kim Jong-un yang telah mengumbar retorika perang.
”Jika Korut terus melakukan provokasi terhadap kami atau sekutu kami, kami memiliki kekuatan untuk menghancurkan (Korut) hingga sulit dipulihkan,” kata Moon.
Moon sendiri segera mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional (NSC) tidak lama setelah peluncuran itu terjadi, di mana dia mengutuk peluncuran rudal Pyongyang. Menurutnya, Korut sekali lagi telah melanggar resolusi DK PBB dan menimbulkan tantangan berat bagi perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea dan masyarakat global.
(esn)